Tuntut Mundur, Mahasiswa Kepung Kediaman PM Sri Lanka
Ribuan mahasiswa Sri Lanka mengepung kediaman Perdana Menteri (PM) Mahinda Rajapaksa di ibu kota Kolombo untuk menuntut pengundurkan dirinya di tengah krisis ekonomi yang makin memburuk di negara itu.
AFP Senin (25/4/2022) melaporkan, gelombang protes dipicu kondisi ekonomi Sri Lanka yang semakin parah. Pemadaman listrik selama berbulan-bulan, inflasi yang meroket serta krisis pangan dan bahan bakar meningkatkan ketidakpuasan rakyat Sri Lanka, yang tengah menghadapi kemerosotan ekonomi terburuk sejak kemerdekaannya.
Dalam unjuk rasa yang digelar Minggu (24/4) waktu setempat, para mahasiswa tidak hanya mendatangi tapi juga memanjat pagar kompleks kediaman PM Rajapaksa di Kolombo, setelah polisi memasang barikade di berbagai ruas jalanan setempat.
Polisi berupaya menghentikan demonstran di Kolombo untuk berhubungan dengan demonstran di area lainnya.
Menghadapi barisan polisi yang dilengkapi tameng antihuru-hara, para demonstran berusaha merobohkan barikade yang mencegah mereka memasuki kediaman Rajapaksa.
Sri Lanka sedang mencari sekitar 3 miliar dolar dalam beberapa bulan mendatang dari berbagai sumber termasuk IMF, Bank Dunia, dan India untuk mencegah krisis makin meluas.
Pemerintah Sri Lanka meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengatasi masalah ekonomi yang melilitnya.
Sri Lanka mendesak Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memberikan bantuan keuangan secara cepat di tengah hantaman krisis terburuk sejak 1948 yang ditandai dengan gagal bayar utang.
Bantuan dari IMF ini rencananya akan digunakan untuk membiayai impor barang-barang penting, termasuk makanan dan obat-obatan.
Pekan lalu, bank sentral negara itu mengatakan pihaknya menangguhkan pembayaran beberapa utang luar negerinya sambil menunggu restrukturisasi.(PH)