Jul 28, 2021 21:00 Asia/Jakarta
  • Najib Mikati
    Najib Mikati

Setelah sembilan bulan bersikeras atas sikapnya dan mengabaikan wewenang presiden, Saad Hariri, ketua Partai al-Mustaqbal Lebanon akhirnya gagal membentuk kabinet dan kemudian ia mengundurkan diri.

Setelah pengunduran Hariri, Presiden Michel Aoun Senin (26/7/2021) menunjuk Majid Mikati setelah mendapat 72 suara dari 120 suara parlemen, sebagai perdana menteri baru untuk membentuk kabinet.

Hari Selasa (27/7/2021) berbagai fraksi parlemen meminta Mikati secepatnya membentuk kabinet sehingga warga dapat keluar dari keputusasaan terkait urusan negara dan semakin optimis dengan masa depan negara. Mikati di statemen pertamanya menyatakan memiliki jaminan dari pihak asing untuk membentuk pemerintahan. Secara tersirat ia mengisyaratkan sikap positif Prancis dan Uni Eropa yang mendesak pembentukan pemerintahan secepatnya. Sepertinya Amerika Serikat dan Arab Saudi demi menjamin kepentingannya di Lebanon dan kawasan, menghendaki negara ini secepatnya keluar dari kondisi saat ini.

Namun anasir yang berafiliasi dengan mereka seperti Partai Kekuatan Lebanon pimpinan Samir Geagea masih menyuarakan penentangannya dan tujuannya adalah membuat negara rusuh dengan harapan dapat menggelar pemilu dini yang dijadwalkan akan digelar tahun depan. Oleh karena itu, atmosfir Lebanon saat ini untuk relatif tepat dan positif untuk membentuk kabinet.

Presiden Lebanon dan Najib Mikati

Di sisi lain, Najib Mikati, pengusaha dan politikus kawakan serta jika ia tahu gagal di misinya, maka ia tidak akan bersedia menerimanya. Ia memiliki pengalaman sebagai perdana menteri tahun 2005 dan 2011, serta seperti Hariri tidak akan bekerja sama dengan tokoh dan faksi Lebanon yang tidak memiliki kematangan politik. Hal ini dibuktikan dengan pertemuan langsung dan bersahabat diriny adengan Gibran Bassil, ketua Partai Gerakan Kebebasan Nasional Lebanon setelah ia ditunjuk sebagai penanggung jawab pembentukan kabinet. Adapun Hariri memilih sikap permusuhan dengan faksi Gerakan Kebebasan Nasional dan sosok pribadi Gibran Bassil.

Oleh karena itu, banyak bukti menunjukkan bahwa Najib Mikati akan sukses membentuk kabinet, khususnya Dana Moneter Internasional (IMF) berjanji memberi pinjaman kepada Lebanon sebesar 860 juta dolar, dan rencananya akan digelar konferensi mendukung Lebanon pada 4 Agustus mendatang bertepatan dengan peringatan insiden ledakan bom di pelabuhan Beirut dan Mikati akan memanfaatkan momen ini dan mengajukan dukungan internasional.

Oleh karena itu, ia yakin akan sukses di misinya membentuk kabinet. Di sisi lain, adanya atmosfer positif di Lebanon bukan berarti tidak ada tantangan dan kendala bagi Mikati, karena Lebanon masih menghadapi beragam krisis yang jika tidak dikaji dan diselesaikan, maka krisis ini akan semakin parah.

Faktanya Najib Mikati merupakan kesempatan terakhir Lebanon untuk keluar dari krisis. Kini Lebanon dari sisi ekonomi tengah berada di kondisi krisis dan nilai dolar mencapai titik terendah serta harga BBM naik drastis serta peluang ledakan di negara ini terbuka lebar, khususnya rezim Zionis Israel bersama sejumlah faksi politik pro Barat dan sejumlah rezim kawasan ingin mengobarkan kerusuhan di negara ini untuk meraih tujuannya dan mencegah terselesaikannya urusan Lebanon. (MF)

 

Tags