Menlu Iran kepada Paus Baru: Agama Harus Menentang Ketidakadilan dan Hasutan Perang
Menteri Luar Negeri Iran mengucapkan selamat kepada Paus Leo XIV atas terpilihnya sebagai pemimpin baru umat Kristen Katolik dunia.
Tehran, Pars Today- Kardinal Robert Francis Prevost baru saja terpilih sebagai penerus mendiang Paus Fransiskus.
Paus baru dengan gelar Leo XIV, berusia 69 tahun, berasal dari Chicago, Illinois, AS, dan dianggap sebagai pemimpin Katolik pertama di dunia yang berkewarganegaraan Amerika.
Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dalam pesan yang ditujukan kepada Paus Leo XIV, pemimpin baru umat Kristen Katolik sedunia, pada hari Jumat memberikan penghormatan kepada mendiang Paus Fransiskus, dan menyampaikan harapan bahwa pemilihannya akan menjadi kesempatan berharga untuk memajukan keadilan dan martabat manusia serta menjaga perdamaian dan ketenangan.
Menteri Luar Negeri Iran menulis surat kepada Paus Leo XIV, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik di dunia menegaskan,"Saya menyampaikan ucapan selamat yang paling tulus atas terpilihnya Anda sebagai Pemimpin Gereja Katolik ke-267 di dunia."
Araqchi melanjutkan,"Pada saat dunia dilanda ketidakadilan dan kekejaman, kemiskinan dan kesenjangan, serta perang dan pertumpahan darah yang belum pernah terjadi sebelumnya, perhatian internasional terhadap pemilihan Paus baru merupakan tanda harapan dan ekspektasi publik terhadap peran agama dan ajaran agama dalam melindungi nilai-nilai kemanusiaan dan moral yang transenden serta mencegah dominasi kejahatan moral di tengah umat manusia."
Sembari berdoa untuk ketenangan jiwa Paus Fransiskus, ia menulis, "Kami berdoa dan memiliki harapan penuh keyakinan bahwa pemilihan Anda sebagai pemimpin umat Kristen Katolik akan menjadi kesempatan berharga untuk memajukan spiritualitas, moralitas, keadilan, dan martabat manusia, memajukan toleransi antaragama, suku, dan bangsa, serta memelihara perdamaian dan ketenangan."
Menteri Luar Negeri Iran menegaskan, "Dalam kerangka pendekatan berprinsipnya untuk memajukan moralitas dan melindungi hak asasi manusia serta martabat manusia di seluruh dunia, dengan memanfaatkan ajaran agama, Republik Islam Iran, seperti di masa lalu, telah berupaya keras untuk mengonsolidasikan dan memperkuat hubungannya dengan Vatikan, dan tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk memajukan dialog antaragama dan berusaha keras untuk mencapai perdamaian dan keamanan di dunia serta menghadapi kekerasan, penindasan, ketidakadilan, dan perundungan. Kami siap untuk membuka segala jenis konsultasi, sinergi, dan kerja sama dengan Vatikan dalam hal ini."(PH)