Parlemen Malaysia Dibubarkan di Tengah Kekacauan Politik
(last modified Mon, 10 Oct 2022 14:56:02 GMT )
Okt 10, 2022 21:56 Asia/Jakarta
  • Parlemen Malaysia
    Parlemen Malaysia

Perdana Menteri (PM) Malaysia mengumumkan pembubaran parlemen pada Senin (10/10) di tengah kekacauan politik sejak pemilihan nasional terakhir pada 2018.

Pengumuman ini memungkinkan pemilihan cepat yang bertujuan untuk membawa stabilitas politik, saat negara itu keluar dari pandemi Covid-19 dan skandal korupsi 1MDB.
 
“Kemarin saya bertemu raja ... dan saya meminta izinnya untuk membubarkan parlemen. Dan raja menyetujui permintaan saya untuk membubarkan parlemen hari ini,” kata PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu, Senin.
 
“Saya berharap orang-orang akan menggunakan suara mereka dengan bijak untuk memilih stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan harmoni di negara ini,” katanya, merujuk pada negara Asia Tenggara yang multi ras dengan mayoritas Muslim itu.
Dia membuat pengumuman sehari setelah audiensi dengan raja, Sultan Abdullah, yang memberikan persetujuannya.
 
Tidak ada tanggal yang diberikan untuk pemilihan. Tetapi di bawah konstitusi, pemilihan harus diadakan dalam waktu 60 hari setelah pembubaran parlemen.
 
Pembubaran itu terjadi beberapa hari setelah pemerintah mengumumkan anggaran populis, yang mencakup beberapa miliar dolar pemberian uang tunai dan pemotongan pajak penghasilan pribadi.
 
Jajak pendapat baru dijadwalkan September tahun depan, tetapi Ismail menghadapi tekanan kuat dari dalam partainya Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) untuk membubarkan parlemen dan mengamankan mandat yang kuat dalam pemilihan awal.
 
Malaysia telah berada dalam kekacauan politik sejak pemilihan nasional terakhir pada 2018, ketika pakta reformis yang dipimpin oleh mantan pemimpin Mahathir Mohamad mengalahkan aliansi yang dipimpin oleh UMNO. Adapun UMNO menjadi partai utama yang memerintah negara itu selama lebih dari 60 tahun.
 
Kemudian petahana Najib Razak, yang terlibat dalam skandal di mana miliaran dolar diduga telah dijarah dari dana kekayaan negara 1MDB, digulingkan dari jabatan PM.
Dia kemudian dihukum karena korupsi setelah persidangan yang panjang dan mulai menjalani hukuman penjara 12 tahun pada Agustus 2022 untuk sejumlah dakwaan awal.
 
Namun harapan untuk stabilitas politik setelah penggulingan Najib memudar dengan cepat. Pasalnya, pemerintahan Mahathir runtuh setelah 22 bulan karena pertikaian sengit.
 
Dia digantikan oleh mantan tangan kanannya Muhyiddin Yassin. Tetapi kemarahan publik yang meningkat atas penanganannya terhadap pandemi memaksanya untuk mengundurkan diri kurang dari dua tahun setelah dia menjabat. Kemudian Ismail diangkat sebagai pemimpin baru Malaysia hingga saat ini. (investor.id)