Membaca Urgensi Kunjungan Bashar Assad ke Cina
Pada hari Kamis (21/09/2023), Presiden Suriah Bashar Assad tiba di kota Hangzhou yang terletak di timur Cina untuk berpartisipasi dalam acara pembukaan Asian Games di Hangzhou, sekaligus melakukan pertemuan dengan mitranya dari Cina, Xi Jinping.
Analisis perjalanan Bashar Assad ke Cina harus dilakukan dari perspektif kepentingan Damaskus dan Beijing.
Suriah telah dilanda perang saudara sejak tahun 2011. Perang yang kini sudah sangat berkurang, tetapi sebagian wilayah negara tersebut masih berada di bawah kendali kelompok teroris dan juga diduduki oleh negara asing.
Dalam dua tahun terakhir, kebijakan beberapa negara yang mendukung kelompok oposisi dan teroris di Suriah telah berubah dan mereka memasukkan pemulihan hubungan dengan Damaskus dalam agenda.
Sebagian besar negara Arab, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, telah menyatakan kesiapannya untuk membangun kembali negara ini sekaligus menghidupkan kembali hubungan dengan Suriah. Selain itu, Suriah juga telah kembali ke Liga Arab.
Kunjungan Bashar Assad ke Beijing dapat dilihat sebagai kelanjutan dari proses politik tersebut, yang menandakan bahwa Suriah sedang melewati era isolasi.
Masalah lainnya adalah terakhir kali Bashar Assad mengunjungi Beijing pada tahun 2004 dan bertemu dengan Hu Jintao, mantan pemimpin Cina.
Kunjungan Bashar Assad ke Suriah pada tahun 2004 merupakan kunjungan pertama kepala negara negara ini ke Cina sejak terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 1956.
Oleh karena itu, kunjungan Assad ke Beijing baru-baru ini merupakan kunjungan kedua kepala pemerintahan Suriah ke Cina dan juga pertemuan pertama Bashar Assad dengan Xi Jinping di Beijing.
Permasalahan ketiga adalah Suriah memerlukan investasi asing untuk rekonstruksi setelah satu dekade perang melawan teroris dan pemberontak yang menghancurkan hampir 80% infrastruktur negara tersebut.
Pada hari Kamis (21/09/2023), Presiden Suriah Bashar Assad tiba di kota Hangzhou yang terletak di timur Cina untuk berpartisipasi dalam acara pembukaan Asian Games di Hangzhou, sekaligus melakukan pertemuan dengan mitranya dari Cina, Xi Jinping.
Saat ini, Cina adalah salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan memiliki kapasitas yang diperlukan untuk berinvestasi di berbagai negara.
Oleh karena itu, Assad berharap Cina berperan penting dalam rekonstruksi Suriah.
Selama setahun terakhir, Cina telah meningkatkan upaya diplomatiknya di kawasan Asia Barat, terutama membantu meredakan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi pada bulan Maret lalu.
Tampaknya Cina berupaya meningkatkan hubungan dengan Suriah, terutama dalam dimensi ekonomi.
Sumber-sumber media Suriah melaporkan bahwa Presiden Cina mengalokasikan pesawat kepresidenan pribadi untuk kunjungan Presiden Suriah Bashar Assad dan delegasi pendampingnya, yang menunjukkan ketertarikan Beijing pada perjalanan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning mengatakan, Kami yakin kunjungan Presiden Suriah Bashar Assad akan memperdalam kepercayaan politik dan kerja sama timbal balik di berbagai bidang antara kedua negara dan meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang baru. Cina dan Suriah memiliki persahabatan tradisional yang mendalam sejak 76 tahun yang lalu, dan hubungan antara kedua negara selalu meluas dan berkembang.
Poin terakhirnya adalah kunjungan Assad ke Cina terjadi ketika Beijing bersiap menjadi tuan rumah konferensi OBOR (One Belt One Road), yang akan dimulai bulan depan dengan partisipasi perwakilan lebih dari 110 negara.
Cina sangat mementingkan penyelesaian proyeknya untuk mendorong pengembangan hubungan perdagangan antara negara-negara ini dan membantu mengembangkan infrastrukturnya sendiri.(sl)