May 25, 2024 12:29 Asia/Jakarta
  • Hizbullah Lebanon
    Hizbullah Lebanon

Peliputan luas acara tasyi' dan pemakaman Mendiang presiden Iran, Ayatullah Sayid Ebrahim Raisi di media-media Arab, kecenderungan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Iran, pengakuan pejabat dan media Zionis akan kekalahan rezim ini melawan muqawama Islam Palestina, serta permintaan untuk melaksanakan perjanjian dan respon rudal dan drone dari front perlawanan terhadap kejahatan Israel di jalur Gaza merupakan transformasi terpenting di Asia Barat dalam beberapa jam lalu.

Media-media regional Kamis (23/5/2024) bersamaan dengan acara tasyi' jenazah Ayatullah Raisi, mendiang presiden Iran di Mashhad, meliput acara tersebut secara langsung.

 

Televisi al-Manar Lebanon seraya meliput acara ini melaporkan, jutaan warga Iran dari berbagai wilayah negara ini hadir di kota Mashhad untuk menghormati mendiang presiden Iran dan mengikuti acara tasyi' serta pemakaman presiden.

 

Televisi ini saat menyebutkan Syahid Raisi menulis, "Ia adalah sosok yang melayani rakyat, syuhada negara, ulama dan zuhud yang tidak ada penggantinya di dunia Islam."

 

Laman al-Ahed Lebanon dengan judul "Kehadiran Jutaan Orang di Mashhad untuk Menghadiri Tasyi' Jenazah Syahid Raisi", menempatkan artikel ini di halaman depannya dan meliput acara tersebut secara langsung.

 

Sementara itu, kantor berita Suriah dalam laporannya menyinggung acara tasyi' jenazah mendiang presiden Raisi hingga pemakamannya serta kehadiran jutaan warga Iran.

 

Raja Bahrain: Tidak ada Alasan untuk Menunda Normalisasi Hubungan dengan Iran

 

Sekaitan dengan ini dan menurut laporan ISNA, Raja Bahrain hari Kamis di Moskow seraya mengisyaratkan pada penyelesaian permasalahan antara negara ini dan Iran, ia menekankan dukungan negaranya terhadap pemulihan hubungan dengan Tehran.

 

Sheikh Hamad bin Isa Al Khalifa dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin seraya menjelaskan bahwa Bahrain menghendaki normalisasi hubungan dengan Iran, mengatakan, tidak ada alasan untuk menunda masalah ini.

 

Pengakuan mantan pejabat militer Israel: Militer Tidak Mampu Kalahkan Hamas

 

Terkait transformasi Jalur Gaza, Kantor Berita MNA melaporkan, Itzhak Brik, seorang jenderal Israel dalam sebuah statemennya mengakui, militer rezim ini tidak mampu mengalahkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas).

 

Laman Walla Israel juga melaporkan, para pemimpin keamanan dan tim juru runding rezim ini dalam sebuah pertemuan mengakui bahwa harus dicapai kesepakatan dengan Hamas dengan harga apa pun, bahkan jika usulan terakhir Hamas harus dikaji dan diberikan konsesi lebih banyak.

 

Anggota Kabinet Perang Israel, Benny Gantz Kamis malam juga menuntut pembentukan komite pencari fakta terkait kekalahan pada 7 Oktober (operasi Badai al-Aqsa).

 

Serangan Drone Muqawama Irak ke Pelabuhan Eilat dan Haifa di Palestina pendudukan

 

Menurut laporan IRNA, muqawama Islam Irak Jumat (24/5/2024) dini hari saat membalas kejahatan Israel di Gaza, mengonfirmasi serangan drone ke Pelabuhan Haifa.

 

Muqawama Islam Irak mengumumkan, untuk menyempurnakan tahap kedua operasi muqawama melawan Israel, dan demi mendukung rakyat Jalur Gaza, pejuang Irak Jumat dini hari menyerang Pelabuhan Haifa dengan drone.

 

Muqawama Islam Irak Kamis malam saat membalas kejahatan Israel di Gaza, juga menyerang target penting di Pelabuhan Eilat dengan dua drone.

 

Sementara itu, Hizbullah Lebanon Kamis malam mengumumkan menembakkan roket ke pusat konsentrasi militer Zionis di distrik Yaroun di utara Palestina pendudukan. (MF)

 

 

 

Tags