Media Zionis Akui Ketangguhan Front Perlawanan Hadapi Amerika​
(last modified Tue, 05 Mar 2024 07:45:33 GMT )
Mar 05, 2024 14:45 Asia/Jakarta
  • Media Zionis Akui Ketangguhan Front Perlawanan Hadapi Amerika​

Media rezim Zionis mengakui kekalahan kekuatan militer dunia yang dipimpin oleh Amerika Serikat melawan kekuatan perlawanan, termasuk perlawanan Yaman. ​

Media berbahasa Ibrani, Jerusalem Post hari Senin (4/3/2024) melaporkan bahwa koalisi angkatan laut pimpinan AS belum mengambil tindakan khusus apa pun untuk menghalangi angkatan bersenjata Yaman.

Media Ibrani ini juga mengakui bahwa kekuatan militer terkemuka di dunia telah gagal dalam menghalangi kekuatan perlawanan Yaman, sehingga memerlukan penjelasan dan interpretasi yang meyakinkan.

Sebelumnya, media berbahasa Ibrani mengakui kekalahan tentara Israel melawan kekuatan perlawanan Palestina, dan mengakui bahwa rezim Zionis bukan hanya tidak mampu mencapai tujuannya dalam beberapa bulan terakhir, bahkan menderita banyak kerugian manusia dan finansial menghadapi kekuatan besar gerakan kelompok perlawanan, termasuk Hamas dan Hizbullah.

 

 

Rezim Zionis telah memanggil duta besarnya untuk PBB sebagai protes terhadap tidak adanya konfirmasi atas klaim palsu mereka tentang kekerasan terhadap perempuan pada tanggal 7 Oktober.

Surat kabar berbahasa Ibrani Israel Hayom dalam sebuah laporan di situsnya menulis, "Israel Katz, Menteri Luar Negeri Israel hari Senin mengatakan bahwa Gilad Erdan, duta besar Israel untuk PBB, akan segera dipanggil,'.

Menurut Katz, keputusan ini diambil setelah Israel gagal mengklaim kekerasan seksual yang dilakukan pasukan perlawanan Hamas terhadap perempuan pada 7 Oktober oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Menurut media berbahasa Ibrani ini, Tel Aviv memanggil duta besarnya karena Sekretaris Jenderal PBB marah atas kewenangannya meminta pertemuan Dewan Keamanan untuk menyelidiki masalah ini.

Menteri luar negeri rezim Zionis menyerang keras Guterres dan berkata, "Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa harus menyatakan Hamas sebagai organisasi teroris dan negara-negara yang mendukungnya sebagai terorisme, mengusir UNRWA dari Gaza dan mengambil tindakan serius terkait pembebasan tahanan segera,".

Surat kabar berbahasa Ibrani Israel Hayom juga menyatakan bahwa penarikan kembali duta besar dari PBB merupakan hal yang tidak biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah rezim Zionis.​

 

 

Selain itu, dalam berita lainnya, media Zionis, The Times of Israel mengklaim bahwa mereka menyaksikan kemajuan nyata dalam perundingan gencatan senjata di Gaza, dan kemungkinan akan ada berita terkait hal ini dalam 48 jam ke depan.

Surat kabar Israel ini menyatakan dalam laporannya mengenai hal ini bahwa para mediator telah mencapai kemajuan yang baik dalam negosiasi mereka dengan perwakilan gerakan Hamas dan isu-isu tersebut bergerak menuju gencatan senjata di Gaza.

Media Zionis ini juga mengutip sumber Mesir bahwa Mesir dan Qatar, serta Amerika Serikat, telah melipatgandakan tekanan mereka untuk melakukan gencatan senjata di Gaza.

Berita tentang dugaan kemajuan ini diumumkan oleh media Zionis di saat Tel Aviv belum mengirim perwakilan ke Kairo untuk melanjutkan negosiasi dan mengklaim bahwa mereka tidak akan mengirim delegasi karena jawaban terbaru Hamas mengenai aspek umum dari Perjanjian Paris tidak memuaskan. Selain itu, sumber media ini juga tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai alasan perkembangan tersebut.

Pada saat yang sama, seorang pejabat Zionis yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa Hamas telah menolak permintaan Israel untuk memberikan daftar tahanan hidup, dan jumlah sandera keamanan rezim Zionis yang ingin dibebaskan belum diungkapkan.(PH)

 

Tags