AS Tinjauan dari Dalam, 18 September 2021
(last modified Sat, 18 Sep 2021 05:50:31 GMT )
Sep 18, 2021 12:50 Asia/Jakarta
  • Bendera Amerika Serikat dan Prancis.
    Bendera Amerika Serikat dan Prancis.

Amerika Tinjauan dari Dalam diwarnai oleh berbagai isu di antaranya, AS menanggapi kemarahan Prancis. Pengiriman BBM Iran ke Lebanon dinilai sebagai kemenangan Hizbullah.

Isu lain dari AS adalah persetujuan Washington untuk menyediakan dukungan militer kepada Saudi. Polisi AS meminta Pentagon untuk kirim pasukan hadapi pendukung Trump. AS mengaku punya tujuan yang sama dengan Israel terkait Iran.

AS Tanggapi Kemarahan Prancis soal Kontrak Kapal Selam

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan sebelum pengumuman perjanjian baru dengan Australia, para pejabat tinggi AS telah membahas masalah ini dengan mitranya dari Prancis.

“Perjanjian kerja sama di bidang teknologi kapal selam nuklir dengan Australia sudah disampaikan sebelumnya ke Prancis,” kata pejabat tersebut pada Kamis (16/9/2021) seperti dikutip situs Farsnews.

Menurutnya, para pejabat tinggi pemerintah AS melakukan kontak dengan rekan-rekannya di Prancis untuk membahas pakta pertahanan baru sebelum diumumkan. Namun, juru bicara kedutaan Prancis di Washington mengatakan tidak ada konsultasi mengenai perjanjian tersebut.

Rabu lalu, para pemimpin AS, Inggris, dan Australia mengumumkan sebuah pakta pertahanan baru yang akan membuat Canberra mendapatkan armada kapal selam nuklir, hak istimewa yang diberikan kepada beberapa sekutu Washington. Setelah bergabung dengan pakta baru ini, Australia memutuskan pembatalan kontrak pembelian kapal selam dari Prancis. Keputusan sepihak ini dikecam oleh Paris.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan kami merasa dikhianati, kecewa, marah atas keputusan Canberra yang membatalkan pembelian kapal selam nuklir. "Ini adalah tikaman dari belakang. Kami telah menjalin hubungan saling percaya dengan Australia, dan kepercayaan ini dikhianati," tegas Le Drian.

Pemerintah Prancis juga membatalkan sebuah acara perayaan bersama dengan Amerika Serikat yang dijadwalkan berlangsung di Washington. Menurut surat kabar The New York Times, acara itu untuk memperingati 240 tahun pertempuran “Battle of the Capes 1781” yang akan diadakan di Kedutaan Besar Prancis di Washington dan juga di sebuah fregat Prancis di Baltimore, Maryland.

Konvoi truk tangki pengangkut bahan bakar Iran tiba di Lebanon dari Suriah.

NY Times: Dengan Bahan Bakar Iran, Hizbullah Menang dari AS

Surat kabar Amerika Serikat mengakui kemenangan Hizbullah dalam memainkan peran sebagai juru selamat Lebanon, dan mengatakan bahwa kelompok ini berhasil mengalahkan AS.

The New York Times, Kamis (16/9/2021) melaporkan, Hizbullah Lebanon berhasil meraih kemenangan dalam persaingan dengan AS. “Milisi Hizbullah Lebanon hari Kamis mengumumkan telah memasukkan satu juta galon solar ke Lebanon melalui perbatasan Suriah,” tulisnya.

NY Times menambahkan, “Rakyat Lebanon merayakan kemarahan AS di satu sisi, dan terpenuhinya kebutuhan vital akibat kelangkaan bahan bakar yang hampir membuat negara lumpuh, di sisi lain.”

Menurut koran AS itu, di saat Lebanon berada pada krisis ekonomi terburuk dalam sejarah negara itu, Hizbullah berhasil memainkan peran sebagai juru selamat nasional, dan mengambil peran yang gagal dimainkan dengan baik oleh pemerintah Lebanon, dan para pendukungnya di Barat.

Duta Besar AS untuk Lebanon, Dorothy Shea mengatakan, “Saya pikir tidak akan ada seorang pun yang mundur dari jabatannya jika ada orang yang bisa memasok bahan bakar untuk rumah sakit yang sangat membutuhkan.”

NY Times menjelaskan, “Krisis bahan bakar di Lebanon telah memicu semacam pertikaian antara Hizbullah dan sekutunya, dengan AS, terkait siapa yang bisa lebih cepat meringankan penderitaan rakyat Lebanon, sebuah kompetisi yang dimenangkan Hizbullah, setidaknya untuk hari itu.”

Latihan gabungan pasukan Amerika Serikat dan Arab Saudi. (dok)

AS Setujui Paket Baru Dukungan Militer ke Saudi

Departemen Luar Negeri AS menyetujui paket baru dukungan militer senilai 500 juta dolar ke Arab Saudi. Hal itu dikabarkan oleh Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan AS (DSCA) yang berada di bawah Pentagon, seperti dilaporkan media Sputnik, Jumat (17/9/2021).

"Departemen Luar Negeri telah membuat keputusan yang menyetujui pemberian layanan dukungan pemeliharaan berkelanjutan dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya 500 juta dolar," kata pernyataan DSCA.

Kontrak layanan pemeliharaan ini akan menyediakan dukungan untuk armada helikopter Blackhawk, Bell, dan Schweizer milik militer Arab Saudi, termasuk armada helikopter Chinook di masa depan.

AS kembali menyetujui pemberian dukungan militer kepada Saudi meskipun dikritik oleh para aktivis hak asasi manusia. Presiden Joe Biden sendiri di awal pemerintahannya mengaku akan menekan Riyadh agar menghentikan perang di Yaman. Dia berulang kali mengklaim akan fokus pada masalah hak asasi manusia sebagai pilar utama kebijakan luar negeri pemerintah AS.

Polisi AS Minta Pentagon Kirim Tentara Hadapi Pendukung Trump

Polisi Kongres Amerika Serikat meminta Pentagon mengirim personel militer untuk membantu mengendalikan aksi pendukung mantan Presiden Donald Trump yang akan digelar pada 18 September 2021 di Washington.

"Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Pentagon, John Kirby mengatakan pihaknya menerima permintaan bantuan dari Polisi Kongres untuk menghadapi aksi protes minggu ini," tulis situs The Hill, Rabu (15/9/2021).

Menurutnya, hal ini merupakan kebijakan biasa Dephan AS untuk memberi izin kepada instansi lain meminta bantuan. Kirby menambahkan, Pentagon saat ini tengah mengkaji permintaan bantuan dari Polisi Kongres untuk menghadapi protes minggu ini, dan jika bisa, permohonan tersebut akan diterima dan didukung.

Pada 6 Januari 2021 ribuan pendukung Donald Trump menggeruduk Gedung Kongres untuk mencegah pengesahan hasil pemilu presiden yang dimenangkan Joe Biden. Aksi itu berujung kerusuhan dan menewaskan sedikitnya lima orang.

Pendukung Trump menduduki Gedung Capitol pada 6 Januari 2021.

Washington: Tujuan AS dan Israel terkait Iran, Sama

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, baik AS maupun Israel tidak ingin menyaksikan Iran menjadi negara yang memiliki senjata atom.

Ned Price, dalam jumpa persnya hari Rabu (15/9/2021) mengakui bahwa AS secara kontinu dan stabil melaporkan kebijakan-kebijakannya terkait Iran kepada rezim Zionis Israel.

Ditanya tentang statemen Menteri Perang Israel Benny Gantz soal kesepakatan nuklir Iran, Ned Price menjelaskan, “Pengumuman sikap terkait JCPOA atau program nuklir Iran, kami serahkan ke pemerintah Israel. Baik AS maupun Israel tidak ingin melihat Iran menjadi negara yang memiliki senjata nuklir.”

“AS dan Israel berkomitmen pada ide bahwa Iran tidak diperbolehkan, dan harus selamanya dicegah untuk menguasai senjata nuklir,” tegasnya. (RM)