Raisi dan Abdollahian; Syuhada yang Mengabdi pada Iran, Islam dan Muqawama
Setelah berjam-jam menanti, Senin (20/5/2024) rakyat Iran dengan rasa tidak percaya, akhirnya harus menerima kebenaran berita gugurnya Presiden mereka, Sayid Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan sejumlah pejabat karena kecelakaan udara.
Helikopter yang membawa Sayid Ebrahim Raisi beserta rombongan yang pada hari Minggu (19/5/2024) berkunjung ke Provinsi Azerbaijan Timur untuk meresmikan Bendungan Khoda Afarin dan sejumlah proyek nasional lainnya, ketika kembali mengalami kecelakaan udara di wilayah Varzeqan dan jatuh karena cuaca buruk. Dalam insiden menyedihkan ini, Sayid Ebrahim Raisi, Hossein Amir-Abdollahian, Ayatullah Mohammad Ali Al-e Hashem, imam Jumat Tabriz, Malek Rahmati, gubernur Azerbaijan Timur serta sejumlah tim pengawal presiden, pilot dan kopilot gugur.
Sayid Ebrahim Raisi, presiden kedelapan Iran selama tiga tahun lalu dan ketika memangku jabatan sebagai kepala eksekutif, senantiasa berusaha keras memakmurkan negara dan mengembangkan hubungan dengan negara-negara tetangga, muslim serta mendukung rakyat tertindas Palestina. Sekaitan dengan ini, Presiden Raisi pada hari Minggu (19/5/2024) pagi dan beberapa jam sebelum syahid, dalam acara peresmian bendungan bersama Iran-Azerbaijan, Qiz Qalehsi yang juga dihadiri Presiden Republik Azerbaijan, Ilham Aliyev, menjelaskan bahwa hubungan bersahabat Iran dengan Republik Azerbaijan adalah hubungan yang kuat yang memiliki akar sejarah dan keyakinan dua negara tidak akan pernah bisa dipecahkan.
Meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tetangga dan kawasan merupakan salah satu prioritas kebijakan luar negeri pemerintahan ke-13 Presiden Raisi, dan dalam hal ini, ia mencoba mempromosikannya dengan berbagai perjalanan ke negara-negara tetangga dan kawasan, yang ia capai secara signifikan. Memperhatikan kapasitas ekonomi yang besar dari negara-negara tetangga dan kedekatan geografi serta kesamaan budaya, bahasa dan agama antara Iran dan negara-negara tetangganya merupakan salah satu prioritas presiden. Perjalanan Presiden Raisi dalam tiga tahun terakhir ke Arab Saudi, Pakistan, Turki, Irak, Tajikistan, Turkmenistan, Rusia, Qatar, Oman, Uzbekistan, Kazakhstan, Cina dan Suriah semuanya menunjukkan keyakinan presiden Iran terhadap pengembangan hubungan dengan negara tetangga, regional dan Islam.
Prestasi lain dari perjalanan ini adalah menjelaskan posisi Timur dalam kebijakan luar negeri pemerintahan ke-13 dan upaya pemerintah untuk mendiversifikasi kebijakan luar negeri, yang dicapai dengan cara terbaik selama periode ini. Dalam pidato resmi pertamanya setelah memenangkan pemilu, Sayid Ebrahim Raisi menekankan bahwa pendekatan kebijakan luar negeri pemerintah Iran adalah untuk mengamankan kepentingan nasional di kancah regional dan internasional, dengan fokus pada penguatan hubungan dengan negara tetangga, regional dan Muslim, serta mendukung cita-cita rakyat tertindas Palestina.
Dalam perjalanannya ke New York dan pertemuan tahunan PBB, Ebrahim Raisi, yang mendukung perjuangan rakyat Palestina melawan pendudukan rezim Zionis, berulang kali menekankan bahwa satu-satunya solusi terhadap masalah Palestina adalah diakhirinya pendudukan Zionis dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem (al-Quds) sebagai ibu kotanya. Dengan mengedepankan politik luar negeri Republik Islam Iran di era baru untuk mengembangkan dan memperdalam hubungan serta kerja sama dengan negara-negara kawasan dan tetangga, Presiden Raisi menekankan bahwa kerja sama regional bermanfaat bagi perdamaian, keamanan, dan kemajuan bangsa-bangsa di kawasan dan Iran menyambutnya.
Sementara itu, Almarhum Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian yang juga seperti Almarhum Presiden Raisi selama tiga tahun lalu seraya menekankan hidup berdampingan secara damai dan memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga dan kawasan, ia memainkan peran penting dalam menghidupkan kembali hubungan Iran dengan negara-negara tersebut, khususnya Arab Saudi. Ia juga menegaskan bahwa tangan persabahatan dan pelukan persaudaraan Iran terbuka bagi tetangga dan seluruh negara kawasan.
Dalam pertemuan dengan para pemimpin muqawama Palestina, Amir-Abdollahian memuji pendirian rakyat dan perlawanan Palestina dalam melawan babak baru genosida Zionis di Gaza dan menjelaskan bahwa perkembangan terkini di kawasan tersebut menunjukkan perlawanan rakyat Palestina yang heroik dan berani tetap hidup dan ketidakberdayaan kaum Zionis. Saat ini, perlawanan berada pada titik terbaiknya dan rezim teroris Zionis berada pada titik terlemahnya.
Almarhum Presiden Sayid Ebrahim Raisi dan Hossein Amir-Abdollahian, mendiang Menteri Luar Negeri Iran, juga telah melakukan puluhan panggilan telepon dan pertemuan dengan para pemimpin negara-negara Islam dalam beberapa bulan terakhir, sambil meletakkan dasar bagi pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) baru-baru ini untuk membahas cara untuk menghentikan genosida rezim Zionis di Gaza dan membangun gencatan senjata di wilayah tersebut, telah melakukan banyak upaya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang terkepung, yang merupakan hal yang luar biasa dan patut dihargai.
Dengan gugurnya Presiden Sayid Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan sekelompok pejabat akibat kecelakaan udara tersebut, rakyat Iran, seperti negara-negara lain, tidak akan pernah melupakan jasa dan upaya para tetua dan tokoh mereka, serta dengan menghormati dan mengingat mereka, rakyat negara ini akan terus berjuang dan berkorban untuk melanjutkan pengabdian tanpa pamrih mereka demi kemajuan dan keagungan Iran Islami. (MF)