Masoud Barzani Mengundurkan Diri
Pemimpin wilayah Otonomi Kurdistan Irak, Masoud Barzani dalam sebuah suratnya kepada parlemen lokal wilayah ini menyatakan tidak akan memperpanjang periode kepemimpinannya.
Kurd Press melaporkan, Masoud Barzani di suratnya menulis, wewenang kepemimpian wilayah Otonomi Kurdistan Irak akan diserahkan kepada parlemen, pemerintah lokal dan lembaga peradilan.
Surat Barzani yang dikirim ke parlemen Kurdistan Irak pada Sabtu (28/10) dan dibacakan di depar parlemen pada Ahad (29/10) menyebutkan, parlemen harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kevakuman politik.
Barzani di suratnya juga menyebutkan, sebagai seorang Peshmerga di tengah masyarakat dirinya akan melanjutkan perjuangan dan upaya untuk membela hak-hak warga Kurdi.
Parlemen lokal Kurdistan Irak hari Ahad menggelar sidang membahas surat Barzani, namun sidang ini berujung pada bentrokan antar anggota parlemen.
Berbagai laporan menunjukkan anggota parlemen yang berafiliasi dengan Partai Demokratik Kurdistan (KDP) pimpinan Barzani menyerang Rabun Maruf, anggota fraksi Gorran yang mengkritik ketidaklayakan Barzani. Di insiden tersebut, Rabun Maruf dipukuli anggota parlemen dari partai KDP.
Masoud Barzani untuk pertama kali menjabat pemimpin Kurdistan Irak tahun 2005 melalui parlemen lokal dan kedua kali di tahun 2009 setelah terpilih oleh warga.
Periode kepemimpinan Barzani harus berakhir pada musim panas tahun 2013, namun anggota artai Uni Patriotik Kurdistan (PUK) dan Partai Demokratik Kurdistan (KDP) di sidang parlemen pada Juni 2013 sepakat meratifikasi butir yang menyatakan bahwa pemilihan pemimpin Kurdistan dan referendum akan ditanggungkan duta tahun.
Selain itu dinyatakan bahwa perpanjangan kepemimpinan Barzani di Kurdistan Irak hanya dua tahun. Rabu 1 November 2017, periode kepemimpinan Masoud Barzani di wilayah ini berakhir. (MF)