Bagaimana Hizbullah Melumpuhkan Pasukan Israel, di Perbatasan Lebanon?
Okt 30, 2024 19:35 Asia/Jakarta
Parstoday – Data korban jiwa dan kerusakan berat di pihak pasukan Israel, menunjukkan bahwa bayangan rezim ini untuk kembali menduduki selatan Lebanon, dan menciptakan sabuk keamanan di sana, gagal, dan akan menelan kekalahan lebih besar dari Perang 33 Hari tahun 2006.
Ruang komando perlawanan Lebanon, merilis data baru terkait jumlah operasi, dan jumlah korban jiwa tentara Israel, sejak awal perang darat di sekitar perbatasan Lebanon.
Menurut laporan Hizbullah, sejak awal operasi darat Israel ke Lebanon Selatan, 90 tentara Israel, terbunuh, 750 tentara terluka, 38 unit tank Merkava hancur, tiga drone Herman 450, satu drone Hermes 900 ditembak jatuh, empat buldoser militer, sebuah kendaraan Hummer, dan sebuah kendaraan lapis baja, juga hancur, dan itu hanya sebagian dari korban jiwa serta kerusakan yang diderita pasukan Israel.
Akan tetapi data tersebut tidak meliputi kerusakan-kerusakan berat yang diderita Rezim Zionis, di pangkalan-pangkalan militernya, distrik-distrik, serta kota-kota yang didudukinya.
Sebelumnya, Rezim Zionis, mengabarkan 73 tentaranya terbunuh hanya dalam sebulan, dan sebagian besar dari mereka terbunuh dalam pertempuran di front utara. Berdasarkan data yang dirilis oleh Militer Israel, 80 tentara Israel, lainnya terluka dalam dua hari terakhir.
Kementerian Kesehatan Rezim Zionis, mengumumkan, secara umum korban luka yang sejak tanggal 15 Oktober 2024 lalu sampai sekarang dilarikan ke rumah sakit-rumah sakit di utara Wilayah pendudukan, jumlahnya mencapai 784 orang.
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, dalam wawancara dengan Kanal 12 TV Israel, mengungkap rahasia lain soal tekanan terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu, dan pelanggaran sensor oleh militer dan institusi-institusi militer Rezim Zionis. Ia mengatakan, "11.000 tentara terluka, dan 890 lainnya terbunuh."
Ia menambahkan, "Jika Kabinet ini tidak melakukan tindakan apa pun, maka besok jumlah tentara yang terbunuh akan bertambah. Kita tidak bisa mengatakan hal ini tidak terjadi. Kita tidak bisa mengabaikan realitas. Apakah kita bisa berkata semua berjalan sesuai apa yang kita inginkan."
Media-media, dan para komandan Rezim Zionis, mengeluhkan kondisi bingung mereka di front utara dan mengumumkan, "Setiap pagi kami bangun karena mendengar suara sirene, dan Hizbullah sangat cepat memulihkan kekuatannya, dan sekarang selatan Lebanon, telah berubah menjadi jebakan mematikan bagi pasukan Israel."
Jenderal pasukan cadangan Israel, dan mantan komandan Angkatan Udara Rezim Zionis, mengatakan Hizbullah masih menyimpan kekuatan rudal aslinya. Menurutnya Hizbullah ingin membuat Israel sangat kelelahan dalam sebuah perang atrisi, dan mengelola perang dengan cerdas.
Jenderal Israel, itu menambahkan, Hizbullah berusaha membuat pasukan Israel sedemikian kelelahan dengan cara menembaki tempat-tempat secara terukur, dan jumlah rudal yang ditembakkan juga sepenuhnya sudah diperhitungkan matang-matang.
Hizbullah Lebanon, telah melewati hari-hari sulit tanpa pemimpinnya Sayid Hassan Nasrullah, dan juga kehilangan beberapa dari komandan tempurnya, akan tetapi di hari-hari sulit ini, Hizbullah menunjukkan strategi-strategi makro mereka bisa diterapkan secara teratur tanpa pemimpin.
Hizbullah dalam rangka memberikan perlawanan efektif terhadap operasi darat musuh, memusatkan perhatian pada serangan roket, rudal anti-tank, dan peledakan berbagai jenis bom di jalan yang dilalui pasukan Israel, sehingga berhasil meraih banyak kemenangan.
Misalnya di banyak kasus dengan menggunakan operasi-operasi gerilya, Hizbullah, berhasil mengejutkan musuh, dan memberikan pukulan mematikan kepada mereka.
Sementara setelah Hizbullah mengeluarkan perintah pengosongan 25 distrik Zionis di utara Wilayah pendudukan, oleh para pemukim Zionis, gelombang pengungsian baru para pemukim Zionis, di wilayah-wilayah ini terus bertambah, dan ini layaknya tamparan keras terhadap Netanyahu.
Penembakan rudal-rudal Hizbullah telah dianggap oleh Israel sebagai kegiatan rutin dalam kehidupan sehari-hari pemukim Zionis di utara Wilayah pendudukan, dan intensitas serta radius serangan rudal ini terus bertambah luas.
Hal ini telah menyebabkan semakin banyak pemukim Zionis, yang mengungsi dari utara Wilayah pendudukan daripada kembali ke rumah-rumahnya, sejumlah banyak dari mereka selalu bersembunyi di bungker-bungker saat mendengar suara sirene tanda bahaya akibat serangan rudal dan drone Hizbullah.
Biaya besar yang ditanggung pasukan Israel, hampir setiap hari di perbatasan Lebanon, dan pengakuan atas tewasnya semakin banyak tentara Israel, dalam pertempuran darat melawan Hizbullah, memaksa para pengamat Zionis untuk mendesak pemerintah Tel Aviv supaya lebih realistis dalam mengevaluasi kemampuan Hizbullah dan para pejuangnya.
Hal ini membuktikan bahwa Hizbullah, masih mampu untuk mempertahankan kekuatan pencegahannya, dan pada saat yang sama, melumpuhkan pasukan Rezim Zionis, serta menyebabkan mereka kehilangan banyak tentara. (HS)