Mengapa Washington Menciptakan Krisis di Eropa?
(last modified Wed, 23 Aug 2023 05:23:57 GMT )
Aug 23, 2023 12:23 Asia/Jakarta

Pada bulan ke-18 Perang Ukraina, api perang merusak ini telah berkobar dan mencakup lebih banyak wilayah akibat kebijakan destruktif Barat, yang telah mengirimkan bantuan militer dan senjata terbesar serta belum pernah terjadi sebelumnya ke Ukraina.

Terlepas dari slogan-slogannya tentang perlunya mengakhiri perang di Ukraina, Amerika sebenarnya telah mengambil pendekatan untuk memperdalam dan memperluas perang ini dengan tujuan untuk melibatkan dan melemahkan Rusia sebanyak mungkin.

Untuk itu, Amerika menerapkan kebijakan mendorong dan menekan negara-negara sekutu Barat, terutama negara-negara Eropa, untuk meningkatkan jumlah pengiriman bantuan militer dan senjata sebanyak-banyaknya ke Ukraina.

Pengiriman senjata Barat ke Ukraina

Pada saat yang sama, Perang Ukraina dan dampak negatifnya terhadap persediaan senjata di negara-negara Eropa telah menyebabkan negara-negara tersebut perlu mengisi persenjataan mereka, dan permintaan akan senjata baru juga meningkat dalam jumlah yang sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya di negara-negara ini.

Dalam hal ini, negara-negara Eropa yang menjadi anggota NATO, seiring dengan peningkatan anggaran militer mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya, telah menandatangani kontrak senjata yang besar dengan Amerika Serikat dan dengan demikian telah memberikan keuntungan miliaran dolar kepada industri militer Amerika Serikat.

Dalam perkembangan terakhir, pemerintah AS pada hari Senin (21/08/2023) setuju untuk mengirim sejumlah besar helikopter serang Apache ke Polandia. Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan persetujuannya dengan penjualan 96 helikopter tempur Apache senilai $12 miliar oleh Boeing ke Polandia.

Pernyataan Kemenlu AS menyebutkan, Penjualan helikopter Apache akan meningkatkan kemampuan Polandia untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan secara signifikan meningkatkan kekuatan tempurnya yang mampu menghalangi musuh dan berpartisipasi dalam operasi NATO.

Tahun lalu, Warsawa memutuskan untuk mengganti armada helikopter era Soviet yang sudah tua dengan helikopter serang Apache AH-64 karena meningkatnya ketegangan regional dan kekhawatiran atas invasi Rusia ke Ukraina.

Polandia mengumumkan pada bulan Januari 2023 bahwa mereka berencana untuk membelanjakan 4% PDB-nya untuk pertahanan tahun ini, dua kali lipat dari angka 2% yang harus dipenuhi oleh anggota NATO.

Sejalan dengan ini, Warsawa menerima seri pertama tank Abrams pada Juni 2023 sebagai bagian dari kontrak senilai $1,4 miliar untuk membeli kendaraan tempur lapis baja dari Amerika Serikat.

Pada bulan ke-18 Perang Ukraina, api perang merusak ini telah berkobar dan mencakup lebih banyak wilayah akibat kebijakan destruktif Barat, yang telah mengirimkan bantuan militer dan senjata terbesar serta belum pernah terjadi sebelumnya ke Ukraina.

Sebelumnya, pemerintah Jerman, sambil mengalokasikan anggaran sebesar 100 miliar euro untuk modernisasi angkatan bersenjata negaranya dan pembelian peralatan militer baru, juga menandatangani kontrak besar dengan Amerika Serikat untuk pembelian jet tempur F-35.

Perubahan situasi dan kondisi keamanan di Eropa, khususnya serangan Rusia ke Ukraina, tidak hanya menyebabkan Amerika mencapai keinginan lamanya untuk meningkatkan anggaran militer Jerman, tetapi pemerintah negara ini telah mengambil tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di bidang militer dan senjata, yang sebelumnya dianggap sangat tidak mungkin.

Dietmar Bartsch, ketua Fraksi Parlemen Partai Kiri Jerman menyebut rencana pemerintah untuk mengalokasikan 100 miliar euro untuk mempersenjatai kembali tentara Jerman sebagai gila dan mencatat bahwa tindakan ini dapat menyebabkan pengurangan bantuan sosial.

Sebenarnya, Perang Ukraina, yang dianggap belum pernah terjadi sebelumnya di benua Eropa setelah Perang Dunia II, telah menyebabkan perubahan yang serius dan mendalam dalam pendekatan militer dan keamanan bahkan persenjataan negara-negara Eropa.

Contoh nyata dari hal ini adalah peningkatan anggaran militer dua negara, Jerman dan Polandia, serta pemesanan berbagai jenis senjata baru ke Amerika yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Negara-negara Eropa lainnya seperti Rumania, Norwegia, Denmark, Belanda dan Finlandia juga telah menandatangani atau berniat menandatangani kontrak senjata besar dengan perusahaan-perusahaan Amerika.

Faktanya adalah bahwa peningkatan anggaran yang signifikan dan belum pernah terjadi sebelumnya yang dialokasikan untuk biaya militer dan senjata di negara-negara anggota NATO Eropa praktis akan menurunkan biaya dan bantuan sosial yang tak terelakkan dalam kerangka kesejahteraan negara karena terbatasnya sumber daya keuangan.

Bendera Ukraina dan NATO

Ini adalah berita buruk bagi banyak orang di Eropa yang menghadapi kehilangan pekerjaan dan penutupan banyak bisnis akibat epidemi virus Corona dalam dua tahun terakhir.

Selain itu, Perang Ukraina kini telah menjadi berkah tak terduga bagi perusahaan-perusahaan senjata Amerika dan telah menyebabkan pesanan sejumlah besar berbagai senjata ke perusahaan-perusahaan tersebut dari negara-negara Eropa.(sl)