Penyitaan Kapal Iran; Kebergantungan Inggris dengan Amerika Serikat
(last modified Fri, 12 Jul 2019 08:18:52 GMT )
Jul 12, 2019 15:18 Asia/Jakarta
  • Mohammad Jabad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran
    Mohammad Jabad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran

Menteri luar negeri Republik Islam Iran mengumumkan penyitaan kapal tanker Iran di Selat Gibraltar, sebuah tanda kebergantungan Inggris pada Amerika Serikat.

Mohammad Javad Zarif dalam wawancaranya dengan televisi Lebanon al-Mayadeen, mengatakan, "Langkah Inggris menyita kapal tanker Iran adalah pembajakan. Inggris secara resmi mengumumkan bahwa mereka adalah budak Amerika Serikat dan melaksanakan perintah negara ini."

"Amerika Serikat menghina perdana menteri dan pemerintah Inggris disebabkan Inggris menyampaikan dukungan terhadap duta besarnya di Washington," ujar Zarif.

Kapal tanker Iran dihentikan Angkatan Laut Inggris

Pada tanggal 5 Juli 2019, Angkatan Laut Inggris memberhentikan sebuah kapal tanker Iran di wilayah Gibraltar dengan alasan bahwa mereka melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.

Kementerian luar negeri Iran telah membantah klaim Inggris dan meminta agar kapal tanker Iran dilepaskan sesegera mungkin dan melanjutkan rute lautnya.

Pemerintah Inggris telah menyita sebuah kapal tanker Iran ketika kapal tersebut tidak melanggar aturan kelautan dan penyitaannya lebih bersifat politis dan Amerika Serikat terlibat dalam masalah ini. Amerika Serikat memerintahkan pemerintah Inggris untuk menghentikan sebuah kapal tanker Iran di Selat Gibraltar, menggunakan sanksi lintas-perbatasan.

Joseph Borel, Menteri Luar Negeri Spanyol di jam-jam pertama penyitaan kapal tanker Iran mengatakan, "Angkatan Laut Inggris telah menahan kapal pengangkut minyak Iran di wilayah Gibraltar atas permintaan Amerika Serikat."

Kapal Iran masih ditahan dan polisi di Distrik Gibraltar mengklaim pada hari Kamis (11/07) bahwa mereka telah menangkap nakhoda dan perwira senior supertanker Iran yang ditahan karena melanggar sanksi Uni Eropa.

Permainan politik pemerintah Inggris menunjukkan bahwa negara, yang tengah memisahkan diri dari Uni Eropa ini semakin bergantung pada Amerika Serikat. Implementasi sanksi lintas-perbatasan yang ditentang Uni Eropa menjadi bukti adanya kerja sama antara Inggris dengan Amerika Serikat.

Persahabatan Inggris dengan Amerika Serikat terlihat bukan hanya dalam kasus penahanan kapal tanker Iran, tetapi dapat disaksikan sepanjang sejarah politik Inggris terhadap Iran (misalnya, pada nasionalisasi industri minyak Iran selama masa pemerintahan Mossadegh). Pada momen bersejarah ini, pemerintah Inggris waktu itu mencegah pemerintah Iran untuk menjual minyaknya.

Sekarang, tindakan Angkatan Laut Inggris dalam menyita kapal tanker Iran di Selat Gibraltar, alih-alih pelanggaran atas sanksi Uni Eropa terhadap Suriah, lebih pada mengikuti sanksi ilegal, sepihak dan lintas-perbatasan Amerika Serikat yang dirancang untuk menekan ekspor minyak Iran hingga menjadi nol.

Kapal tanker Iran dihentikan Angkatan Laut Inggris

Tindakan pemerintah Inggris ini tidak sesuai dengan sikap politik negara ini yang mendukung Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) dan berusaha mempertahankannya. Perlindungan dan kelangsungan hidup JCPOA tergantung pada memastikan kepentingan ekonomi Iran dalam kesepakatan nuklir, dimana penjualan minyak Iran merupakan yang utama.

Pemerintah Inggris, dengan langkah-langkah barunya, alih-alih membantu Iran menjual minyaknya atas dasar komitmen JCPOA ke Iran, sekarang tengah bergerak pada rute kontra-Iran yang dipimpin AS yang telah menggunakan terorisme ekonomi terhadap negara Iran.