Salehi: Usulan Uni Eropa Tidak Penuhi Harapan Iran
(last modified Tue, 19 Jun 2018 21:06:13 GMT )
Jun 20, 2018 04:06 Asia/Jakarta
  • Ketua AEOI Ali Akbar Salehi
    Ketua AEOI Ali Akbar Salehi

Ketua Organisasi Energi Atom Republik Islam Iran Ali Akbar Salehi telah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres di Oslo pada hari Selasa, 19 Juni 2018.

Menurut IRNA, Salehi dalam pertemuan tersebut menilai kebijakan terbaru Amerika Serikat terhadap perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) sebagai langkah merusak.

 

Dia menyinggung sejarah perilaku serupa AS dalam beberapa tahun terakhir dan mengungkapkan keraguan tentang kemungkinan terjaganya JCPOA dalam kondisi yang ada saat ini.

 

Ketua Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) menilai usulan dan proposal yang diterima negaranya dari Uni Eropa sebagai tidak cukup untuk memenuhi harapan Iran. Menurut Salehi, hasil yang dicapai dari JCPOA dalam bidang ekonomi, perbankan dan investasi jauh lebih sedikit dari yang diharapkan.

 

"Pendukung-pendukung JCPOA termasuk PBB dan negara-negara Eropa harus berdiri melawan kebijakan presiden AS (Donald Trump)," tegasnya.

Sekjen PBB Antonio Guterres 

 

Sementara itu, Sekjen PBB dalam pertemuan tersebut mengungkapkan dukungannya kepada JCPOA.

 

Guterres menyinggung konsultasi bilateral PBB dengan negara-negara yang masih bertahan dalam JCPOA untuk menjaga perjanjian internasional ini. Menurutnya, perjanjian nuklir ini diperlukan untuk menjaga stabilitas dunia.

 

Sekjen PBB menilai harapan politik dan ekonomi Iran kepada Uni Eropa mengenai JCPOA sebagai hal yang dapat dimengerti.

 

Guterres juga menuntut keseriusan negara-negara yang masih bertahan di JCPOA untuk memenuhi harapan Iran sesuai dengan perjanjian tersebut.

 

Presiden AS pada tanggal 8 Mei 2018 mengulang kembali tuduhan-tuduhan tidak berdasar terhadap Iran dan mengumumkan keluarnya Washington dari JCPOA.

 

Trump juga mengatakan bahwa AS akan memulihkan sanksi-sanksi nuklir terhadap Iran dalam waktu 3-6 bulan mendatang. Namun lima negara lain yang terlibat dalam perjanjian tersebut masih bertahan.

 

Iran dan Uni Eropa juga telah memulai dialog untuk tetap menjaga JCPOA pasca keluarnya AS dari kesepakatan internasional ini. (RA)