Dimulainya Operasi Pembebasan Arsal dan Al-Qalamun
(last modified Fri, 21 Jul 2017 10:45:59 GMT )
Jul 21, 2017 17:45 Asia/Jakarta

Menyusul gagalnya perundingan antara gembong Front al-Nusra di kawasan perbatasan Lebanon-Suriah, dan walikota Arsal Lebanon, pertempuran untuk pembebasan Arsal di timur Lebanon dan juga al-Qalamun dari pendudukan para teroris pun resmi dimulai hari Jumat (21/7/2017).

Wilayah Arsal yang mayoritas penduduknya adalah Ahlussunnah, terletak di provinsi Bekaa, timur Lebanon dan di 50 kilometer perbatasan dengan Suriah. Kedekatan distrik tersebut dengan Suriah membuat banyak pengungsi Suriah dan juga anasir kelompok teroris Takfiri Front al-Nusra berada di wilayah tersebut.

Para pejabat Arsal berulangkali menuntut keluarnya anasir Front al-Nusra dari wilayah itu. Oleh karena itu, dilakukan perundingan antara Mustafa al-Hujairi, Walikota Arsal dan Abu Bali al-Tali gembong Front al-Nusrah di wialyah perbatasan antara Suriah dan Lebanon dalam beberapa hari terakhir.

Dalam perundingan itu, para pejabat Arsal meminta para anasir al-Nusra untuk keluar dari Arsal menuju Idlib, Suriah. Para anasir al-Nusra balik menuntut agar direlokasi menuju Turki lengkap dengan persenjataan dan dana serta tanpa mengungkap identitas mereka. Namun para pejabat Arsal menolak tuntutan itu.

Menyusul kegagalan perundingan itu, operasi pembebasan Arsal dan juga al-Qalamun, telah dimulai sejak Jumat pagi. Militer Lebanon, pasukan Hizbullah dan juga militer Suriah, terlibat dalam operasi itu. Operasi pembebasan wilayah Arsal dan al-Qalamun ini memiliki beberapa poin penting dan strategis.

Pertama, wilayah perbatasan Suriah dan Lebanon merupakan jalur penting bagi lalu-lintas para teroris dan juga penyelundupan senjata ke Suriah. Pembersihan wialyah tersebut dari para teroris akan menjadi capaian penting bagi Suriah dan Lebanon dalam pemberantasan terorisme.

Kedua, dalam beberapa tahun terakhir, setiap kali para teroris terdesa di Suriah, mereka melarikan diri ke wilayah Arsal, Lebanon. Arsal telah menjadi tempat perlindungan dan tempat peristirahatan bagi para teroris. Di samping itu, terdapat ratusan ribu pengungsi Suriah di Arsal. Adapun kehadiran militer Lebanon di Arsal sangat lemah di wilayah tersebut.

Poin ketiga, para pengungsi Suriah di wilayah Arsal sedemikian banyak bahkan berkali lipat dari jumlah populasi pribumi. Kehadiran para pengungsi Suriah di Arsal itu dimanfaatkan oleh media-media yang pro-krisis Suriah untuk melancarkan propaganda untuk mengesankan bahwa terjadi kejahatan terhadap para pengungsi Suriah di kota tersebut dalam proses operasi pembebasannya oleh militer Suriah dan Lebanon. Akan tetapi para pejabat Lebanon yang mengetahui dengan baik trik itu, secara tegas menyatakan bahwa para pengungsi Suriah hidup aman di wilayah Arsal.

Poin keempat adalah bahwa sekarang di medan pertempuran, Front al-Nusra yang didukung oleh Turki, menjadi kelompok teroris Takfiri utama penentang pemerintah Suriah. Mengalahkan Front al-Nusra dalam operasi Arsal di satu sisi sama dengan interaksi langsung Hizbullah dengan militer Lebaon dan juga militer Suriah, dan di sisi lain pelemahan kelompok-kelompok teroris termasuk Front al-Nusra di Suriah.  

Hasilnya adalah, operasi pembebasan Arsal dan al-Qalamun, pasca pembebasan Aleppo di Suriah dan Mosul di Irak, mengingikasikan bahwa kelompok-kelompok teroris sedang benar-benar terdesak dan terancam hancur.(MZ)

Tags