Zarif: Kanada Memiliki Kesan Keliru Mengenai Iran
(last modified Thu, 14 Jun 2018 08:10:00 GMT )
Jun 14, 2018 15:10 Asia/Jakarta
  • Menlu RII Mohammad Javad Zarif
    Menlu RII Mohammad Javad Zarif

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mereaksi keputusan parlemen Kanada yang menuntut penghentian semua negosiasi yang bertujuan memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran.

Zarif mengatakan, sayangnya di Kanada ada kesalahpahaman dan kesan keliru serta ilusi tentang Iran, dan hal itu masih ada hingga sekarang.

 

Parlemen Kanada pada hari Selasa, 12 Juni 2018 menyetujui sebuah rancangan yang melarang pemerintah negara ini untuk melanjutkan segala bentuk perundingan untuk menjalin hubungan politik dengan Iran.

 

"Meski pemerintah Kanada telah berubah dan pemerintahan ini telah memasuki arena dengan perspektif yang berbeda, namun tekanan politik dari kelompok garis keras terus berlanjut," kata Zarif kepada wartawan di bandara Pretoria, ibu kota Afrika Selatan, Rabu (13/6/2018) malam.

 

Ia menambahkan, kebijakan ini akan merugikan Kanada dan tidak dalam konteks untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

 

"Negara-negara Barat harus memutuskan kebijakan secara independen terhadap Republik Islam Iran," ujarnya.

 

Menlu Iran menjelaskan, berbagai kekeliruan telah dibuat oleh sekutu negara-negara Barat dan mereka telah melakukan berbagai kejahatan, namun sayangnya mereka menutup mata atas kejahatan itu, dan justru menuding Iran melakukan kejahatan yang telah dilakukan oleh sekutu-sekutunya sendiri.

 

Zarif menegaskan, Iran sejak awal selalu berada di garis terdepan dalam menumpas terorisme.

 

"Jika tidak ada upaya dan dukungan dari pemerintah Republik Islam Iran, maka kondisi lain akan terjadi di kawasan Asia Barat," tuturnya.

 

Dia mengungkapkan harapan bahwa negara-negara Barat tidak seharusnya terpengaruh oleh suasana kacau yang dibuat dan tidak masuk ke dalamnya.

 

Menlu Iran kembali ke Tehran, ibu kota Iran pada Rabu malam setelah bertemu dan berdialog dengan para pejabat tinggi Afrika Selatan. (RA)

 

Tags