Sabahi-Fard: Zona Udara Iran, Garis Merah Pertahanan Udara Militer
Angkatan Udara Republik Islam Iran menggelar manuver besar-besaran untuk menguji peralatan militer terbaru negara ini dan untuk meningkatkan kesiapsiagaannya dalam menghadapi kemungkinan ancaman dalam bentuk apapun.
Manuver yang dimulai pada Kamis (21/11/2019) itu dilakukan dalam kondisi simulasi perang nyata. Latihan militer ini bersandi "Modafean-e-Aseman-e-Velayat 98 (The Defenders of Velayat Skies 98)".
Manuver tersebut diadakan di atas wilayah seluas 416.000 kilometer persegi di Provinsi Semnan tengah, yang mensimulasikan area umum Teluk Persia dan Selat Hormuz yang strategis.
Beragam jenis sistem rudal dan radar canggih -yang dirancang dan diproduksi di dalam negeri- akan menghadapi ancaman udara yang berbeda selama latihan.
Komandan Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran Brigadir Jenderal Alireza Sabahi-Fard di sela-sela manuver ini mengatakan, fase pertama latihan adalah mendeteksi dan mengidentifikasi target musuh, dan pada fase berikutnya sistem radar akan melibatkan target udara.
Dia juga memperingatkan terhadap pelanggaran zona udara Iran, di mana dia menyebutnya sebagai "garis merah" negara ini.
"Zona udara Republik Islam Iran adalah bagian dari garis merah pertahanan udara militer," tegas Sabahi-Fard.
Dia menambahkan, masuknya musuh ke zona udara Iran tidak akan mendapat apa-apa kecuali kehinaan buat mereka seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya.
Komandan Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Abdolrahim Mousavi, juga tampak hadir di medan latihan dan menyaksikan langsung manuver ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat terobosan besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan dan perangkat keras militer penting.
Iran juga telah melakukan beragam latihan besar militer untuk meningkatkan kemampuan pertahanan angkatan bersenjatanya dan menguji taktik militer modern dan peralatan militer canggih. (RA)