Netizen Iran: Kami Tak Mau Berunding dengan AS karena Kami Tak Percaya
(last modified Wed, 12 Feb 2025 10:26:07 GMT )
Feb 12, 2025 17:26 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Parstoday – Para pengguna media sosial X asal Iran, menyebut pretensi Presiden Amerika Serikat, terkait perundingan dengan Republik Islam Iran, adalah penipuan besar yang dilakukan Washington.

Donald Trump, di periode pertama menjabat Presiden AS, melanggar kesepakatan nuklir Iran, JCPOA, akan tetapi kali ini kembali mengaku bahwa dirinya lebih memilih kesepakatan dengan Iran.
 
Di sisi lain, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, dalam pertemuan dengan jajaran komandan dan pegawai Angkatan Udara serta Pertahanan Udara Militer Iran mengatakan, “Perundingan dengan AS bukan tindakan yang cerdas, rasional, dan bermartabat.”
 
Sehubungan dengan masalah ini, para pengguna media sosial X asal Iran, menyatakan dukungan atas visi Ayatullah Sayid Ali Khamenei, dan mengatakan bahwa perundingan dengan AS adalah kesalahan strategis.
 
Salah seorang pengguna X asal Iran, bernama Hassan Nasseripour menyebut perundingan Amerika Serikat, dengan Iran, adalah janji kosong dan absurd.
 
Ia menulis, “Pengalaman membuktikan bahwa perundingan dengan AS berarti pelanggaran komitmen dan kerugian total. Dari peristiwa Robert McFarlane (mantan Penasihat Keamanan Nasional AS) hingga JCPOA, tidak ada hasil apa pun yang diperoleh selain penipuan dan kerugian. Imam Khamenei dengan cerdas menunjukkan jalan kemuliaan, yaitu kukuh melangkah di jalan Revolusi Islam, tidak tunduk pada tipu daya.”
 
Sementara itu Sajad Babamir, pengguna X lain asal Iran, menulis, “Pendapat kami adalah pendapat Pemimpin Revolusi, kami tidak menginginkan perundingan. Rakyat Iran, dalam pawai HUT Revolusi Islam Iran ke-46, satu suara meneriakkan ‘mustahil kami tunduk pada kehinaan’, artinya perlawanan semesta rakyat Iran, atas AS.”
 
Kianoush Souri, pengguna X asal Iran, meyakini bahwa perundingan dengan AS, berarti lenyapnya prestasi-prestasi Revolusi Islam, pendek kata, kehancuran Iran.
 
Pengguna X asal Iran, bernama Nahid Rouhan, menyoroti klaim Trump, yang mengaku lebih memilih kesepakatan dengan Iran, daripada pemboman besar-besar atas negara ini.
 
Ia menulis, “Israel, tidak pada posisi yang dapat melakukan pengeboman terhadap Iran, lagi pula orang yang ingin berunding, tentunya tidak akan mengancam.”
 
Mohammad Jamshidi, aktivis politik dan pengguna X asal Iran, menilai permainan kata perundingan Trump, dilakukan untuk menipu opini publik.
 
“Alasan bahwa perundingan dengan AS tidak bermartabat adalah karena pretensi Trump tentang perundingan, tapi pada saat yang sama dalam sebuah kebijakan resmi, ia menuntut penghancuran kekuatan militer Iran, perlucutan senjata rudal, bahkan kontrol persenjataan konvensional,” paparnya. 
 
Mahta Yousefi, pengguna X asal Iran, menyebut perundingan dengan AS tidak berguna. Ia mengatakan, “Perbedaan bangsa Iran, dengan kebanyakan bangsa lain adalah bangsa Iran, punya keberanian mengatakan AS adalah agresor, pembohong, penipu, dan arogan, bangsa Iran berani mengatakan, “Mampus Amerika!.” (HS)