100 hari serangan rezim Zionis Israel ke Gaza berlalu, namun ternyata perang ini semakin meningkatkan perpecahan internal di bumi Palestina pendudukan.
Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu khawatir pada meningkatnya kekecewaan di kalangan anggota Partai Likud yang akan mengarah pada tindakan bersama dengan partai-partai oposisi untuk menggulingkannya.
Sumber-sumber media di Wilayah Pendudukan melaporkan bahwa rapat kabinet perang Benjamin Netanyahu berlangsung tegang dan berakhir dengan para menteri saling berteriak.
Komisaris Tinggi Dewan Hak Asasi Manusia PBB menolak pernyataan otoritas Tel Aviv tentang pengungsian masyarakat Gaza.
Sidang kabinet perang Zionis berakhir tanpa hasil setelah terjadi perselisihan antara beberapa menteri yang hadir dalam rapat tersebut.
Media rezim Zionis Israel memberitakan ketegangan dan perselisihan di antara kabinet rezim ilegal ini terkait dengan agresi militer ke Jalur Gaza yang telah dilakukan kurang lebih 2,5 bulan, namun belum membuahkan hasil.
Menteri Keuangan Rezim Zionis mengatakan karena pentingnya prioritas ekonomi di tengah perang Gaza, enam kementerian harus ditutup. Di sisi lain anggaran Kementerian Luar Negeri Zionis habis untuk menyebar kebohongan perang Gaza.
Salah satu media Rezim Zionis, menyebut statemen Menteri Warisan Budaya Israel, untuk menjatuhkan bom nuklir di Gaza, bukan sebuah kesalahan tapi sudah dikoordinasikan sepenuhnya.
Ancaman seorang anggota kabinet rezim Zionis untuk menggunakan bom atom terhadap rakyat Gaza sekali lagi membuktikan betapa brutal dan tidak manusiawinya rezim ini.
Berdasarkan hasil survei terbaru, 75% warga Zionis tidak puas dengan kinerja Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya.