Hari Bumi, Tekad Bangsa Palestina Membebaskan Penuh Tanah Palestina
Hak-hak bangsa Palestina yang tertindas telah dilanggar selama lebih dari tujuh dekade dengan pendudukan, berlanjutnya kejahatan zionis Israel dan diamnya komunitas internasional.
Sekretariat "Konferensi Internasional untuk Mendukung Intifada Palestina" Parlemen Republik Islam Iran, mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu (31/03/2021) berkaitan dengan peringatan hari ke-45 Hari Bumi Palestina.

Pernyataan itu, menjelaskan, "Tahun ini, bangsa Palestina merayakan hari nasional ini pada saat mereka lebih bertekad untuk bebas dan kembali ke tanah air mereka. Sebaliknya, zionis Israel dalam kondisi lebih tidak berdaya dari sebelumnya dan berada di jalur kejatuhan dan kehancuran."
Pernyataan itu juga menekankan, "Hari ini, semua trik Zionisme, meskipun mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat dan pengkhianatan dari beberapa negara Arab, telah gagal, dan perlawanan rakyat Palestina telah mengambil langkah penting untuk mencapai tujuannya dengan tekad yang kuat dan kokoh."
Hari ini penting dalam dua hal.
Aspek pertama, penekanan pada dimensi manusia masalah Palestina, yang dimanifestasikan pada Hari Bumi sebagai protes simbolis untuk mengecam kejahatan zionis Israel terhadap satu bangsa yang berada di bawah pendudukan dan terusir dari tanah airnya sendiri.
Aspek kedua, mengingat kebutuhan untuk terus melindungi hak-hak bangsa Palestina dan menekankan prinsip hak menentukan nasib sendiri oleh rakyat Palestina dan pemilik asli tanah ini.
Saat ini, dunia Islam berada di pusat konspirasi besar yang disebut Kesepakatan Abad.
Majid Safataj, pakar urusan Palestina dalam menganalisis tujuan AS dalam kerangka proyek Kesepakatan Abad mengatakan, "Israel berusaha untuk menghancurkan hak warga Palestina untuk kembali dalam kerangka Kesepakatan Abad, dan Arab Saudi ditambah Amerika Serikat, berusaha untuk mewujudkan masalah ini."
Tujuan utama dari rencana ini pada tahap pertama adalah mengubah rezim Zionis menjadi negara dan bangsa Yahudi. Pada tahap kedua, memberikan kedaulatan dan legitimasi terbatas kepada Palestina dalam bentuk wilayah 1967. Oleh karena itu, tidak boleh ada yang mengabaikan tujuan tersembunyi dari rencana jahat ini.
Pengalaman lebih dari tujuh dekade sejarah penindasan menunjukkan bahwa penjajah Baitul Maqdis tidak pernah setuju untuk memberikan hak-hak orang tertindas. Satu-satunya cara untuk mengakhiri situasi ini adalah melanjutkan perlawanan untuk memaksa penjajah menyerah pada hukum internasional dan mematuhi prinsip penentuan nasib sendiri oleh rakyat Palestina.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam menjelaskan fakta ini menyinggung upaya kubu arogan untuk memajukan tujuan Amerika Serikat dan zionis Israel di kawasan dengan mengandalkan senjata dan uang. Menurut Ayatullah Khamenei, solusi di jalan ini dengan melakukan "perlawanan berani".
- Baca juga: Kesepakatan Abad dalam Perspektif Rahbar
Rahbar menekankan bahwa bangsa, unsur-unsur dan organisasi Palestina harus mempersempit medan ke Amerika Serikat dan musuh Zionisnya dengan "jihad tanpa pamrih", dan seluruh dunia Islam harus mendukung perlawanan yang berani ini.
Ayatullah Khamenei tidak lupa menyinggung kekuatan Muqawama yang semakin luas dari kekuatan arogan di kawasan Asia Barat. Rahbar menekankan, "Kami percaya bahwa organisasi-organisasi bersenjata Palestina akan berdiri dan melanjutkan perlawanan, dan bahwa Republik Islam Iran menganggap itu tugasnya untuk mendukung kelompok-kelompok Palestina. Dengan demikian, Iran akan mendukung mereka sebisa mungkin dan bantuan ini adalah kehendak sistem Islam dan bangsa Iran."

Tidak ada keraguan dalam fakta bahwa kebijakan penjajah dan ekspansionis dari agresor rezim Zionis telah menyebabkan pelanggaran luas terhadap hak-hak rakyat Palestina melalui penggunaan kekerasan fisik dan struktural. Karena itu, Hari Bumi bukan hanya pengecaman atas pendudukan ini, tetapi juga tanda kebangkitan umat Islam terhadap konspirasi seperti Kesepakatan Abad yang sedang diupayakan oleh Amerika Serikat, zionis Israel dan sekutunya di kawasan.
Tidak ada keraguan bahwa pembebasan bangsa Palestina yang tertindas dari kezaliman besar ini adalah kewajiban manusiawi, agama dan moral, dan semua manusia, sebagai warga komunitas internasional, memiliki kewajiban untuk melawan arus yang menindas ini dan untuk mendukung hak-hak dari bangsa Palestina.