Irak Tekankan OKI Gelar Sidang Bahas Penistaan Al-Quran
Menteri luar negeri Irak dalam kontaknya dengan sejawatnya dari sejumlah negara Islam termasuk Iran, menekankan perlawanan terhadap Islamphobia di dunia dan mengambil langkah yang diperlukan terkait hal ini.
Seperti dilaporkan alforatnews, Menlu Irak Fuad Hussein menjalin kontak telepon dengan Ayman al-Safadi, Hakan Fidan, Hossein Amir Abdollahian, Faisal bin Farhan, menlu Yordania, Turki, Republik Islam Iran dan Arab Saudi.
Menlu Irak menyatakan, dalam dialog telepon tersebut ditekankan perlunya menyelenggarakan sidang istimewa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di tingkat menlu untuk mengkaji isu penistaan al-Quran dan melawan Islamphobia di dunia serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan di bidang ini.
Dalam dialog tersebut, Fuad Hussein memberi tahu rekan-rekannya tentang tindakan diplomatik pemerintah Irak sebagai tanggapan atas tindakan berulang pemerintah Swedia yang mengizinkan penodaan al-Quran dan menghina tempat-tempat suci Islam serta membakar bendera Irak.
"Langkah provokatif ini melanggar hukum internasional, mengancam perdamaian sosial serta menyebarkan budaya kekerasan serta kebencian," ungkap Fuad Hussein.
Menlu empat negara Islam seraya mendukung sikap Irak, juga menuntut diselenggarakannya sidang istimewa terkait masalah ini.
Kamis (20/7/2023), Salwan Momika, seorang pengungsi Irak di Swedia setelah mendapat izin dari polisi negara ini, untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan lalu, melakukan penistaan al-Quran, dan aksi ini menuai respon keras dari negara-negara Islam. (MF)