Tekanan Semakin Kuat, Biden Perintah untuk Merilis Dokumen Insiden 9/11
(last modified Sun, 05 Sep 2021 00:51:39 GMT )
Sep 05, 2021 07:51 Asia/Jakarta

Presiden AS Joe Biden telah mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan perintah eksekutif untuk meninjau dokumen yang terkait dengan 9/11 untuk mengakhiri kerahasiaan.

Dalam pernyataan itu, Biden menggambarkan transparansi peristiwa 9/11 sebagai bagian dari janji kampanyenya, yang sekarang ingin ia implementasikan. Berdasarkan keputusan tersebut, Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung Merrick Garland akan diminta untuk merilis dokumen yang tidak diklasifikasikan dalam enam bulan ke depan.

Presiden AS Joe Biden

Tindakan Presiden AS tersebut sebagai tanggapan atas peningkatan tekanan yang signifikan, terutama dari para korban peristiwa  9/11, yang telah lama menyerukan rilis penuh dokumen terkait insiden tersebut guna memperjelas peran berbagai faktor dalam hal ini, khususnya pejabat Arab Saudi.

Perintah yang dikeluarkan oleh Biden itu menjelang peringatan serangan 9/11, dan tentu saja, pada saat ini dan karena kedekatan peringatan ini, tuntutan terkait masalah ini semakin meningkat.

“Tekanan lain yang harus diberikan pada Arab Saudi selama era Biden adalah kasus 9/11,” kata pakar politik Reza Mirabian.

Di sisi lain, dengan mengeluarkan perintah eksekutif ini, Biden tampaknya bermaksud untuk mengurangi kritik dalam dan luar negeri terhadap skandal penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan untuk mendapatkan kembali opini publik di Amerika Serikat, terutama karena popularitas Biden telah mencapai level terendah sejak menjabat.

Keluarga korban serangan 9/11 mengatakan kepada Joe Biden bulan lalu bahwa dirinya tidak akan diterima untuk menghadiri upacara peringatan ke-20 kecuali dia merilis bukti publik yang dapat menghubungkan Arab Saudi dengan serangan tersebut.

Menjelang peringatan dua puluh tahun serangan teroris 9/11, keluarga korban serangan telah menekan pengadilan untuk mengklarifikasi ambiguitas seputar keterlibatan pemerintah Saudi dalam serangan tersebut. Persidangan salah satu pengaduan ini telah berkembang secara signifikan tahun ini, dan mantan pejabat Saudi telah bersaksi dalam persidangan.

Presiden AS Joe Biden telah mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan perintah eksekutif untuk meninjau dokumen yang terkait dengan 9/11 untuk mengakhiri kerahasiaan.

Rezim Saudi selalu membantah terlibat dalam serangan atau kolusi dengan pembajak, tetapi ini telah menjadi fokus utama dari keluhan keluarga di pengadilan New York. Keluarga korban dan pengacara mereka telah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa pemerintah AS telah memblokir rilis dokumen yang menunjukkan hubungan Arab Saudi dengan para pelaku.

Rezim Saudi selalu membantah terlibat dalam serangan atau kolusi dengan pembajak, tetapi ini telah menjadi fokus utama dari pengaduan keluarga korban di pengadilan New York. Keluarga korban dan pengacara mereka telah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa pemerintah AS telah memblokir rilis dokumen yang menunjukkan hubungan Arab Saudi dengan para pelaku.

Pemerintahan AS sebelumnya, termasuk pemerintahan Trump dan pemerintahan Obama, selalu berusaha untuk menutupi peran rezim Saudi dan beberapa pejabat seniornya dalam peristiwa 9/11. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan politik, ekonomi, dan geopolitik Arab Saudi sebagai salah satu sekutu utama AS di Asia Barat.

Secara khusus, kebijakan pemerintahan Trump selalu mendukung rezim Saudi dan tidak ingin mengurangi tingkat hubungannya dengan Arab Saudi atau membuat ketegangan dalam hubungan dengan Riyadh. Selama era Trump, keluarga para korban dijanjikan akan menindaklanjuti masalah ini, tetapi tidak ada tindakan yang diambil.

Laporan Kongres AS tentang peristiwa 9/11, yang diterbitkan pada Juli 2016, secara eksplisit menyatakan bahwa 15 dari 19 pembajak yang terlibat dalam serangan 9/11 adalah warga negara Saudi.

Masalah ini menyebabkan pengesahan UU JASTA di Kongres AS, yang memungkinkan keluarga dan kerabat korban 9/11 untuk menuntut pemerintah dan otoritas Saudi karena membantu para pelaku 9/11.

Kongres AS

Sejatinya, dengan disahkannya undang-undang ini, Kongres AS menegaskan peran tak terbantahkan dari rezim Saudi dalam mendukung terorisme. Dimensi baru dari peran pejabat senior Saudi dalam 9/11 kini diperkirakan akan terungkap dengan dirilisnya dokumen yang selama ini masih dirahasiakan.

Sekalipun demikian, tidak boleh dilupakan bahwa alasan utama kegagalan serangan 9/11 setelah dua dekade adalah pengaruh pejabat senior Saudi dan AS dalam kasus tersebut. Tampaknya dalam masa Biden, terlepas dari perintah eksekutifnya baru-baru ini, tidak akan ada tindakan efektif yang akan diambil dalam hal ini dan tren ini akan berlanjut dengan cara yang sama.