Apakah Kunjungan Al Julani ke Irak akan Berujung Penangkapan Dirinya?
(last modified Tue, 22 Apr 2025 12:45:48 GMT )
Apr 22, 2025 19:45 Asia/Jakarta
  • Apakah Kunjungan Al Julani ke Irak akan Berujung Penangkapan Dirinya?

Pars Today – Sekjen Asaib Ahl Al Haq Irak, mengatakan, kehadiran Abu Mohammed Al Julani, Pemimpin baru Suriah, di Irak, mungkin saja akan berujung dengan penangkapan dirinya.

Qeis Al Khazali, sebelumnya mengatakan, atas dasar pelaksanaan undang-undang, Al Julani, bisa ditangkap jika datang ke Irak, pasalnya keputusan penangkapan sudah dikeluarkan oleh pengadilan Irak.
 
Ahmed Al Sharaa, atau Abu Mohammed Al Julani, Pemimpin baru Suriah, sebelumnya pernah ditangkap di Irak, dan divonis mati karena terlibat dengan kelompok teroris Al Qaeda, ISIS, dan Front Al Nusra, serta mendirikan kelompok teroris Tahrir Al Sham, dan terlibat kejahatan-kejahatan besar.
 
Perdana Menteri Irak, mengundang Al Julani, berkunjung ke Baghdad, untuk berpartisipasi dalam pertemuan pemimpin negara-negara Arab, 17 Mei 2025 mendatang. Undangan ini mendapat protes luas dari masyarakat, dan berbagai kalangan Irak.
 
Seperti dikutip Baghdad Al Youm, Sekjen Asaib Ahl Al Haq, Qeis Al Khazali, mengumumkan, hubungan Irak dan Suriah, adalah hal yang urgen, dan meliputi kepentingan-kepentingan bersama, tapi pada saat yang sama kehadiran Pemimpin baru Suriah, di Irak, pada situasi seperti sekarang ini, dinilai terlalu cepat.
 
Qeis Al Khazali, menekankan pentingnya komitmen semua pihak atas keputusan lembaga peradilan Irak, dan penghormatan atas prinsip pembagian kekuasaan. Ia mendesak tindakan hati-hati dalam kasus ini, dan berusaha supaya selain kedaulatan nasional Irak, terjaga, juga instansi-instansi resmi negara ini dihormati.
 
Statemen-statemen ini mencuat setelah hubungan Baghdad dan Damaskus, memasuki fase baru setelah pertemuan PM Irak Mohammed Shia Al Sudani, dan Ahmed Al Sharaa, Pemimpin baru Suriah, dengan mediasi Qatar.
 
Dalam pertemuan itu, Al Julani dan Al Sudani, menekankan pentingnya penghormatan atas kedaulatan, dan independensi kedua negara, menentang segala bentuk campur tangan asing, serta mengumumkan bahwa keamanan dan stabilitas Suriah dan Irak, adalah asas keamanan kawasan Asia Barat.
 
Dalam pertemuan ini dibahas masalah keamanan perbatasan dua negara, dan disepakati penguatan koordinasi di lapangan serta intelijen dengan tujuan memerangi ancaman-ancaman, dan bahaya bersama.
 
Di bidang ekonomi, Ahmed Al Sharaa dan Al Julani, juga membahas upaya-upaya mengaktifkan hubungan dagang, dan fasilitas transit barang, serta orang lewat pintu-pintu penyeberangan dua negara, serta mendorong investasi.
 
Selain itu keduanya juga mengkaji upaya membuka cakrawala kerja sama baru di bidang energi, transportasi, dan infrastruktur dalam kerangka kepentingan-kepentingan strategis Irak dan Suriah. (HS)