Aug 18, 2023 20:52 Asia/Jakarta
  • Uni Afrika
    Uni Afrika

Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, PSC menentang pengerahan pasukan asing ke Niger, untuk membebaskan Presiden Mohamed Bazoum yang digulingkan, dan apa yang disebut dengan upaya memulihkan konstitusi.

Dikutip surat kabar Prancis, Le Monde, Rabu (16/8/2023), keputusan tersebut diambil setelah pertemuan PSC di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, Senin, untuk membahas situasi di Niger, dan upaya mengatasinya.
 
Bazoum digulingkan pada 26 Juli oleh anggota pengawalnya sendiri, sehingga memicu kemarahan negara-negara Barat, dan beberapa pemerintah negara tetangga yang menyerukan agar kudeta dibatalkan.
 
ECOWAS, blok regional Afrika Barat, mengeluarkan tenggat waktu tujuh hari bagi para pemimpin kudeta di Niger untuk mundur, dan kemudian mengklaim bahwa junta militer Niger, menolak negosiasi. 
 
Pekan lalu, ECOWAS mengizinkan pengaktifan pasukan negara-negara anggotanya untuk bersiaga menghadapi kemungkinan intervensi militer di Niger, jika negosiasi gagal.
 
Pada hari Jumat, Ketua Komisi Uni Afrika, AUC, Moussa Faki Mahamat menyatakan "dukungan kuat" atas keputusan ECOWAS, dan meminta junta militer Niger untuk segera menurunkan ketegangan dengan ECOWAS.
 
Namun, PSC, badan yang bertanggung jawab untuk menyelesaian konflik di Afrika, telah memutuskan untuk tidak menggunakan kekuatan militer di Niger.
 
Paul-Simon Handy, penasihat kebijakan senior di Institute for Security Studies, mengatakan bahwa ECOWAS akan kesulitan melancarkan serangan militer di Niger tanpa persetujuan Uni Afrika. (HS)

Tags