Sanksi Sepihak Menghalangi Upaya Global Menangani COVID-19
(last modified Fri, 03 Jul 2020 10:03:40 GMT )
Jul 03, 2020 17:03 Asia/Jakarta
  • Sanksi Sepihak Menghalangi Upaya Global Menangani COVID-19

Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi mengatakan, sanksi sepihak telah melemahkan kapasitas negara-negara yang disanksi untuk menangani penyebaran virus Corona, dan sanksi ini harus dicabut.

Hal itu dikatakan Takht Ravanchi dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis, 2 Juli 2020 untuk mengevaluasi dampak pandemi COVID-19.

Dia menambahkan, virus Corona merupakan musuh umat manusia dan satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah solidaritas praktis dan kerja sama global, dan oleh karena itu, sanksi apa pun akan merugikan kepentingan masyarakat internasioal.

Ketika COVID-19 menyebar ke luar kota Wuhan, Cina, tidak ada seorang pun yang berpikir bahwa virus ini dengan cepat menular ke hampir semua negara dunia, dan virus Corona menjadi salah satu tantangan serius yang dihadapi masyarakat dunia. Penanganan atas keprihatinan bersama ini hanya mungkin dilakukan melalui konvergensi dan solidaritas bersama.

Penyebaran cepat COVID-19 menunjukkan bahwa virus ini tak mengenal batas dan menargetkan seluruh komunitas manusia di planet bumi. Dalam situasi seperti itu, adanya hambatan seperti sanksi unilateral tidak hanya melemahkan upaya global dalam penanganannya, tetapi negara yang menjatuhkan sanksi sepihak juga menghadapi masalah serius dalam menangani COVID-19.

Amerika Serikat di bawah kendali Donald Trump menerapkan kebijakan sepihak dengan menerapkan sanksi terhadap sejumlah negara yang berani melawan diktenya, bahkan sanksi tersebut diperketat setelah virus Corona menyebar ke negara-negara target sanksi.

Sanksi-sanksi sepihak telah mempengaruhi kemampuan negara-negara yang disanksi untuk menggunakan kapasitas ekonomi dan medisnya dalam menangani penyebaran COVID-19.  

Iran –yang selalu mendapat tekanan dan sanksi sepihak AS, bahkan sanksi ini diperketat ketika negara ini menghadapi penyebaran Corona–, tidak mampu memanfaatkan semua kapasitasnya untuk menangani penyebaran COVID-19.

Meski dalam kondisi tersebut, Iran hari ini menjadi salah satu negara yang berhasil menangani virus Corona. Hal ini berkat upaya tak kenal lelah para ilmuwan, dokter dan perusahaan-perusahaan berbasis ilmu pengetahuan Iran.

Mengingat virus Corona belum diketahui sifatnya secara keseluruhan, bahkan setiap harinya muncul gejala dan tanda baru akibat virus ini, maka selain diperlukan penggunakan semua kapasitas nasional untuk menanganinya, juga dibutuhkan untuk berbagi pengalaman di antara negara-negara dunia. Mereka juga harus bekerja sama untuk melakukan penanganan global terhadap penyebaran virus ini.

Realisasi kerja sama kolektif dalam menanganani penyebaran virus Corona tergantung pada ditinggalkannya pendekatan dan sanksi sepihak, karena pelaksanaan tugas dan tanggung jawab global terhadap pandemi yang merenggut nyawa orang tak berdosa setiap harinya ini berada di luar pendekatan politik.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Sayid Abbas Mousavi menyinggung pentingnya perjuangan global untuk menangani virus korona, dengan berporos pada upaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dia mengatakan, WHO memainkan peran penting dalam memerangi Corona, meskipun "virus" kebijakan sepihak telah menginfeksi tindakan kolektif.

Sanksi sepihak, selain melemahkan kapasitas global untuk memerangi virus Corona, juga menargetkan masyarakat, terutama para pasien yang terinfeksi virus ini, di mana fakta ini menunjukkan bahwa sanksi itu tidak manusiawi dan tidak sah. Melemahnya hak untuk hidup di bawah bayangan tindakan unilateral adalah pelanggaran nyata terhadap Hak Asasi Manusia. (RA)