Peluang Normalisasi Arab Saudi dan Israel Terbuka, Pejabat Palestina Geram
Maher Mazhar, anggota Komisi Pusat Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) mengatakan, normalisasi hubungan Arab Saudi dan rezim Zionis Israel isu paling berbahaya bagi cita-cita bangas Palestina dan seluruh negara Arab.
Menurut laporan Kantor Berita Palestina SAMA, Mazhar seraya mengkritik Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman dan menudingnya menjalin huubngan dengan Israel serta mengirim hadiah kepada Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, mengatakan bahwa hal ini akan mendorong proses Yahudisasi, pembangunan distrik Zionis dan penodaan al-Quds serta kesucian lainnya terus berlanjut.
"Normalisasi hubungan juga akan mendorong kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina meningkat, dan langkah Riyadh ini sejatinya vonis tak bersalah terhadap Netanyahu, Ben-Gvir, Smotrich dan seluruh Zionis fasis yang melakukan aksi-aksi rasisme paling keji terhadap bangsa Palestina," tambah Mazhar.
Maher Mazhar mengingatkan, meski Bin Salman meyakini bahwa dengan normalisasi ini, negaranya dapat meraih reaktor nuklir dan energi damai, tapi pada akhirnya keuntungan normalisai ini akan masuk ke kantong Zionis.
"PFLP menuntut penyelenggaraan konferensi dan pembentukan gerakan di Beirut untuk melawan normalisasi dan hubungan dengan Israel, dan rezim Zonis akan musnah dan bangsa Palestina akan segera menang, serta pendekatan perdamaian juga akan bergabung dengan sampah sejarah," papar pejabat Palestina ini.
Sementara itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby Sabtu (30/9/2023) mengklaim, Arab Saudi dan Israel bergerak ke arah penentuan koridor kesepakatan untuk normalisasi hubungan.
Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman baru-baru ini mengatakan, Riyadh semakin dekat dengan normalisasi hubungan dengan Tel Aviv, dengan syarat tujuan dan cita-cita bangsa Palestina terealisasi. (MF)