Feb 18, 2022 18:14 Asia/Jakarta
  • Jet tempur pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi di Yaman.
    Jet tempur pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi di Yaman.

Jet-jet tempur pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi telah berulang kali membombardir daerah pemukiman di Provinsi Hajjah dan Ma'rib, Yaman dalam beberapa jam terakhir.

Serangan terbaru ini merupakan kelanjutan dari serangan udara yang dilakukan berulang kali ke kawasan penduduk di berbagai provinsi Yaman selama beberapa pekan terakhir.

Menurut laporan al-Masirah pada Jumat (18/2/2022) dini hari, pesawat-pesawat tempur pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara sebanyak 12 kali ke wilayah Abbas (Abes), Haradh dan Midi di Provinsi Hajjah.

Wilayah Madaghal, al-Jubah, Wadi dan Sirwah di Provinsi Ma'rib juga menjadi sasaran sembilan kali serangan udara oleh jet-jet tempur pasukan koalisi agresor.

Namun belum ada laporan mengenai adanya korban atau kerusakan yang dilaporkan sejauh ini.

Sementara itu, Ruang Operasi Perwira Militer Yaman mengumumkan pada Kamis malam bahwa pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah melanggar gencatan senjata 290 kali di barat Provinsi al-Hudaidah dalam 24 jam terakhir.

Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Yaman Ali al-Mushki baru-baru ini bertemu dengan Wakil Kepala Misi PBB untuk Mendukung Pelaksanaan Perjanjian Gencatan Senjata di al-Hudaidah, Daniela Kroslak dan menyinggung dukungan Amerika Serikat untuk pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Dia mengatakan, AS tidak menginginkan perdamaian di Yaman, dan Washington memiliki tujuan lain, seperti menjarah sumber daya dan pendapatan rakyat Yaman dan mendominasi negara ini.

Arab Saudi, dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain, telah melancarkan invasi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade negara ini dari darat, laut dan udara.

Agresi militer itu sejauh ini telah menewaskan dan melukai ratusan ribu warga Yaman dan membuat empat juta warga negara Arab ini mengungsi.

Agresi militer Arab Saudi juga telah menghancurkan lebih dari 85 persen infrastruktur penting Yaman, dan membuat negara ini menghadapi kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. (RA)

Tags