Dinamika JCPOA dan Sikap Terbaru Uni Eropa
(last modified 2019-03-13T14:13:47+00:00 )
Mar 13, 2019 21:13 Asia/Jakarta
  • Kerja sama Iran dan Uni Eroopa
    Kerja sama Iran dan Uni Eroopa

Rencana aksi bersama komprehensif (JCPOA) yang dicapai antara Iran dan kelompok 5 +1 pada 14 Juli 2015 mulai diimplementasikan sejak 16 Januari 2016. Tapi kemudian Pemerintah AS keluar dari perjanjian nuklir ini, dan kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran.

Naiknya Donald Trump sebagai orang nomor satu Amerika Serikat menjadikan penentangan terhadap JCPOA semakin keras. Pada kampanye pilpres AS, Trump berulangkali menyebut JCPOA sebagai "Kesepakatan Terburuk" dan mengancam akan menarik negaranya keluar dari kesepakatan nuklir internasional itu.

Trump akhirnya mengumumkan secara resmi negaranya keluar dari JCPOA pada hari Selasa 8 Mei 2018. Mengenai kebijakan tersebut, Brian Hook, wakil khusus kementerian luar negeri AS urusan Iran mengatakan, "Washington memiliki pertimbangan sendiri ketika memutuskan keluar dari JCPOA untuk meningkatkan tekanan terhadap Tehran, dan melanjutkan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran,".

Pendekatan yang diambil Washington dalam masalah JCPOA tidak dapat diterima oleh anggota kelompok 1 + 4, yaitu Rusia, Cina, Troika Eropa (Jerman, Prancis dan Inggris) dan Uni Eropa. Dari perspektif Uni Eropa, pembatalan perjanjian ini berimplikasi negatif terhadap masalah keamanan global, sekaligus mempertanyakan kredibilitas diplomasi Eropa. Brussels melihat upaya tersebut sebagai contoh dari perjanjian multilateral yang dapat berfungsi sebagai model untuk menyelesaikan konflik internasional lainnya. Pejabat senior Uni Eropa berulangkali menekankan masalah tersebut.

 

Federica Mogherini

"Kami akan terus melanjutkan kesepakatan nuklir dengan Iran, dan kami akan berusaha untuk menghormati perjanjian ini demi menjaga kredibilitas Dewan Keamanan PBB," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Selasa (12/3). 

Mogherni menegaskan, "Bersamaan dengan implementasi komitmen Iran, pencabutan sanksi adalah bagian penting dari perjanjian ini. Oleh karena itu, kami akan terus berusaha untuk melindungi kepentingan ekonomi Iran dari dampak sanksi,".

Langkah AS keluar dari JCPOA memicu kritik luas dari publik dunia, terutama pihak-pihak penandatangan perjanjian nuklir internasional tersebut. Bertentangan dengan tuntutan AS dan unilateralisme Washington yang selalu berambisi untuk memperketat tekanannya terhadap Iran, kekuatan dunia lainnya justru ingin mempertahankan JCPOA.

Troika Eropa umumkan Instex

 

Para anggota kelompok 4 + 1 menekankan untuk menjaga keberlanjutan JCPOA, serta mempertahankan interaksi konstruktif dengan Iran dan berupaya menemukan cara untuk mengurangi efek negatif dari sanksi AS terhadap Tehran. Dalam hal ini, Uni Eropa dan Troika Eropa telah berjanji untuk menerapkan mekanisme keuangan khusus demi menangkal pengaruh sanksi AS terhadap Iran. Pada 31 Januari 2019, pihak Eropa secara resmi mengumumkan peluncuran "Mekanisme untuk Mendukung Perdagangan Khusus dengan Iran" yang disebut Instex.

Langkah ini, meskipun memiliki sedikit pengaruh praktis terhadap dampak pengurangan sanksi AS terhadap Iran, tapi setidaknya mengindikasikan tingkat resistensi struktural Eropa terhadap Amerika Serikat. Komisi bersama JCPOA juga menekankan pencabutan sanksi terhadap Iran sebagai bagian penting dari perjanjian internasional tersebut. Masalah ini memicu reaksi langsung dari AS yang mengintensifkan sanksi terhadap Iran dengan tujuan supaya Teheran bertekuk lutut di hadapan Washington.(PH) 

Tags