Anggota Kabinet Perang Rezim Zionis, mengancam akan menumbangkan pemerintahan Israel, saat ini, dan mengatakan, pembebasan tawanan Israel, dari tangan perlawanan Palestina, jauh lebih penting dari serangan ke Rafah.
Seiring berlanjutnya perilaku sepihak Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri rezim Zionis dalam menangani masalah Gaza, para penentangnya mengancam akan membubarkan kabinet perang.
Dua menteri anggota Kabinet Perang, menuduh PM Israel, tidak melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan seputar pembebasan tawanan di Gaza, dan mengancam akan membubarkan Kabinet Perang.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat merespons laporan terbaru Lembaga Pemeringkat Kredit Moody's, mengakui tema laporan ini terkait eskalasi krisis ekonomi di bumi Palestina pendudukan.
Protes berkelanjutan di Wilayah Pendudukan untuk pembebasan tawanan Zionis telah berubah menjadi krisis dan mimpi buruk yang tiada akhir bagi Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu dan kabinetnya.
Sebagai kelanjutan dari krisis politik di Tel Aviv, Partai Buruh Rezim Zionis menyerahkan rencana pemakzulan kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kepada Parlemen Israel (Knesset).
Menteri di kabinet Israel Sabtu (20/1/2024) kembali menggulirkan statemen rasis dan mengklaim bahwa mereka tidak akan mengijinkan pembentukan negara independen Palestina.
100 hari serangan rezim Zionis Israel ke Gaza berlalu, namun ternyata perang ini semakin meningkatkan perpecahan internal di bumi Palestina pendudukan.
Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu khawatir pada meningkatnya kekecewaan di kalangan anggota Partai Likud yang akan mengarah pada tindakan bersama dengan partai-partai oposisi untuk menggulingkannya.
Sumber-sumber media di Wilayah Pendudukan melaporkan bahwa rapat kabinet perang Benjamin Netanyahu berlangsung tegang dan berakhir dengan para menteri saling berteriak.