Unjuk Rasa Rakyat Iran Mendukung Pasdaran
Ribuan warga Republik Islam Iran dari semua lapisan masyarakat turun ke jalan untuk menyuarakan dukungan mereka kepada Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) menyusul keputusan terbaru Amerika Serikat terkait Pasdaran.
Usai menunaikan shalat Jumat, ribuan jemaah shalat Jumat Tehran juga turun ke jalan untuk bergabung dalam aksi mendukung Pasdaran dan mengecam kebijakan pemerintah Presiden AS Donald Trump.
Khatib Shalat Jumat Tehran Ayatullah Mohammad-Ali Movahedi Kermani menyesalkan keputusan Amerika Serikat memasukkan nama Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) ke dalam daftar organisasi teroris.
"Amerika Serikat adalah ibu dari terorisme," kata Ayatullah Movahedi Kermani dalam khutbah Jumat di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Jumat, (12/4/2019).
Dia menambahkan tindakan memasukkan pasukan militer suatu negara sebagai organisasi teroris bertentangan dengan semua hukum dan peraturan internasional.
Ayatullah Movahedi Kermani yang memakai seragam Pasdaran (IRGC) itu menggambarkan Presiden AS Donald Trump sebagai orang bodoh yang tidak tahu apa yang dia lakukan.
"Banyak negara dunia mempertanyakan langkah Amerika ini karena mereka pikir itu dapat memperumit situasi di Timur Tengah," ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, beberapa analis Amerika juga menggambarkannya sebagai tindakan berbahaya yang akan mengancam nyawa pasukan Amerika.
Khatib Shalat Jumat Tehran menuturkan, orang-orang Amerika tahu bahwa ini adalah tindakan yang sangat bodoh.
"Seluruh dunia, terutama negara-negara di kawasan sekarang tahu bahwa AS adalah ibu dari terorisme," tegasnya.
Dia menandaskan, Amerika sendiri dan Trump telah mengakui bahwa AS yang menciptakan Taliban dan mereka sendiri mengakui bahwa mereka adalah pendiri terorisme. Mereka, lanjutnya, juga mendukung kelompok teroris Daesh (ISIS) dan Front al-Nusra.
"Pasdaran telah memusnahkan kelompok-kelompok teroris ciptaan Amerika di kawasan dan mencegah terealisasinya tujuan negara itu di kawasan. Maka ini adalah sangat konyol dan menggelikan jika kita mengatakan bahwa Amerika adalah penentang terorisme, dan Pasdaran adalah teroris," tuturnya.
Ayatullah Movahedi Kermani mengatakan bahwa seluruh bangsa Iran dan kelompok-kelompok politik mendukung Pasdaran.
Dia memperingatkan presiden AS untuk "tidak bermain dengan ekor singa", sebab Pasdaran bisa meluluhlantakan Tel Aviv.
"Tuan Trump! Jangan bermain dengan ekor singa. Jika Rahbar (Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran) mengizinkan, Pasdaran bisa meratakan Tel Aviv dengan tanah dengan kekuatan rudal-rudalnya," pungkasnya.
AS pada hari Senin, 8 April 2019 memasukkan nama Pasdaran dalam daftar organisasi teroris, padahal Pasdaran memainkan peran utama dalam menumpas kelompok-kelompok teroris, yang didukung oleh Amerika, di kawasan.
Pasdaran atas permintaan resmi pemerintah Baghdad dan Damaskus, juga memberikan dukungan konsultatif untuk menumpas kelompok-kelompok teroris seperti Daesh (ISIS) di Irak dan Suriah.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut langkah AS mencantumkan nama Pasdaran dalam daftar organisasi teroris sebagai hadiah kepada perdana menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu dan sebuah petualangan yang berbahaya.
Zarif dalam sebuah tweet, Senin (8/4/2019) malam, menulis, "Tindakan AS melawan Pasdaran adalah sebuah hadiah pemilu yang menyesatkan untuk Netanyahu dan sebuah petualangan lain yang berbahaya di kawasan."
Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran juga resmi memperkenalkan pemerintah AS sebagai sponsor terorisme dan menganggap Komando Pusat AS di Asia Barat (CENTCOM) dan afiliasi mereka sebagai kelompok teroris.
Dewan tersebut dalam sebuah pernyataan hari Senin mengecam tindakan ilegal dan berbahaya AS yang mencantumkan nama Pasdaran dalam daftar organisasi teroris.
"Iran menganggap AS sebagai negara sponsor terorisme dan CENTCOM bersama seluruh afiliasinya sebagai kelompok teroris," tegas pernyataan itu.
Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menambahan, Pasdaran selalu terdepan dalam melawan al-Qaeda, Daesh, Front al-Nusra, dan organisasi teroris lainnya di kawasan, berbeda dengan AS dan sekutu regionalnya yang selalu mendukung kelompok teroris dan radikal di Asia Barat. Pasdaran juga senantiasa mendapat apresiasi dari rakyat dan pemerintah yang menjadi korban terorisme di kawasan.
"AS bertanggung jawab atas dampak dari petualangan ini. Tindakan AS adalah ancaman utama bagi perdamaian dan keamanan regional dan internasional, dan ini adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan Piagam PBB," pungkas pernyataan itu. (RA)