Apa yang Dicari Utusan Khusus Gedung Putih di Irak?
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i178898-apa_yang_dicari_utusan_khusus_gedung_putih_di_irak
Pars Today - Seiring meningkatnya persaingan politik di Irak, muncul pertanyaan kunci: rencana seperti apa yang ingin diusung oleh perwakilan Gedung Putih dalam kancah politik Irak?
(last modified 2025-10-24T14:37:32+00:00 )
Okt 24, 2025 22:35 Asia/Jakarta
  • Mark Savaya dan Donald Trump
    Mark Savaya dan Donald Trump

Pars Today - Seiring meningkatnya persaingan politik di Irak, muncul pertanyaan kunci: rencana seperti apa yang ingin diusung oleh perwakilan Gedung Putih dalam kancah politik Irak?

Tahun ini, Presiden AS Donald Trump menunjuk Mark Savaya, seorang kapitalis keturunan Irak yang kurang dikenal, sebagai utusan khususnya untuk Irak.

Menurut laporan IRNA, penunjukan Savaya, yang juga masuk dalam daftar influencer di media sosial Amerika, telah memicu reaksi luas dan kontroversi di kalangan politik Irak.

Menurut para pengamat, penunjukan seorang tokoh non-diplomatik bernama Mark Savaya, yang berasal dari Kristen Chaldean Irak, sebagai utusan khusus Presiden AS untuk Irak bersama Jared Kushner, menantu Donald Trump, telah menunjukkan upaya Amerika untuk mengubah aturan main di Irak demi keuntungannya sendiri.

Banyak aktivis politik di Irak khawatir Mark Savaya akan bertindak seperti Zalmay Khalilzad, utusan kelahiran Afghanistan yang pernah menjadi utusan presiden AS untuk Afghanistan dan mengacaukan situasi di Afghanistan, atau Tom Barrack, utusan kelahiran Lebanon yang diperkenalkan Trump sebagai utusan khususnya untuk Lebanon dan yang telah menyebabkan eskalasi ketegangan internal di Lebanon, dan bahwa Savaya dan Kushner akan menjalankan misi yang sama di Irak dalam skala yang lebih besar.

Kepala Pusat Studi Strategis Ufuq Irak, yakin bahwa Washington niscaya akan ikut campur, seperti di masa lalu, melalui utusan khususnya selama pembentukan koalisi untuk membentuk pemerintahan Irak yang baru, dan akan mencoba membentuk koalisi politik dan pemerintahan Irak di masa depan sesuai dengan kebijakan AS.

Menurutnya, Gerakan-gerakan politik Syiah telah belajar untuk mengulangi permainan Amerika ini dan telah menyiapkan skenario untuk itu yang kemungkinan akan mengorbankan sejumlah gerakan politik kecil yang dekat dengan perlawanan untuk meyakinkan Amerika agar mengabaikannya dan membentuk pemerintahan baru.

Meskipun kepala Pusat Studi Strategis Ufuq Irak optimistis dengan proses siklus pemilu ini, ia juga menekankan bahwa akan ada banyak tantangan dan masalah di masa depan. Tentu saja, tantangan-tantangan ini mungkin lebih banyak pada siklus-siklus sebelumnya dibandingkan dengan siklus saat ini, tetapi Irak mampu mengatasinya karena gerakan-gerakan politik kini telah mencapai kematangan yang diperlukan.

Pada putaran keenam pemilu parlemen Irak, lebih dari 12 juta orang berhak memilih, dan 7.926 kandidat bersaing untuk memperebutkan satu dari 329 kursi parlemen. Berbeda dengan pemilu 2021, setiap provinsi di Irak dianggap sebagai distrik pemilihan, yang akan mencegah perwakilan kehilangan suara mereka - seperti pada siklus sebelumnya, ketika pemilu didasarkan pada beberapa distrik pemilihan.(sl)