AS Akui Saudi Gunakan Bom Terlarang di Yaman
Gerakan perlawanan rakyat Yaman, Ansarullah menilai langkah Amerika Serikat menghentikan pengiriman bom-bom klaster ke Arab Saudi, sebagai pengakuan negara itu atas penggunaan jenis bom terlarang tersebut di Yaman.
Kantor berita Sputnik (29/5) melaporkan, Nasser Mahfouz, salah satu anggota Ansarullah yang juga wakil gerakan itu di Komite urusan tahanan dalam perundingan Kuwait mengatakan, Amerika menghentikan pengiriman bom klaster ke Saudi untuk mencegah bertambahnya jumlah korban akibat bom tersebut.
Menurutnya, langkah itu adalah bentuk pengakuan Washington atas penggunaan bom klaster oleh Saudi, padahal penggunaan bom-bom jenis itu di tingkat internasional, dilarang.
Nasser Mahfouz menambahkan, setelah agresi militer Saudi ke Yaman berakhir, Ansarullah akan mengadukan Riyadh ke pengadilan internasional atas tuduhan telah melakukan kejahatan-kejahatan anti-kemanusiaan.
Ia melanjutkan, dengan memperhatikan proses perundingan dan sabotase yang dilakukan delegasi Riyadh dan langkah Saudi yang terus melanggar gencatan senjata, kecil kemungkinan hasil perundingan bisa dicapai hingga akhir bulan Ramadhan.
Terkait kondisi kemanusiaan di Yaman, Nasser Mahfouz menuturkan, di Provinsi Taiz, Barat Daya Yaman, tidak ada air, listrik, bahan bakar dan fasilitas medis, situasi di sana sangat buruk.
Ismail Ould Cheikh Ahmed, Utusan PBB untuk Yaman, Sabtu malam mengumumkan, kelompok-kelompok Yaman semakin dekat dengan kesepakatan atas prinsip-prinsip jelas yang akan menghasilkan strategi politik untuk menyelesaikan krisis di negara ini.
Ia menerangkan, proses perundingan mengalami sejumlah kemajuan terkait masalah tahanan dan sandera. Kelompok-kelompok Yaman berkomitmen atas masalah ini dan pembebasan sejumlah besar tahanan dan sandera tersebut. (HS)