Eskalasi Kehadiran dan Pengaruh Iran di Amerika Latin
Pemerintah Brazil mengijinkan dua kapal perang Iran merapat di Pelabuhan Rio de Janeiro meski ada tekanan dari Amerika Serikat.
Dua kapal perang Iran yang untuk pertama kalinya melintasi terusan Panama berhasil berlabuh di Pelabuhan Rio de Janeiro meski ada tekanan dari Amerika Serikat.
Dua kapal perang ini setelah menerima ijin dari pemerintah Lula da Silva berhasil berlabuh di Pelabuhan Rio de Janeiro. Peristiwa ini terjadi ketika Washington di balik layar, melakukan banyak tekanan kepada pemerintah Brazil untuk menolak permintaan tersebut. Otoritas Pelabuhan Rio de Janeiro membenarkan bahwa kapal perang Makran dan Dena Iran Ahad (26/2/2023) tiba di pelabuhan ini dan mengingat ada ijin, maka kapal tersebut merapat di pelabuhan tersebut.
Reuters awal bulan ini dalam sebuah laporannya mengkonformasi tekanan pemerintah Amerika kepada Brazil dan menentang dua kapal Iran berlabuh di Pelabuhan Rio de Janeiro. Meski demikian, setelah kunjungan Presiden Lula da Silva ke Washington dan pertemuannya dengan Presiden AS, Joe Biden, ia tetap merilis ijin tersebut. Carlos Eduardo Horta Arentz, deputi komandan angkatan laut Brazil seraya merilis statemen, mengkonfirmasi pemberian ijin bagi dua kapal perang Iran dari 26 Februari hingga 4 Maret di Pelabuhan Rio de Janeiro. Kedutaan Besar AS di Brazil menolak memberi komentar atas hal ini. Sementara itu, Dubes AS untuk Brazil, Elizabeth Bagley meminta pemerintah Lula da Silva menolak memberi ijin kedua kapal perang Iran untuk berlabuh di pelabuhan Rio de Janeiro.
Pemberian izin bagi kapal-kapal Iran untuk berlabuh di pelabuhan Rio de Janeiro, Brazil, meskipun mendapat tekanan dan tentangan dari Amerika Serikat, sekali lagi menunjukkan bahwa pemerintah Amerika Latin tidak mau atau menolak mengikuti tuntutan Washington. Hal ini masuk akal mengingat kecenderungan meningkatnya pemimpin dan pemerintahan sayap kiri di Amerika Latin, misalnya di Brazil, dalam pemilihan presiden baru-baru ini, Lula da Silva, seorang politikus sayap kiri, mampu mengalahkan saingannya dari barat, Jair Bolsonaro yang memiliki kecenderungan yang kuat kepada Amerika.
Setelah menang dan memimpin Brazil, da Silva dengan cepat mencoba memulihkan hubungan dengan negara-negara progresif di Amerika Latin, seperti Venezuela, dan pada saat yang sama berusaha memperbaiki hubungan dengan Republik Islam Iran. Simbol dari masalah ini adalah ijin untuk berlabuh kapal Iran di pelabuhan Brazil, meski ditentang keras oleh Washington.
Dalam beberapa dekade terakhir, hubungan Iran dengan berbagai negara yang terutama menentang kebijakan dan tindakan hegemonik Barat, khususnya Amerika Serikat, selalu berkembang. Secara khusus, Iran telah menjalin hubungan baik dengan beberapa negara di kawasan Amerika Latin seperti Kuba, Venezuela, dan Nikaragua, serta Bolivia yang memiliki sejarah panjang dalam melawan imperialisme dan arogansi global yang dipimpin oleh Amerika Serikat, serta bersama negara-negara tersebut, di forum internasional telah memiliki posisi yang tegas dan kuat di bidang konfrontasi dengan sikap dan langkah Barat, terutama Amerika Serikat, yang ingin memaksakan keinginan dan tujuannya ke negara lain.
Sayid Mohammad Hosseini, deputi bidang parlemen presiden Republik Islam Iran, mengatakan: Republik Islam Iran memiliki hubungan baik dengan Kuba, Nikaragua, Brazil, Chili, Venezuela dan negara-negara Latin dan Amerika Selatan lainnya, dan diharapkan hubungan ini yang terjalin ini akan dikembangkan di berbagai bidang dalam pemerintahan baru. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Iran dan negara-negara maju di Amerika Latin selalu mengalami kemajuan dan hubungan tersebut telah berkembang di bidang politik, ekonomi, komersial, industri, energi, kesehatan, dan lainnya. Contohnya adalah hubungan yang luas antara Iran dan Venezuela.
Mengingat pendekatan permusuhan Amerika terhadap Iran dan Venezuela, Tehran dan Caracas mengambil langkah untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama bilateral, dan dalam hal ini, keduanya menekankan untuk melawan sanksi Washington dan saling membantu. Selain itu, Iran dan Kuba dalam melawan sanksi Amerika, mengambil pendekatan untuk mengembangkan hubungan. Tak hanya itu, Iran juga memiliki hubungan baik dengan negara-negara Amerika Latin lainnya seperti Bolivia dan Brazil.
Kunjungan Ali Bagheri, deputi bidang politik Kemenlu Iran ke Amerika Latin hanya satu bulan setelah lawatan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian ke kawasan ini merupakan konfirmasi atas tekad pemerintah ke-13 Iran untuk memperkuat hubungan dengan Amerika Latin. (MF)