Pelapor Khusus HAM PBB Kecam Saudi

Pelapor Khusus Hak Asasi Manusia PBB mengecam Arab Saudi yang melanggar kebebasan berpendapat, menahan dan menyiksa para aktivis politik.

Seperti dilansir IRNA, Ben Emmerson mempublikasikan sebuah laporan pada Kamis (4/5/2017). Dalam laporan ini, ia mengkritik tindakan para pejabat Arab Saudi yang menangkap dan menyiksa para pendukung kebebasan berpendapat dengan dalih memerangi terorisme dan menjaga persatuan nasional.

Laporan tersebut disusun Emmerson selama kunjungan lima harinya ke Arab Saudi. Menurutnya, para pejabat Riyadh alih-alih mengizinkan penyelidikan netral atas pemboman di Yaman yang menyebabkan ribuan keluarga di negara ini tewas, namun juga memenjarakan banyak wartawan dan aktivis kebebasan hanya karena mendukung kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Emmerson mengatakan bahwa pejabat Saudi menolak memberikan akses kepada narapidana. Ia dalam laporannya juga menyingung banyak kasus penangkapan tanpa sebab yang jelas dan penyalahgunaan pengadilan palsu di Arab Saudi.

Emmerson menulis, banyak dari orang-orang tersebut dipenjara hanya karena mengkritik cara dan kinerja para pejabat Arab Saudi.

Di bagian lain laporannya, Pelapor Khusus HAM PBB mengatakan bahwa ia telah mendengar berulang kali tentang penangkapan yang salah, penyalahgunaan prosedur pengadilan, kasus penyiksaan untuk mendapatkan pengakuan dan pengadilan yang tidak adil yang menghasilkan hukuman mati.

Emmerson secara khusus juga menyerukan pembebasan 10 warga Arab Saudi yang menurutnya telah ditangkap secara sewenang-wenang, terutama karena mereka mengkritik kebijakan rezim Al Saud.

"Saya sangat mengutuk penggunaan undang-undang kontra-terorisme dengan sanksi pidana terhadap individu-individu yang secara damai menjalankan hak mereka atas kebebasan berekspresi, dan kebebasan beragama atau berkeyakinan serta kebebasan untuk berkumpul dan berkumpul dengan damai," ujarnya.

Pejabat-pejabat Arab Saudi melanggar hal-hal yang paling mendasar dalam HAM. Pengadilan-pengadilan negara ini juga memenjarakan dan mengeksekusi para aktivis tanpa bukti kuat dan hanya disebabkan mengkritik kebijakan rezim. (RA)