Ayatullah Khamenei: Pengayaan Uranium Iran Bisa Capai 60 Persen
(last modified Tue, 23 Feb 2021 13:30:00 GMT )
Feb 23, 2021 20:30 Asia/Jakarta
  • Rahbar bertemu Majelis Khobregan
    Rahbar bertemu Majelis Khobregan

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, Republik Islam Iran tidak akan mengendurkan sikap rasionalnya terkait nuklir, dan berdasarkan kemaslahatan, sesuai kebutuhan negara, dan sejauh itu diperlukan, Iran bahkan bisa melakukan pengayaan uranium hingga 60 persen.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (22/2/2021) dalam pertemuan dengan Ketua dan anggota Majelis Khobregan (Dewan Ahli Kepemimpinan Iran), menyebut sikap Amerika Serikat dan tiga negara Eropa terkait penurunan komitmen perjanjian nuklir Iran, JCPOA, sebagai sikap yang arogan, menuntut, tidak adil, dan salah.

Rahbar menuturkan, Republik Islam Iran sejak hari pertama hingga waktu yang cukup lama, mematuhi komitmennya dengan bersandar pada ajaran Islam, tapi pihak-pihak yang sejak hari pertama tidak mematuhi komitmennya yaitu empat negara, maka dari itu mereka yang harus dikecam, diperingatkan, dan diinterogasi.

Ia menambahkan, ketika Amerika keluar dari JCPOA, dan pihak lain mendukungnya, Al Quran memerintahkan kita untuk meninggalkan kesepakatan, namun pemerintah Iran masih tetap mempertahankannya, dan secara bertahap menurunkan sebagian komitmennya, selain itu, sikap tersebut bisa kembali jika mereka melaksanakan kewajibannya.

Menurut Ayatullah Khamenei, di tengah semua ini badut Zionis internasional terus berkata, "Kami tidak akan membiarkan Iran menguasai senjata nuklir", harus dikatakan kepadanya, jika Republik Islam Iran memutuskan untuk menguasai senjata nuklir, dia dan yang lebih besar darinya tidak akan bisa mencegah.

Rahbar menegaskan, apa yang mencegah Republik Islam Iran dalam membuat senjata nuklir adalah pemikiran dan sumber ajaran Islam yang melarang pembuatan segala jenis senjata pembunuh massal baik itu senjata nuklir atau senjata kimia yang menyebabkan terbunuhnya warga sipil.

Rahbar bertemu Majelis Khobregan

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung pembantaian massal 220.000 orang dalam serangan bom atom Amerika, dan blokade rakyat tertindas Yaman, juga pemboman pasar, rumah sakit, dan sekolah oleh jet-jet tempur negara Barat.

"Pembunuhan warga sipil dan rakyat tidak bersalah adalah metode Amerika dan negara-negara Barat, dan Republik Islam Iran menolak metode semacam itu, karenanya Iran tidak memikirkan senjata nuklir," imbuhnya.

Rahbar menegaskan, tapi kami bertekad untuk meraih kemampuan nuklir yang sesuai dengan kebutuhan negara, oleh karena itu batas pengayaan uranium Iran bukan 20 persen, dan sejauh diperlukan dan merupakan kebutuhan negara, hal itu akan dilakukan, misalnya untuk propulsi nuklir atau pekerjaan lain mungkin kami akan mencapai pengayaan uranium hingga 60 persen.

Ayatullah Khamenei melanjutkan, sebuah kontrak beberapa tahun sudah disiapkan, jika mereka mematuhinya, kami juga akan mematuhinya selama beberapa tahun itu, tapi negara-negara Barat tahu dengan baik kami tidak berusaha menguasai senjata nuklir.

"Masalah senjata nuklir hanya dalih, mereka juga menentang kami menguasai senjata konvensional, karena sebenarnya mereka ingin merebut komponen-komponen kekuatan dari Iran," ujarnya.

Rahbar juga mengatakan realitas bahwa reaktor-reaktor nuklir, karena menyediakan energi yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih murah, akan menjadi salah satu sumber energi terpenting dalam waktu dekat ini, dan menurutnya kebutuhan negara atas pengayaan uranium adalah sebuah masalah yang pasti.

Ia menerangkan, negara-negara Barat ingin membuat Iran tergantung pada mereka saat membutuhkan energi nuklir, dan mereka akan menjadikan kebutuhan kami ini sebagai alat untuk menerapkan pemaksaan, dan pemerasan.

"Republik Islam Iran dalam masalah nuklir, sebagaimana dalam masalah-masalah lainnya, tidak akan mundur, dan akan terus melangkah maju di jalur kemaslahatan dan kebutuhan negara hari ini atau esok," pungkasnya. (HS)