Raih Hasil Buruk di Pemilu, Partai Netanyahu Alami Krisis
(last modified Sat, 27 Mar 2021 12:36:20 GMT )
Mar 27, 2021 19:36 Asia/Jakarta
  • PM Israel Benjamin Netanyahu
    PM Israel Benjamin Netanyahu

Anggota Partai Likud sebagai partai berkuasa di Israel menilai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kegagalan besar partai ini di pemilu parlemen terbaru yang digelar 23 Maret.

Seperti dilaporkan Laman Arab 48 pada Sabtu (27/3/2021), anggota senior Partai Likud mengkritik keras Netanyahu dan menyatakan, ia memajukan proses pemilu tanpa berunding dan meminta bantuan kepada sesama anggota partai.

Anggota Partai Liduk menekankan, Netanyahu saat mengklaim di awal kampanye pemilu bahwa ia mampu meraih 40 kursi di Knesset bagi partainya, partai ini akhirnya hanya memperoleh 30 kursi di parlemen dan ini berarti hasil terburuk selama empat pemilu lalu.

Kanal 12 televisi Israel melaporkan, anggota senior Partai Likud sebelumnya sepakat bungkam dan melaksanakan setiap instruksi Netanyahu dengan harapan perdana menteri ini mampu membuat partai kembali berkuasa, namun untuk keempat kalinya di pemilu selama dua tahun terakhir, ternyata hal ini tidak terealiasi dan Israel kembali dihadapkan pada pemilu lainnya dan pembentukan pemerintahan transisi.

Pemilu parlemen keempat Israel selama dua tahun terakhir masih tidak mampu memecahkan kebuntuan politik di rezim ini, dan partai yang koalisi Netanyahu gagal meraih suara mayoritas dan petinggi Partai Likud menuding Netanyahu faktor kegagalan ini.

Partai Likud juga dilaporkan meraih suara lebih sedikit di wilayah mereka di banding dengan pemilu sebelumnya; di Quds pendudukan partai ini hanya meraih 21 persen suara di banding sebelumnya mendapat 28 persen. Adapun di Be'er Sheva turun dari 50 persen menjadi 42 persen.

Di sisi lain, jumlah warga yang berhak memilih di pemilu terbaru bertambah 125 ribu orang, namun jumlah mereka yang menyalurkan suara ternyata malah turun 180 ribu orang. Ini artinya lebih dari 250 ribu orang yang berpartisipasi di pemilu sebelumnya, tidak berpartisipasi di pemilu parlemen terbaru. (MF)

 

Tags