Transformasi Asia Barat, 8 April 2023
Perkembangan di negara-negara Asia Barat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Bin Farhan: Hubungan Iran-Saudi Ciptakan Atmosfir Positif di Kawasan.
Selain itu, masih ada isu lainnya seperti;
- Pejabat Palestina: Perang Baru akan Segera Pecah
- PM Rezim Zionis: Serangan ke Suriah akan Dilanjutkan
- Ansarullah: UEA Mulai Tarik Pasukannya dari Yaman
- Al Mayadeen: Saudi Putuskan Akhiri Perang Yaman
- Akhiri Perang, Delegasi Saudi akan Berangkat ke Yaman
- Times of Israel: Netanyahu Hindari Perang Lawan Hamas dan Hizbullah
- Nujaba Irak: Revolusi Rudal, Pembebasan Al Quds sudah Dekat
- Sekjen Hizbullah Lebanon Keluarkan Ancaman Baru terhadap Rezim Zionis
- Dubes Iran, Arab Saudi, Irak dan Suriah Bertemu di Oman
Bin Farhan: Hubungan Iran-Saudi Ciptakan Atmosfir Positif di Kawasan
Menteri Luar Negeri Arab Saudi dalam pertemuan dengan Menlu Iran mengatakan hubungan dua negara telah menciptakan atmosfir positif baru di seluruh kawasan, dan ia menekankan kesiapan Riyadh untuk merealisasikan nota kesepahaman dengan Tehran.
Faisal bin Farhan, Kamis (6/4/2023) dalam pertemuan dengan Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian di Beijing menuturkan, "Kami siap memperkuat atmosfir positif baru ini di berbagai kesempatan regional dengan bantuan, dan kerja sama Iran."
Menlu Saudi dan Iran sepakat untuk bertukar delegasi guna membuka kembali Kedutaan Besar serta Konsulat kedua negara, mengaktifkan nota kesepahaman bersama, dan bertukar delegasi untuk meningkatkan hubungan di berbagai bidang termasuk ekonomi, perdagangan dan investasi.
Selain itu, menggelar negosiasi delegasi-delegasi tingkat ahli untuk memulai kembali rute penerbangan langsung dua negara, membuka fasilitas pengeluaran visa bagi warga kedua negara termasuk visa umrah, dan penguatan kerja sama di berbagai organisasi internasional.
Kedua pihak juga menyatakan kesiapan untuk menghilangkah hambatan-hambatan yang merintangi upaya perluasan kerja sama dua negara.
Pejabat Palestina: Perang Baru akan Segera Pecah
Sekjen Komite-Komite Perlawanan Rakyat Palestina, PRC mengatakan, Saif Al Quds, untuk melindungi Masjid Al Aqsa dan kota Al Quds, masih tegak berdiri, dan tidak akan membiarkan musuh menjalankan proyek-proyek jahatnya.
Dikutip Palestine Today, Kamis (6/4/2023) Ayman al-Shashniya mengumumkan, "Perlawanan Palestina, tidak akan pernah meninggalkan penduduk Al Quds dan warga palestina yang beritikaf di Masjid Al Aqsa, dalam melawan serangan terencana Zionis."
Ia menambahkan, "Para penjaga akan melindungi seluruh Masjid Al Aqsa, dengan berani, dan akan menghadapi proyek-proyek musuh."
Menurut Ayman al-Shashniya, para penjaga Masjid Al Aqsa, akan melindungi kemuliaan Dunia Arab dan Islam, dengan melawan proyek-proyek musuh, dan umat Islam harus mendukung mereka.
Sekjen PRC menyeru seluruh pejuang untuk membantu Masjid Al Aqsa, dan memberikan pukulan telak kepada Rezim Zionis, serta para pemukim Zionis, dan menurutnya perang baru akan segera pecah.
Pasukan Rezim Zionis kembali menyerbu halaman Masjid Al Aqsa, untuk mencegah masuknya warga Palestina, sementara ribuan warga Palestina sudah berkumpul di sekitar Masjid Al Aqsa.
PM Rezim Zionis: Serangan ke Suriah akan Dilanjutkan
Perdana Menteri Rezim Zionis mengaku bahwa Tel Aviv akan melanjutkan berperang dengan pasukan "pendukung terorisme" di luar Wilayah pendudukan.
PM Rezim Zionis, Benjamin Netanyahu, Minggu (2/4/2023) sebelum rapat kabinet rezim itu mengatakan bahwa Israel, akan melanjutkan serangannya ke Suriah.
Dikutip kantor berita Shehab, Netanyahu menuturkan, "Kami akan melanjutkan perang melawan pasukan-pasukan pendukung terorisme di luar perbatasan kami."
Sementara itu Radio Militer Israel mengumumkan, "Menteri Perang Israel Yoav Gallant datang sedikit terlambat, setelah statemen Netanyahu kepada wartawan, dan bergabung dengan rapat tersebut."
Sebelumnya media mengabarkan serangan terbaru Rezim Zionis ke Homs, barat Suriah. Dalam serangan tersebut, sebuah pangkalan militer di Homs menjadi target.
Ini merupakan serangan Rezim Zionis ketiga ke Suriah, dalam 72 jam terakhir. Kantor berita resmi Suriah, SANA mengabarkan serangan Israel ke Homs menyebabkan lima orang terluka.
Ansarullah: UEA Mulai Tarik Pasukannya dari Yaman
Anggota Biro Politik Ansarullah mengatakan, Uni Emirat Arab, UEA, sudah memulai penarikan mundur pasukannya dari Yaman.
Mohammed Al Bukhaiti, Sabtu (8/4/2023) dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Mayadeen menuturkan, "UEA sudah memulai langkah mundur nyata dengan menarik personel militernya dari Yaman."
Ia menambahkan, "Akan tetapi kami memiliki informasi akurat yang menunjukkan bahwa UEA bermaksud mempertahankan sebagian kepulauan Yaman. Kami tegaskan bahwa kami tidak akan membiarkan wilayah Yaman diduduki meski satu inci."
Pada saat yang sama, Mohammed Al Bukhaiti mengonfirmasi pencapaian kesepakatan antara Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman dengan Arab Saudi.
"Akan tetapi kami sampai saat ini masih menunggu Arab Saudi untuk merealisasikan nota kesepahaman-nota kesepahaman ini," imbuhnya.
Menurut Al Bukhaiti, kesepakatan Yaman dan Saudi tersebut meliputi upaya menghentikan pertikaian atau mencapai perdamaian permanen dan komprehensif, dan ini akan menguntungkan kedua pihak.
Pejabat Ansarullah ini menyatakan dukungan atas segala bentuk upaya Saudi, untuk mencapai perdamaian dengan Yaman atau dengan salah satu kelompok poros perlawanan lainnya.
"Kesepakatan-kesepakatan, dan solusi yang dicapai akan ditempuh dalam dua tahap, yang pertama sebelum hari raya Idul Fitri, dan yang kedua di waktu yang lain," pungkasnya.
Al Mayadeen: Saudi Putuskan Akhiri Perang Yaman
Stasiun televisi Al Mayadeen mengutip sumber terpercaya mengabarkan, pemerintah Arab Saudi telah memanggil Dewan Kepresidenan Yaman, dan menyampaikan detail kesepakatannya dengan Sanaa untuk mengakhiri perang.
TV Al Mayadeen, Jumat (7/4/2023) di situsnya menulis, "Saudi sudah memberitahukan keputusannya untuk mengakhiri perang, dan menutup selamanya kasus Yaman, kepada Dewan Kepresidenan Yaman."
Ditambahkannya, "Saudi memanggil Ketua dan anggota Dewan Kepresidenan Yaman, di hari jadi dewan ini di Riyadh, dan menginformasikan tentang keputusan terbarunya terkait krisis di Yaman."
Menurut stasiun televisi Al Mayadeen, pertemuan pemerintah Saudi, dengan Dewan Kepresidenan Yaman tersebut, digelar secara tertutup.
"Menteri Pertahanan Saudi Khaled bin Salman, dalam pertemuan kemarin dengan Ketua dan anggota Dewan Kepresidenan Yaman, menjelaskan solusi Riyadh, untuk mengakhiri krisis Yaman," kata Al Mayadeen.
Televisi Lebanon, itu lebih lanjut menerangkan, Duta Besar Saudi untuk Yaman, menjelaskan detail perundingan Riyadh-Sanaa, kepada Dewan Kepresidenan Yaman.
Al Mayadeen menegaskan, "Perspektif Saudi untuk solusi ini berdasarkan pada perpanjangan gencatan senjata oleh Sanaa, dengan kompensasi pembayaran gaji pegawai pemerintah, penyetaraan mata uang, dan menghentikan campur tangan Saudi dalam urusan internal Yaman."
"Setelah pengumuman resmi berakhirnya perang, perundingan Yaman-Yaman di bawah pengawasan PBB, dan dukungan Saudi akan dimulai. Tujuan perundingan adalah untuk mencapai kesepakatan masa transisi kekuasaan dua tahun," pungkasnya.
Akhiri Perang, Delegasi Saudi akan Berangkat ke Yaman
Delegasi Arab Saudi dan Oman, dikabarkan akan melakukan kunjungan ke Sanaa minggu depan, untuk membicarakan gencatan senjata permanen dengan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman.
Kantor berita Reuters, Jumat (7/4/2023) mengutip dua sumber terpercaya, melaporkan berjalannya proses perundingan damai antara Saudi dan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman.
Menurut sumber yang dikutip Reuters, perundingan yang akan digelar di Sanaa, akan memusatkan perhatian pada pembahasan masalah pembukaan kembali secara total pintu-pintu perbatasan, dan bandara-bandara Yaman, pembayaran gaji pegawai pemerintah Yaman, dan tahap transisi politik.
Ditambahkannya, "Jika kesepakatan dicapai, maka pihak-pihak yang bertikai di Yaman akan mengumumkan kesepakatan gencatan senjata permanen sebelum liburan Hari Raya Idul Fitri, 20 April mendatang."
Sebelumnya TV Al Mayadeen, di situsnya menulis, "Saudi sudah memberitahukan keputusannya untuk mengakhiri perang, dan menutup selamanya kasus Yaman, kepada Dewan Kepresidenan Yaman."
"Menteri Pertahanan Saudi Khaled bin Salman, dalam pertemuan kemarin dengan Ketua dan anggota Dewan Kepresidenan Yaman, menjelaskan solusi Riyadh, untuk mengakhiri krisis Yaman," kata Al Mayadeen.
Sehari sebelumnya Menlu Iran dan Saudi di bertemu di Beijing, dan mencapai sejumlah kesepakatan, di antaranya pembukaan kembali Kedutaan Besar dua negara, dan menyingkirkan seluruh hambatan kerja sama dua negara.
Times of Israel: Netanyahu Hindari Perang Lawan Hamas dan Hizbullah
Surat kabar Rezim Zionis mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kepada anggota kabinetnya menegaskan, dikarenakan konflik internal, Israel tidak boleh terseret ke arah peperangan melawan Hamas dan Hizbullah.
Times of Israel, Sabtu (8/4/2023) melaporkan, "PM Israel Benjamin Netanyahu berusaha menghindar dan lari dari peningkatan eskalasi ketegangan di banyak front dalam waktu bersamaan, dan kepada anggota kabinetnya menegaskan Israel tidak bisa diseret untuk berperang melawan Hamas dan Hizbullah, di tengah konflik internal."
Dalam pertemuan dengan Menteri Perang, Menteri Luar Negeri, Menteri Keamanan Internal, Menteri urusan Strategi dan pejabat keamanan senior lainnya, Netanyahu menjelaskan tentang pentingnya menghindari perluasan front konflik.
PM Rezim Zionis menegaskan, "Israel harus menjauh supaya tidak terseret ke dalam konfrontasi dan perang-perang dengan skala yang lebih besar, dan sebaliknya membentuk sebuah front bersatu."
Ia menambahkan, "Dalam masalah-masalah lain, kita sudah cukup banyak terlibat konflik. Kita berhadapan dengan tantangan di semua tempat, baik dari opsisi maupun di jalanan."
"Kita harus menghindari konflik-konflik yang tidak urgen di dalam pemerintahan, koalisi pemerintah harus kuat, dan dapat membuktikan persatuan," pungkas Netanyahu.
Nujaba Irak: Revolusi Rudal, Pembebasan Al Quds sudah Dekat
Gerakan perlawanan Al Nujaba, Irak merilis pernyataan mendukung perlawanan Palestina, dan menurutnya perkembangan saat ini mengindikasikan semakin dekatnya pembebasan Al Quds.
Al Nujaba Irak, Jumat (7/4/2023) mengapresiasi keberanian para pejuang Palestina, dalam membalas serangan-serangan Rezim Zionis. Menurut Al Nujaba, era Intifada batu sudah berakhir, dan sekarang tiba saatnya Revolusi Rudal, serta penggunaan metode-metode baru.
"Salam kepada mereka yang tidak menutup mata atas penindasan, salam kepada mereka yang tidak tunduk pada kezaliman. Perkembangan besar di samping kesiapan tinggi di barisan perlawanan Palestina, adalah kabar baik yang membawa harapan bagi kita tentang dekatnya pembebasan penuh tanah Palestina," kata Al Nujaba.
Ditambahkannya, "Keberhasilan-keberhasilan hari ini diraih berkat bantuan Ilahi, dan tekad para pejuang pemberani, serta dukungan poros perlawanan terutama Republik Islam Iran di bawah pimpinan Wali Fakih."
Al Nujaba menegaskan, "Dukungan terhadap rakyat Palestina, tidak bersyarat, mutlak, dan tidak akan pernah berubah sampai kapan pun, dan kami meminta seluruh masyarakat dunia untuk mengecam kejahatan Rezim Zionis."
Gerakan perlawanan Irak, Al Nujaba juga meminta negara-negara kawasan untuk mempertimbangkan ulang sikap mereka terutama di fase sekarang ini ketika konfrontasi semakin sengit melawan Rezim Zionis yang sedang runtuh.
Sekjen Hizbullah Lebanon Keluarkan Ancaman Baru terhadap Rezim Zionis
Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengeluarkan peringatan keras kepada rezim Zionis tentang penggunaan rudal jarak jauh oleh front perlawanan.
Sayid Hassan Nasrullah di laman Twitternya hari Kamis (6/4/2023) menulis, "Perlawanan memiliki sejumlah besar rudal jarak jauh, tetapi belum menggunakannya saat ini,".
"Jika Zionis melakukan kebodohan, salah satu opsi perlawanan dengan menembakkan sejumlah besar rudal balistik ke pusat-pusat sensitif Zionis," tegas Sekjen Hizbullah Lebanon.
Beberapa sumber mengumumkan bahwa otoritas Zionis memiliki ketidaksepakatan mendasar tentang bagaimana menanggapi serangan perlawanan hari ini, karena ketakutan akan tindakan tak terduga perlawanan terhadap mereka.
Di sisi lain, sumber-sumber Zionis mengumumkan bahwa rapat kabinet menyaksikan perbedaan yang kuat dan pahit antara para komandan tentara dan para menteri tentang penghentian atau melanjutkan serangan ke Gaza, dan Netanyahu memihak para komandan tentara.
Beberapa jam yang lalu, jet-jet tempur rezim Zionis secara masif membombardir Jalur Gaza, terutama bagian selatannya, dengan dalih serangan roket dari Lebanon, yang mereka tuduhkan dilakukan oleh Hamas.
Menanggapi aksi rezim Zionis di Jalur Gaza, kelompok Palestina menargetkan permukiman Zionis di sekitar Jalur Gaza dengan roket.
Dubes Iran, Arab Saudi, Irak dan Suriah Bertemu di Oman
Para duta besar Republik Islam Iran, Arab Saudi, Irak dan Suriah saling bertukar pendapat dalam pertemuan segi empat yang berlangsung di Oman.
Menurut situs Oman Atheer, Duta Besar Irak di Oman, Qais Al-Amiri hari Selasa (4/4/2023) mengumumkan pertemuan empat arah dengan mitranya dari Iran, Ali Najafi; mitranya dari Saudi, Abdullah Al-Anzi; dan mitranya dari Suriah, Idris Maya.
Qais Al Amiri mengungkapkan bahwa para duta besar dalam pertemuan ini membahas peluang besar negara-negara kawasan, dan bertukar pandangan tentang masa depan perdamaian regional.
Duta Besar Irak, yang menjadi tuan rumah para mitranya dari Iran, Saudi dan Suriah dalam pertemuan ini mengungkapkan kepuasannya sebagai pihak yang memfasilitasi pertemuan tersebut
"Jika bukan karena upaya Oman dan Bagdad, yang bersikeras memfasilitasi dialog antara teman dan saudara, maka pertemuan seperti itu tidak akan terjadi," ujarnya.
Pertemuan ini berlangsung di saat Mohammed Kazem Al Sadegh, duta besar Iran untuk Irak, menjamu duta besar dari banyak negara, termasuk duta besar Riyadh di Baghdad dalam acara Iftar bersama di bulan suci Ramadhan.