Warga Tabriz Demonstrasi untuk Mengecam Perusuh
Ribuan warga kota Tabriz mengadakan unjuk rasa besar-besaran untuk mengecam para perusuh yang merusak properti publik dan warga.
Para demonstran yang menggelar aksinya pada hari Selasa (19/11/2019) itu mengungkapkan kemarahan mereka atas tindakan para perusuh yang merusak dan membakar fasilitas umum dan melakukan penjarahan.
Dalam beberapa hari terakhir, terjadi protes atas kenaikan harga BBM yang diumumkan pada hari Jumat lalu. Namun aksi damai itu ditunggangi oleh para perusuh dengan membuat keonaran, perusakan dan pembakaran fasilitas publik dan properti masyarakat.
Penduduk Tabriz juga menyatakan dukungan kepada pernyataan terbaru Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei terkait dengan peristiwa terbaru di Iran dan mengenai kenaikan harga bensin.
Para demonstran di Tabriz, Iran barat laut meneriakkan "Mampus Amerika", "Mampus Israel" dan "Mampus Perusuh."
Penduduk kota Shahrekord di Iran barat juga berdemonstrasi pada hari Selasa untuk mengekspresikan rasa jijik mereka dan mengutuk tindakan para perusuh.
Ribuan penduduk di kota Zanjan di Iran barat laut pada hari Senin, juga turun ke jalan-jalan untuk mengutuk para perusuh yang merusak properti publik, kantor, dan pertokoan.
Pemerintah Iran pada hari Jumat memutuskan untuk memotong subsidi bensin guna mendanai skema bantuan langsung bagi keluarga berpenghasilan rendah dan menengah. Keputusan ini menuai protes masyarakat di beberapa kota di Iran.
Beberapa pejabat Amerika Serikat, kelompok teroris dan anti-revolusi, dalam dua hari terakhir mengerahkan upayanya untuk memprovokasi para perusuh di dalam Iran melakukan perusakan dan keonaran guna menggoyah pemerintahan Islam.
Beberapa pejabat Amerika di akun Twitter mereka memprovokasi warga Iran untuk semakin banyak turun ke jalan dan melakukan perusakan.
Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo pada Sabtu malam di laman Twitternya menulis, sebagaimana sudah saya sampaikan kepada rakyat Iran hampir satu tahun setengah yang lalu, AS bersama kalian.
Tak cukup di situ, penasihat senior Departemen Luar Negeri Amerika Len Khodorkovsky meminta Twitter, Facebook, Youtube, Instagram dan jejaring media sosial lainnya untuk segera menutup akun para pejabat Iran sebelum internet tersambung kembali.
Sementara itu, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pernyataan terbaru menyinggung peristiwa terbaru di Republik Islam Iran terkait dengan protes atas keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar.
Rahbar mengatakan, ketika para pemimpin lembaga negara mengambil keputusan, maka kita harus memandangnya dengan pandangan yang optimis.
"Mengenai masalah ini, saya tidak memiliki keahlian, dan pandangan para pakar tentang masalah bensin ini juga beragam. Sebagian mengatakan bahwa itu harus dilakukan, dan sebagian lainnya mengatakan, ini justru akan merugikan. Saya mengatakan bahwa saya bukan ahli dalam masalah ini. Namun saya telah mengatakan bahwa jika pemimpin tiga lembaga tinggi negara telah mengambil keputusan, maka saya akan mendukungnya," kata Rahbar sebelum memulai Dars-e Kharej-e Fiqh (kuliah Fiqih tingkat Mujtahid) pada hari Minggu, (17/11/2019).
Rahbar menambahkan, pemimpin tiga lembaga tinggi negara mengambil sebuah keputusan dengan dukungan para pakar, dan wajar jika keputusan ini harus diberlakukan.
"Tentu saja sebagian masyarakat khawatir atau kecewa atas keputusan ini, atau menganggap keputusan ini merugikan mereka. Namun aksi perusakan dan pembakaran fasilitas publik seperti bank bukan perbuatan dan tindakan rakyat, tapi ini adalah tindakan para penjahat," ujarnya.
Dalam situasi seperti ini, lanjut Rahbar, para penjahat, kubu anti-revolusi dan musuh Iran beraksi dan mendukung tindakan perusakan dan instabilitas seperti ini. Perusakan seperti ini, lanjutnya, tidak akan menyelesaikan masalah dan justru menambahnya dengan munculnya ketidakamanan.
"Ketidakamanan adalah musibah terbesar bagi setiap negara dan masyarakat, dan musuh menginginkan instabilitas ini," tuturnya.
Ayatullah Khamenei menandaskan, pasca peristiwa sehari semalam ini, semua pusat kejahatan dunia memprovokasi dan mendorong aksi perusakan itu melalui media sosial.
"Jangan sampai ada yang membantu para penjahat ini. Tidak ada manusia yang berakal dan cinta negaranya akan melakukan pekerjaan seperti itu. Pekerjaan ini adalah tindakan para penjahat, bukan aksi masyarakat biasa," jelasnya.
Rahbar juga menyinggung hal-hal yang harus dilakukan para pejabat pemerintah, dan menuturkan, para pejabat harus lebih teliti dan berhati-hati serta sebisa mungkin mengurangi kesulitan yang dialami masyarakat.
"Saya menyaksikan di televisi, para pejabat mengatakan bahwa mereka berhati-hati dan terus mengawasi bahwa kenaikan harga bensin tidak akan berujung pada kenaikan harga barang, dan pengawasan ini sangat diperlukan. Benar, ini sangat penting agar tidak berdampak pada kenaikan harga barang yang membuat masyarakat semakin menghadapi kesulitan," papar Rahbar.
Rahbar menegaskan, seluruh penjabat harus terus mengawasi dan berhati-hati agar hal itu tidak terjadi.
"Para pejabat keamanan juga harus melaksanakan kewajibannya, dan masyarakat tercinta kita juga harus memahami bahwa tindakan perusakan, pembakaran dan penciptaan ketidakamanan ini dari siapa, dan untungnya, masyarakat juga mengetahuinya, untuk itu mereka harus menjauhinya. Para pejabat juga harus melaksanakan tugasnya dengan serius dan sungguh-sungguh," pungkas Rahbar. (RA)