Amerika Tinjauan dari Dalam, 6 Januari 2024
Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Gedung Putih: Kami Tak Ingin Berperang dengan Houthi.
Isu-isu lainnya dari Amerika Serikat;
- Senator Partai Demokrat Kecam Langkah Biden Pasok Senjata ke Israel
- Pendukung Palestina Unjuk Rasa di Depan Gedung Perdagangan Dunia AS
- Sejumlah Ledakan Guncang New York
- Senator Amerika: Netanyahu Picu Bencana Kemanusiaan di Gaza
- Imam Masjid AS Jadi Sasaran Teror
- Pemerintah AS Mengaku Kesulitan Serang Posisi Ansarullah
- Pentagon Akui Bunuh Komandan Hashd Al Shaabi di Irak
Gedung Putih: Kami Tak Ingin Berperang dengan Houthi
Koordinator urusan strategis di Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, mengatakan, Washington tidak ingin berperang dengan Yaman, atau memperluas area konflik.
John Kirby, Minggu (31/12/2023) menuturkan, "Kami tidak menginginkan konflik yang lebih luas di wilayah ini, dan kami tidak ingin terjun dalam konflik dengan Houthi."
Ia menambahkan, "Hasil terbaik dalam masalah ini adalah menghentikan serangan-serangan Houthi, seperti yang sudah kami jelaskan berulang kali."
Pada saat yang sama, John Kirby, menuturkan, "Kami punya kepentingan keamanan nasional signifikan di kawasan ini, dan kita akan mengerahkan kekuatan yang diperlukan untuk melindunginya."
Lebih lanjut Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS menegaskan, "Kami akan mengambil tindakan untuk membela diri di masa mendatang."
Menurut Kirby, AS tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun, tapi pihaknya sudah berbicara kepada Houthi, secara terbuka, dan kepada sekutu AS, di kawasan secara pribadi.
"AS menanggapi ancaman-ancaman Houthi, secara serius, dan kami akan mengambil keputusan yang tepat di masa mendatang," pungkasnya.
Senator Partai Demokrat Kecam Langkah Biden Pasok Senjata ke Israel
Senator Partai Demokrat mengecam langkah Presiden AS yang mengirim senjata ke Israel.
Di tengah gelombang protes masyarakat, serta kalangan akademis, terutama mahasiswa Amerika yang mengecam tindakan kriminal rezim Zionis di Gaza, tapi pemerintah Amerika tetap memberikan dukungan finansial dan militer kepada rezim Zionis.
Paket senilai US$14,3 miliar untuk mendukung rezim Zionis yang membunuh anak-anak Palestina diumumkan pada November 2023, dan Joe Biden menyebutnya sebagai paket dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung tentara Israel.
Senator Negara Bagian Virginia Tim Kaine bergabung dengan kelompok Demokrat yang mengkritik Presiden AS Joe Biden, karena mengabaikan Kongres AS terkait transfer senjata ke Israel dan menuntut penjelasan darinya.
Menurut surat kabar Guardian, Tim Kaine bergabung dengan anggota Partai Demokrat yang mempertanyakan tindakan Biden dalam mentransfer amunisi Amerika ke Israel tanpa pertimbangan hukum.
Kaine, yang merupakan anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat AS dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa transfer senjata harus dilakukan di bawah pengawasan Kongres AS.
"Kami ingin penjelasan tentang alasan aksi yang terjadi kedua kalinya pada bulan ini," tegasnya.
Pendukung Palestina Unjuk Rasa di Depan Gedung Perdagangan Dunia AS
Pendukung Palestina berkumpul di depan Gedung Perdagangan Dunia di AS sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah AS yang mendukung serangan rezim Zionis terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Para pendukung Palestina hari Sabtu (30/12/2023) berkumpul di depan Gedung Perdagangan Dunia AS di New York City dan memegang poster yang menyebut Presiden AS Joe Biden terlibat dalam aksi genosida Israel di Gaza.
Para demonstran juga meneriakkan Allahu Akbar dan slogan bebaskan Palestina.
Sebelumnya, para pendukung Palestina di Amerika turun ke jalan di berbagai wilayah di New York City dan menyatakan solidaritas mereka terhadap rakyat tertindas di Jalur Gaza.
Pendukung Palestina dalam unjuk rasa anti-Israel meneriakkan slogan bahwa presiden As, Joe Biden dan Menlu AS, Antony Blinken terlibat langsung dalam genosida yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Sejumlah Ledakan Guncang New York
Beberapa ledakan mengguncang Kota New York yang memicu kepanikan warga di wilayah Amerika itu.
Menurut majalah Newsweek, penduduk kawasan Manhattan dan Queens di New York City, Amerika Serikat hari Selasa melaporkan bahwa mereka mendengar ledakan di kawasan tersebut dan gedung mereka berguncang pada pukul 6 pagi Selasa waktu setempat.
Juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Kota New York juga mengatakan penyebab ledakan dan getaran bangunan di kota tersebut belum ditemukan.
Sejauh ini, tidak ada korban luka yang dilaporkan sehubungan dengan ledakan di New York City tersebut.
Senator Amerika: Netanyahu Picu Bencana Kemanusiaan di Gaza
Senator Partai Demokrat di Kongres AS menyatakan bahwa Perdana Menteri rezim Zionis harus mengupayakan perdamaian permanen daripada memperpanjang perang di Jalur Gaza.
Menurut kantor berita Anadoli, Elizabeth Warren, senator Partai Demokrat di Kongres AS di akun jejaring sosial X hari Rabu (3/1/2024) menekankan perlunya melakukan gencatan senjata, dengan mengatakan,"Netanyahu dan kabinet perang sayap kanannya telah menyebabkan bencana kemanusiaan dan membantai ribuan warga sipil Palestina.”
Komentar Warren muncul sebagai tanggapan terhadap statemen Netanyahu baru-baru ini yang mengatakan bahwa perang masih akan berlangsung selama berbulan-bulan.
“Daripada memulai perang berbulan-bulan, Israel harus memulangkan para sandera,” ujar Warren.
Perang di Jalur Gaza sudah berlangsung selama tiga bulan berturut-turut yang menyebabkan setidaknya 22.185 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak gugur, dan 57.035 orang luka-luka. Namun rezim Zionis tidak bersedia menghentikannya, meskipun menghadapi tekanan internasional.
Serangan militer rezim Zionis di Jalur Gaza yang dimulai pada tanggal 7 Oktober mendapat reaksi keras dari masyarakat dunia. Namun hingga saat ini organisasi internasional, termasuk PBB, masih belum mampu menghentikan serangan ini.
Imam Masjid AS Jadi Sasaran Teror
Seorang imam masjid kemarin ditembak hingga tewas di luar sebuah masjid di Newark dekat New York, Amerika Serikat.
Menurut situs USA Today, Jaksa Agung Negara Bagian New Jersey Matthew Plotkin mengatakan bahwa korban bernama Hassan Sharif, terluka oleh beberapa peluru pada Rabu pagi waktu setempat dan dibawa ke rumah sakit, tapi tidak tertolong.
"Kami masih belum mengetahui motif kejahatan ini, namun bukti yang dikumpulkan sejauh ini tidak menunjukkan bahwa kejahatan ini memiliki motif rasis atau teroris," kata jaksa agung New Jersey.
“Mengingat peristiwa global dan meningkatnya prasangka yang dialami banyak komunitas di negara bagian New Jersey, khususnya komunitas Muslim, banyak yang kini menghadapi rasa takut yang semakin besar,” tegas Jaksa Agung New Jersey.
New Jersey menjadi rumah bagi setidaknya 300 ribu Muslim Amerika Serikat.
Pemerintah AS Mengaku Kesulitan Serang Posisi Ansarullah
Surat kabar Amerika Serikat, mengutip sejumlah pejabat Gedung Putih, mengatakan kesulitan dalam melancarkan serangan ke posisi-posisi pasukan Yaman.
Wall Street Journal, Rabu (3/1/2024) melaporkan, sejumlah pejabat AS, mengatakan salah satu kesulitan dalam menyerang posisi Houthi (Ansarullah) adalah karena banyak sistem persenjataan mereka yang bergerak, tidak statis.
Seorang pejabat Pusat Komando Militer AS di Timur Tengah, CENTCOM, kepada WSJ mengatakan, pasukan Yaman, sejak pertengahan bulan November 2023, melancarkan 24 kali serangan ke kapal-kapal dagang di Laut Merah.
Ansarullah, yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah Yaman, sejak pecahnya serangan brutal Israel, ke Gaza, melancarkan serangan ke kapal-kapal milik Israel, atau yang berlayar ke Israel, di Laut Merah.
Serangan-serangan pasukan Yaman, di Laut Merah, dimulai sejak 19 November 2023, dan Ansarullah mengumumkan selama serangan Israel, ke Gaza, belum dihentikan, aksi mereka di Laut Merah, juga akan terus berlanjut.
Sementara itu New York Times, Senin lalu mengklaim Departemen Pertahanan AS, Pentagon, tengah mempersiapkan serangan ke pangkalan-pangkalan militer Ansarullah, di dalam Yaman.
Menurut NY Times, konfrontasi militer langsung AS, dengan Yaman, merupakan pilihan yang sulit bagi pemerintahan Presiden Joe Biden.
"Pemerintah Biden, harus memutuskan apakah akan menyerang situs-situs rudal dan drone Houthi, di Yaman, atau menunggu sampai Houthi, mundur sendiri, pertanyaannya apakah Houthi akan mundur atau tidak," kata NY Times.
Pentagon Akui Bunuh Komandan Hashd Al Shaabi di Irak
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat, mengonfirmasi serangan pasukan negara itu yang menargetkan seorang komandan Hashd Al Shaabi Irak.
Dikutip Reuters, Kamis (4/1/2024) Patrick Ryder, mengatakan, pasukan AS, melancarkan serangan yang menyebabkan Mushtaq Talib al-Saeedi atau Abu Taqwa, salah satu komandan Gerakan Al Nujaba, bagian dari Hashd Al Shaabi Irak, gugur.
Ryder menjelaskan bahwa Abu Taqwa, secara aktif terlibat dalam perencanaan, dan pelaksanaan serangan terhadap personel militer AS. Menurut klaim Jubir Pentagon, serangan itu menewaskan beberapa orang lainnya, dan dilakukan sebagai bentuk membela diri.
Ia menambahkan, serangan tersebut menghantam sebuah kendaraan yang ditumpangi oleh salah satu komandan Gerakan Al Nujaba, di kota Baghdad.
Sebelumnya dilaporkan terjadi serangan drone ke markas Brigade 12 Hashd Al Shaabi, di Baghdad, menyebabkan Mushtaq Talib al-Saeedi atau Abu Taqwa, Deputi Komandan Operasi Baghdad, dan asistennya gugur, serta enam lainnya terluka.
Sebuah drone menembakkan empat rudal ke kendaraan yang ditumpangi Abu Taqwa, saat hendak memasuki markas Brigade ke-12 Hashd Al Shaabi di Baghdad.
Poros perlawanan di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman, selama ini terus melancarkan serangan ke pasukan AS, di kawasan untuk mendukung rakyat Palestina, di Gaza.