Rusia Peringatkan Pengiriman Teroris Daesh ke Ukraina
(last modified Sun, 06 Mar 2022 04:11:45 GMT )
Mar 06, 2022 11:11 Asia/Jakarta

Badan Iintelijen Asing Rusia (SVR) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (04/03/2022) bahwa Amerika Serikat sedang melatih teroris Daesh (ISIS) di pangkalan al-Tanf di Suriah untuk dikirim ke Ukraina.

Pernyataan itu menambahkan bahwa pangkalan al-Tanf yang dikuasai AS di Suriah telah menyaksikan persiapan dan pelatihan teroris yang berafiliasi dengan ISIS untuk dipindahkan ke Ukraina dan digunakan di Ukraina timur (Donbass).

Pangkalan AS al-Tanf di Suriah

"Pada akhir tahun 2021, Amerika Serikat membebaskan puluhan teroris ISIS yang berasal dari Rusia dan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) dan mengirim mereka ke pangkalan al-Tanf yang dikuasai AS, di mana mereka akan melakukan operasi khusus, termasuk pelatihan operasi sabotase dan teroris dengan fokus di wilayah Donbass," kata pernyataan Badan intelijen Rusia.

Pernyataan itu menambahkan, "Badan Intelijen Pusat AS dan Komando Operasi Khusus Angkatan Bersenjata AS terus membentuk unit ISIS baru di negara-negara Asia Barat dan Afrika, dan akan dipindahkan ke Ukraina bekerja sama dengan dinas intelijen NATO. Partisipasi dalam sabotase dan kegiatan teroris di Ukraina melalui Polandia adalah program AS untuk teroris ISIS."

Baca juga: AS Pindahkan Teroris dari Suriah ke Ukraina

Peringatan Rusia tentang pelatihan dan pemindahan teroris Takfiri, termasuk ISIS, dari Suriah dan tempat lain ke Ukraina oleh Amerika Serikat menunjukkan bahwa Washington melanjutkan kebijakan sebelumnya memanfaat teroris sebagai alat dan mendukung teroris dalam mengejar tujuan besarnya.

Sebelumnya, Amerika Serikat secara langsung menempuh kebijakan mendukung dan mempersenjatai kelompok teroris di Suriah pasca kerusuhan tahun 2011 dengan tujuan menggulingkan pemerintahan sah Suriah dan melemahkan Poros Perlawanan.

Adapun Irak, Washington telah mengambil pendekatan serupa, dan gerakan al-Hashd al-Shaabi telah berulang kali memperingatkan dukungan AS untuk ISIS dan relokasinya.

Dalam kasus Afghanistan, Washington mengikuti pola yang sama sebelum meninggalkan negara itu, mendukung teroris ISIS untuk menyerang negara-negara tetangga Afghanistan yang menentang dan menjadi saingannya.

Badan Iintelijen Asing Rusia (SVR) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (04/03/2022) bahwa Amerika Serikat sedang melatih teroris Daesh (ISIS) di pangkalan al-Tanf di Suriah untuk dikirim ke Ukraina. 

Sejatinya, kebijakan umum Amerika Serikat adalah menggunakan teroris untuk menyerang musuh-musuhnya. Ini adalah pertama kalinya hal ini dilakukan di benua Eropa dengan mengirimkan teroris ISIS terlatih di pangkalan al-Tanf ke Ukraina timur untuk melawan pasukan Rusia dan milisi Donetsk dan Luhansk.

Tentu saja, Amerika Serikat tidak sendirian dalam hal ini, dan anggota NATO lainnya, Turki, yang sebelumnya memiliki pengalaman serupa dalam mengirim teroris Takfiri ke Libya dan Nagorno-Karabakh, kini berusaha mengirim teroris ke Ukraina.

Pada 2 Maret, Saeed Fars al-Saeed, seorang analis strategis Suriah, mengumumkan bahwa ratusan teroris di bawah naungan dinas intelijen Turki (MIT) sedang bersiap untuk memasuki Ukraina.

Baca juga: Anggap Polandia Strategis di Krisis Ukraina, AS Tambah Pasukan

Fars al-Saeed mengatakan, "2.500 teroris yang ada di provinsi Idlib, Suriah, siap untuk ambil bagian dalam perang melawan Rusia. Badan intelijen Turki akan memantau pemindahan para teroris ini ke Polandia dan kemudian Ukraina, dan sebagian besar teroris ini memiliki kewarganegaraan Suriah, Arab atau Chechnya. Turki adalah negara yang ideal untuk mengamankan penyeberangan bagi perjalanan teroris yang aman ke Polandia dan dari sana ke Ukraina untuk melawan tentara Rusia."

Baku tembah antara kelompok teroris di Idlib, Suriah

Dengan demikian, tampaknya Amerika Serikat dan sekutunya yang selama ini menerapkan standar ganda dalam masalah terorisme dan memperkuat teroris di mana pun demi kepentingannya, kini berniat melakukan hal yang sama di jantung Eropa dan tentu saja kali ini melawan Rusia bersama sekutu Ukrainanya.

Pengalaman masa lalu dan kejahatan teroris Takfiri di Suriah dan Irak menunjukkan bahwa mereka tidak akan mematuhi satu pun dari standar moral dan manusia dalam perang, dan kita harus menanti pengulangan kejahatan mereka, dan tentu saja, kali ini di Ukraina.