Ghasemi Reaksi Intervensi Kanada terhadap Urusan Dalam Negeri Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menyebut posisi inteventif pemerintah Kanada dalam urusan internal Iran sebagai pelanggaran terhadap kewajiban hukum dan internasional negara itu serta tidak memiliki kredibilitas.
Bahram Ghasemi mengungkapkan hal itu ketika menyinggung pembunuhan terhadap warga Iran di Kanada oleh polisi negara ini dan sikap tidak bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.
Seperti dilansir Kantor Diplomasi Media Kemlu Iran, Minggu (31/12/2017), Ghasemi menuturkan, pengabaian terhadap tuntutan dan permintaan atas hak warga Iran yang tinggal di Kanada untuk menikmati hak-hak dasar konsuler –meskipun adanya tindak lanjut terus-menerus Kemlu Iran– merupakan contoh dari kebijakan standar gandar negara itu terhadap warga Iran.
Ghasemi juga menolak intervensi Kemlu Kanada dalam urusan internal Iran. Ia menjelaskan, posisi pemerintah Kanada tidak selaras dengan pernyataan para pejabat tinggi negara ini terutama terkait dengan interaksi dan dialog dengan Iran.
Jubir Kemlu Iran menuturkan, sayangnya literatur pemerintah Kanada ini adalah mengulang literatur keliru, tidak logis dan tidak efektif pemerintah-pemerintah sebelumnya terhadap Iran, di mana sikap ini adalah tertolak.
Babak Saeedi, seorang warga Iran yang juga dalam kondisi sakit ditembak mati oleh polisi Kanada di kota Morrisburg, Provinsi Ontario pada hari Sabtu pekan lalu.
Selama ini, Kanada selalu menerapkan kebijakan diskriminatif terhadap penduduk asli, imigran dan minoritas di negara ini.
Jubir Kemlu Iran mengecam tindakan brutal tersebut dan menuntut penjelasan dan penyelidikan dari pemerintah Kanada.
"Sayangnya, kami diberitahu bahwa seorang warga Republik Islam Iran bernama Babak Saeedi, yang tinggal di Kanada dan juga sedang sakit, ditembak mati oleh polisi," kata Ghasemi, Kamis, 28 Desember 2017) dini hari seperti dikutip IRNA.
Menurut Ghasemi, perwakilan diplomatik Iran sedang menyelidiki detil kasus tersebut. Namun, lanjutnya, warga Iran yang tinggal di Kanada menghadapi banyak persoalan untuk menegakkan hak konsulernya. (RA)