Jun 01, 2017 17:20 Asia/Jakarta
  • Imam Jakfar Shadiq as
    Imam Jakfar Shadiq as

Abu Bashir mengatakan, “Saya mendengar Imam Shadiq as mengatakan, “Ketika manusia meninggal dunia dan ia diletakkan di dalam kuburnya, ada dua malaikat kedua sisinya samping kanan dan samping kirinya, dan setan berdiri di depannya.”

Dua malaikat itu bertanya, “Apa yang engkau katakan tentang orang yang berada di kedua sisimu?”

Bila orang tersebut adalah orang mukmin, maka dia akan mengatakan, “Apakah Anda menanyakan tentang Muhammad Rasulullah Saw.”

Dua malaikat itu mengatakan, “Tidurlah, tidur yang begitu nyaman yang tidak mengenal ada kegalauan bagimu sama sekali dan kuburannya diluaskan sampai sembilan dzira’ [satu dzira jaraknya dari siku-siku sampai ujung jari] dan dia akan melihat tempatnya di surga dan ini adalah firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 27:

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat...”

Tapi bila orang itu adalah orang kafir, maka akan dikatakan kepadanya, “Siapakah lelaki ini sehingga keluar dari kedua sisimu?”

Dia akan mengatakan, “Tidak tahu.”

Kedua malaikat itu akan pergi meninggalkannya bersama setan yang telah menjadi sahabat dan pemimpinnya saat di dunia.

Malaikat Maut

Imam Shadiq as berkata, “Malaikat maut [Izrail] berkata kepada Rasulullah Saw, “Akulah yang akan mencabut ruh manusia. Ketika tiba kematian manusia, keluarganya akan menangis dan menjerit. Sementara aku berdiri di sebuah tempat di rumah mereka dan mengatakan, “Apakah tangisan dan jeritan ini? Demi Allah! Sebelum ajalnya datang, kami tidak tergesa-gesa dalam mencabut ruhnya dan kami tidak berdosa dalam hal ini. Bila kalian bersabar dan bertahan, maka kalian akan mendapatkan pahala di sisi Allah dan bila kalian menangis dan menjerit, maka kalian telah berdosa dan akan menerima balasannya.”

Kemarahan dan Keridhaan Allah

Seseorang bertanya kepada Imam Shadiq as, “Apakah Allah juga senang dan marah?”

Imam Shadiq as berkata, “Iya. Tapi tidak seperti kesenangan dan kemarahan makhluk yang terjadi karena adanya perubahan dan segala reaksi. Kesenangan pada makhluk adalah kondisi yang masuk pada dirinya dan mengubahkan dari kondisi tertentu kepada kondisi yang lain, demikian juga dengan kemarahan.

Tapi Tuhan kita adalah wujud yang tidak ada sesuatu yang masuk kepada-Nya. Kesenangan-Nya adalah pahala-Nya dan kemarahan-Nya adalah siksa-Nya; tanpa ada sesuatu yang masuk kepada-Nya dan membuat-Nya emosi dan berubah dari kondisi biasa menjadi kondisi marah atau senang.”

Bersedekah Di Waktu Malam Dan Siang

Mu’alla bin Khunais mengatakan, “Malam itu hujan turun dan Imam Shadiq as keluar dari rumah menuju tempat berteduh Bani Saidah. Saya pelan-pelan mengikuti beliau dan ada yang jatuh dari bawaannya. Beliau berkata, “Ya Allah! Kembalikan kepada kami apa yang telah hilang!”

Saya maju ke depan dan mengucapkan salam. Beliau berkata, “Mualla! Engkau?”

Saya berkata, “Iya. Saya menjadi tebusan Anda.”

Imam Shadiq as berkata, “Carilah...apa saja yang engkau temukan, berikan kepadaku. Saya meraba-raba tanah, banyak roti yang jatuh berceceran. Saya temukan dan saya berikan kepada beliau. Saya melihat sebuah karung besar [terbuat dari kulit kambing] penuh dengan roti. Begitu berat sehingga sulit bagi saya untuk mengangkatnya.

Saya berkata, “Izinkan saya untuk mengangkatnya.”

Beliau berkata, “Saya lebih layak untuk mengangkatnya. Tapi ayo kita bersama-sama ke tempat berteduh Bani Saidah.”

Ketika kami sampai di sana, saya melihat sejumlah orang sedang tidur. Imam Shadiq meletakkan satu atau dua bulatan roti di sisi setiap orang yang tidur. Setelah semuanya sudah diberi roti, kami keluar dari tempat berteduh itu.

Saya bertanya, “Apakah mereka ini mengenal kebenaran?”

Beliau berkata, “Kalau mereka mengetahui kebenaran, kami juga akan membantunya dalam urusan garam [mungkin maksudnya adalah kami ajak mereka makan bersama]. Ketahuilah bahwa tidak diciptakan sesuatu kecuali ada biayanya untuk penciptaan itu, selain sedekah yang dengan sendirinya sebagai penjaganya. Ayahku [Imam Baqir as] setiap kali bersedekah dan meletakkan sesuatu di tangan peminta, beliau mengambilnya kembali dan menciumnya kemudian meletakkannya kembali ke tangan peminta tersebut. Bersedekah di malam hari hari akan memadamkan kemarahan Allah dan menghapus dosa serta memudahkan hisab Hari Kiamat. Sedangkan bersedekah di siang hari akan memperpanjang umur dan memperbanyak harta kekayaan.”

Balasan Tidak Perhatian Pada Tetangga

Seorang tua berkata, “Saya mendengar Imam Shadiq as berkata, “Setelah hilangnya Yusuf as, putra lainnya Nabi Ya’qub juga hilang. Dia berkata, “Ya Allah! Apakah engkau tidak mengasihi aku? Engkau telah mengambil mataku dan telah mengambil anakku. Kasihanilah aku!”

Allah menurunkan wahyu kepadanya, “Bila Aku telah mematikan keduanya [Yusuf dan Benyamin], maka Aku akan menghidupkannya kembali. Sehingga engkau bisa menemuinya kembali. Tapi apakah engkau ingat akan kambing yang engkau sembelih dan engkau panggang kemudian engkau makan tapi engkau tidak memberi memberikan sesuatu kepada tetanggamu?”

Imam Shadiq as dalam ucapan lainnya mengatakan:

Setelah turunnya wahyu ini, Nabi Ya’qub setiap pagi sejauh satu Farsakh [sekitar 6 km] mengumumkan bahwa siapa saja yang belum sarapan, maka datanglah ke rumah Ya’qub dan setiap malam juga berteriak mengumumkan, barang siapa yang belum makam malam, datanglah ke rumah Ya’qub. (Emi Nur Hayati)

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ja’far Shadiq as

Tags