Keamanan dan Kerja Sama, Poros Lobi Zarif di Konferensi "Jantung Asia"
(last modified Tue, 30 Mar 2021 10:29:30 GMT )
Mar 30, 2021 17:29 Asia/Jakarta
  • Menlu Zarif di Konferensi \\\
    Menlu Zarif di Konferensi \\\"Jantung Asia\\\" Dushanbe

Menteri Luar Negeri Islam Iran menghadiri Konferensi "Jantung Asia" (Heart of Asia Conference) kesembilan di ibu kota Tajikistan. Di pertemuan yang digelar di sela-sela konferensi ini, Menlu Zarif memaparkan pandangan Iran mengenai perdamaian, keamanan dan kerja sama regional.

Di antara agenda pembicaraan dan pertemuan Zarif adalah membahas transformasi terbaru politik di Afghanistan dan mekanisme partisipasi aktif di proses perdamaian Kabul.

Perang dan instabilitas memiliki dampak menyeluruh di kawasan; oleh karena itu, seluruh negara berpengaruh harus memainkan perannya di kasus ini.

Untuk merealisasikan tujuan ini diperlukan dua langkah penting:

Pertama, pemahaman bersama mengenai faktor instabilitas seperti terorisme, radikalisme, penyelundupan obat-obatan terlarang dan pengobaran perang di kawasan.

Pengalaman menunjukkan bahwa salah satu alasan instabilitas di kawasan adalah intervensi merusak pihak asing dan Afghanistan merupakan salah satu contoh dari intervensi ini. Oleh karena itu, peluang dan alasaan intervensi seperti ini harus dihapus.

Kedua, partisipasi dan konvergensi serta dukungan regional terhadap mekanisme dan prakarsa untuk menjamin perdamaian dan keamanan kolektif di kawasan.

Image Caption

Menlu Zarif Senin (29/3/2021) di sela-sela Konferensi "Jantung Asia" di Tajikistan saat bertemu dengan Sekjen Konferensi Interaksi dan Langlah-Langkah Membangun Kepercayaan di Asia (CICA), Kairat Sarybay menekankan poin ini dan seraya mengisyaratkan berakhirnya era unipolar dan kepemimpinan Barat di sistem internasional, mengingatkan urgensitas Asia dan negara-negara kawasan di konstelasi hubungan internasional saat ini.

Yang pasti, keamanan berkesinambungan di kawasan tidak mungkin diraih melalui keamanan impor dan bergantung pada pihak asing. Keamanan harus dijamin melalui kerja sama dan konvergensi regional. Afghanistan di kondisi saat ini membutuhkan dukungan seperti ini.

Pengalaman hampir dua dekade kehadiran dan intervensi militer AS di kawasan menunjukkan bahwa tujuan Washington bukan untuk menciptakan keamanan atau menghapus akar terorisme di kawasan. Amerika dengan mendukung Daesh (ISIS) dan teroris Takfiri, telah menguak esensi permusuhannya terhadap keamanan di Asia Barat. Faktanya, Amerika merupakan faktor konflik dan krisis, serta perang yang dipaksakan terhadap Asia Barat selama dekade terakhir.

Samuel P. Huntington, pengamat politik menjelaskan realitas ini di sebuah artikelnya yang dimuat Majalah Foreign Affairs mengatakan, "Menurut pandangan mayoritas masyarakat dunia, Amerika Serikat tengah berubah menjadi kekuatan adidaya sewenang-wenang dan satu-satunya ancaman eksternal utama bagi masyarakat mereka."

Dampak instabilitas di Afghanistan dewasa ini dirasakan oleh seluruh negara kawasan termasuk Iran, Pakistan, India, Rusia, Cina dan negara-negara Asia Tengah.

Statemen Menlu Zarif di Dushanbe sejatinya sebuah isyarat akan ancaman yang muncul akibat kebijakan intervensif asing di kawasan. Oleh karena itu, Iran tetap melanjutkan upayanya untuk membantu rakyat dan pemerintah Afghanistan. Di bidang perundingan damai, Tehran juga siap bekerja sama dengan seluruh pihak yang ingin meraih tujuan ini. Kebijakan Republik Islam Iran terkait perundingan damai bertumpu pada solusi yang mengadopsi seluruh faksi dalam negeri Afghanistan di sebuah proses yang sehat dan fokus pada suara rakyat di kekuasaan.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berulang kali memuji upaya Republik Islam Iran membantu Afghanistan.

Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar seraya memuji peran konstruktif dan efektif Iran di transformasi politik Afghanistan, menekankan kerja sama negara-negara kawasan khususnya India dan Iran dalam memperkokoh perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.

Mengingat pendekatan ini, partisipasi Menlu Zarif di Konferensi "Heart of Asia" di Dushanbe dan pemaparan mekanisme efektif guna meraih perdamaian dan keamanan di Asia Baerat dapat dicermati sebagai gambaran jelas dari multilateralisme, pengokohan hubungan regional dan interaksi kolektif. (MF)

 

 

 

Tags