Di saat Universitas Columbia, melakukan skorsing terhadap para mahasiswa yang memprotes kejahatan Israel, beberapa universitas lain justru memenuhi tuntutan mahasiswa pro-Palestina.
Meluasnya demonstrasi-demonstrasi mahasiswa yang memprotes genosida di Gaza, di sejumlah negara terutama AS, telah menciptakan ketakutan di antara menteri-menteri Israel, dan mereka menuntut tindakan cepat untuk mengatasi masalah ini.
Salah seorang anggota Senat Amerika Serikat, merespons keras demonstrasi-demonstrasi damai mahasiswa AS, dalam mendukung Palestina, dan mengecam kejahatan Israel.
Di tengah meningkatnya tekanan untuk memberangus demonstrasi mahasiswa yang memprotes keterlibatan Amerika Serikat, dalam genosida Israel, di Gaza, para demonstran menduduki salah satu gedung kampus Universitas Columbia.
Polisi rezim Zionis bentrok dengan pengunjuk rasa Zionis yang menentang kelanjutan perang di jalur Gaza.
Dengan berlanjutnya demonstrasi dan protes mahasiswa di Amerika Serikat yang mendukung Palestina dan kecaman terhadap rezim Zionis atas kejahatannya di Gaza, yang telah menyebar ke lebih dari 38 universitas di negara ini, Gedung Putih mengambil posisi pasif dalam hal ini dan mundur dari posisi sebelumnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyoroti demonstrasi-demonstrasi mahasiswa di kampus-kampus Amerika Serikat, dan Eropa.
Ribuan pemukim Zionis berkumpul di depan gedung Kementerian Perang Israel di Tel Aviv, dan menuntut diadakannya pemilihan umum dini di wilayah pendudukan dan pencopotan kabinet Benjamin Netanyahu.
Pemimpin Ansarullah Yaman, dalam pidatonya menjelaskan tentang kebijakan Amerika Serikat, terkait Rezim Israel, baik di Gaza, maupun di dalam negeri dalam menangani demonstrasi mahasiswa.
Menteri Luar Negeri Iran, merespons penumpasan demonstrasi mahasiswa Amerika Serikat, oleh polisi negara itu, dan menekankan penghentian segera dukungan dukungan AS, atas kejahatan perang Rezim Israel.