Mousavi: AS Ingin Rusak Tatanan Global
(last modified 2020-05-18T11:39:47+00:00 )
May 18, 2020 18:39 Asia/Jakarta
  • Sayid Abbas Mousavi
    Sayid Abbas Mousavi

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Sayid Abbas Mousavi mengatakan, pemerintah saat ini Amerika ingin merusak sistem global dan ini harus menjadi tanda bahaya bagi bangsa dan pemerintah dunia.

Sayid Abbas Mousavi Senin (18/05/2020) saat jumpa pers seraya mengisyaratkan sebagian langkah destruktif Presiden AS Donald Trump menekankan, pemerintah dan bangsa dunia harus mempertahankan norma-norma global dan prestasi internasional yang ditekankan piagam PBB.

Mousavi menyebut tak tau malu ancaman petinggi Amerika menghentikan kapal tanker Iran dan menambahkan, jika Amerika tidak menyukai negara tertentu, ini bukan alasan untuk menegah perdagangan legal antara negara, menjatuhkan sanksi dan mengganggu negara lain.

Jubir Kemenlu Iran seraya menjelaskan bahwa dampak setiap langkah irasional terhadap kapal Iran berada di pundak Amerika, mengatakan, jika Amerika melakukan langkah anti lalu lalang bebas dan legal kapal Iran, maka negara ini akan menghadapi respon tegas Tehran.

Mousavi juga mengungkapkan kepuasannya atas transformasi politik di Irak dan Afghanistan serta menambahkan, pemerintah Irak mendapat dukungan Tehran dan Iran juga negara pertama yang menyambut kesepahaman di Afghanistan.

Jubir Kemenlu Iran seraya mengisyaratkan peran Iran terkait tercapainya kesepahaman politik di Afghanistan menjelaskan, berbeda dengan sejumlah negara yang memiliki tujuan busuk, Afghanistan yang aman dan stabil menjadi prioritas Iran.

Terkait statemen menlu AS soal kehadiran Iran di Suriah, Mousavi mengatakan, Republik Islam Iran hadir di Suriah atas permintaan Damaskus sebagai penasihat serta untuk memerangi terorisme dan kehadiran Iran di Suriah tidak ada kaitannya dengan AS dan rezim Zionis Israel.

Ia juga menjelaskan bahwa Hari Quds Sedunia kian dekat menekankan, penyelenggaraan peringatan Hari Quds Sedunia akan terus berlanjut hingga berakhirnya penjajahan dan kejahatan Israel. (MF)

 

Tags