Senator AS Akui Peningkatan Kekuatan Iran
-
Foto Senator Chris Murphy (kiri) dan Presiden AS Donald Trump.
Presiden kontroversial Amerika Serikat Donald Trump selalu mengambil kebijakan anti-Republik Islam Iran. Dia menerapkan tekanan maksimum untuk melemahkan Iran dan memaksa Tehran menuruti tuntutan dan ambisi Washington.
Pemerintahan Trump memberlakukan sanksi dan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran. Dia juga menambah jumlah pasukan Amerika di Teluk Persia. Namun hingga sekarang, upaya Trump untuk menundukkan Iran gagal.
Beragam kebijakan anti-Iran telah dicoba dan diberlakukan oleh Trump namun belum membuahkan hasil. Senator Partai Demokrat Chris Murphy mengakui bahwa di Asia Barat, Iran hari ini lebih kuat di semua bidang dan Amerika lebih lemah dari empat tahun lalu.
Senator dari Connecticut ini dalam twitternya menyinggung kesuksesan Iran dalam meluncurkan satelit militer pertama, Noor pada hari Rabu, 22 April 2020. Menurut Murphy, kebijakan Trump hanya menyebabkan Iran semakin kuat.
"Dalam segala hal, Iran lebih kuat hari ini di Timur Tengah, dan Amerika lebih lemah, dari empat tahun yang lalu," tulis Murphy, Kamis (23/4/2020).
Pengakuan Senator Amerika atas menguatnya kekuatan Iran dan melemahnya AS menunjukkan bahwa kebijakan Gedung Putih terhadap Tehran tidak membuahkan hasil dan fakta ini berlawanan dengan klaim-klaim Trump selama ini.
Pada periode pemilu dan setelah masuknya Trump ke Gedung Putih pada Januari 2017, dia telah mengambil pendekatan anti-Iran dan upaya untuk melemahkan, dan bahkan meruntuhkan Republik Islam Iran.
Trump juga mengeluarkan AS dari perjanjian nuklir internasional JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) dan memulihkan semua sanksi nuklir terhadap Iran. Dia memasuki perang ekonomi terhadap Iran dengan menerapkan tekanan maksimum terhadap negara ini.
Pada tahun 2019, Trump membentuk sebuah koalisi maritim dengan mengajak sekutu-sekutunya di Teluk Persia atas dalih menghadapi ancaman Iran terhadap pasukan AS. Pada masa itu, AS memaksuki fase ancaman militer terhadap Iran.
Pemerintahan Trump memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi dalam sejarah terhadap Iran agar Tehran menuruti keingingan-keinginan Washington. Trump juga terus menambahkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran atas dalih-dalih baru.
Menanggapi ancaman, tekanan dan sanksi bertubi-tubi AS, Iran tidak hanya diam. Pemerintah negara ini membalas tegas setiap langkah AS. Iran juga meningkatkan kemampuan nasionalnya di semua lini dan mengubah sanksi menjadi peluang.
Setelah AS keluar dari JCPOA dan Eropa juga tidak komitmen dalam melaksanakan kewajibannya dalam perjanjian nuklir ini, Iran secara bertahap mengurangi kewajibannya dalam JCPOA. Tehran juga telah memulai kembali aktivitas damai nuklirnya.
Terkait hal itu, Senator Chris Murphy menulis, Trump menghancurkan kesepakatan nuklir dan berjanji untuk membangun sistem baru tekanan internasional untuk memaksa Iran ikut dalam kesepakatan baru yang lebih baik.
"Jelas, itu gagal total. Tidak ada yang mendaftar untuk sanksi baru dan Iran memulai kembali program nuklir mereka. Dan tidak ada kesepakatan baru yang lebih baik," tegas Murphy dalam tweetnya.
Dia menambahkan, kebijakan Trump tentang penarikan diplomatik, sanksi ekonomi sepihak, dan eskalasi militer non-strategis dan buta tidak berguna dan hanya menguntungkan Iran.
"Mereka lebih kuat, kita lebih lemah. Dan peluncuran satelit ini hanya (menambah) lebih banyak bukti," pungkasnya.
Meskipun sanksi menyeluruh diberlakukan AS, namun Iran mampu mengubah sanksi itu menjadi peluang, dan negara ini berhasil mencapai berbagai prestasi penting di segala bidang, terutama teknologi canggih.
Salah satu contoh pencapaian terbaru adalah peluncuran satelit militer Noor dengan menggunakan roket peluncur tiga tahap, Qased. Prestasi ini membuat para pengamat militer dunia kagum. Di bawah sanksi AS, Iran mampu meraih prestasi gemilang di bidang antariksa.
AS merasa gerah melihat keberhasilan Iran tersebut dan mengklaim peluncuran satelit Noor melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2231. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan bahwa Amerika akan membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.
Namun klaim tersebut tidak mendapat sambutan dari negara-negara anggota Kelompok 4+1 termasuk Rusia. Ketua Komite Urusan Internasional Dewan Federasi Rusia (Senat) Konstantin Kasachev mengatakan, peluncuran satelit militer Iran tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Seperti yang diakui Senator Chris Murphy, pemerintahan Trump tidak pernah memiliki catatan sukses dalam menekan Iran. Kebijakan-kebijakan anti-Iran yang diambilnya pun pada kenyataannya selalu menemui kegagalan meski Trump mengklaimnya sukses. (RA)