Jun 18, 2024 11:37 Asia/Jakarta
  • Haji, Islam yang Beradab dan Perlawanan Global

Konsolidasi hubungan Islam dan kemanusiaan, khususnya di kawasan Asia Barat, meski berwawasan global, merupakan hal yang mengakar, bisa diharapkan dan memiliki landasa teoritis kuat mendapat perhatian khusus dalam manasik haji.

Memperhatikan kedudukan haji dalam membangun sistem sosial global sangatlah penting. Dalam artikel berjudul "Gaza, Haji dan Peluang Sejarah bagi Islam yang Beradab dan Global" yang dimuat di situs berita Alif disebutkan beberapa bagian dari hal tersebut, dan Pars Today kali ini akan menyampaikan ringkasannya sebagai berikut.

Dalam pesannya kepada para jemaah haji tahun ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan:

Lantunan Irama indah Ibrahimi mengundang seluruh umat di setiap masa menuju Ka'bah pada musim haji untuk menunaikan perintah ilahi. Tahun ini kembali menarik hati umat Islam dari seluruh penjuru dunia ke arah poros tauhid dan persatuan, sekaligus menciptakan kumpulan besar manusia nan agung yang beraneka ragam, dan menampilkan bentangan manusia dan kekuatan spiritual Islam ke dalam dan luar.

Seperti yang bisa kita lihat, dalam pernyataannya, Rahbar menyebut Ka'bah sebagai milik seluruh umat manusia dan dalam pengertian ini, mereka menekankan universalitas Ka'bah dan Islam. Beliau terus menyebut haji sebagai wujud kesetaraan martabat umat manusia.

Selain itu, Ayatullah Khamenei dalam pesan haji tahun ini menyoroti isu Gaza, dan menilai ibadah haji sebagai gerakan pembebasan melawan para penindas global.

Pemimpin Besar Revolusi Islam, sebagaimana pendahulunya selalu menekankan pandangan peradaban dan kemanusiaan. Pada saat yang sama menjelaskan pentingnya isu Gaza dan keruntuhan rezim Zionis yang belum pernah terjadi sebelumnya di mata opini publik dunia.

Dalam wacana ini, manusia merupakan sebuah konsep yang tidak terbatas pada batas dan geografi tertentu. Dari sudut pandang yang lebih filosofis, gagasan Revolusi Islam bebas dari segala bentuk pandangan materialisme. Salah satunya melepaskan perbedaan warna kulit atau ras.

Contoh lainnya adalah ketergantungan yang berlebihan pada geografi dan perbatasan. Namun berdasarkan konsep Islam revolusioner, sisi dalam lebih diutamakan daripada sisi luar. Oleh karena itu, dinamika Revolusi Islam yang luar biasa tidak bergantung pada ras, bahkan agama individu dan tidak pernah terbatas pada batas negara.

Bahkan ketika Barat memberlakukan perang selama delapan tahun terhadap Iran untuk mengekang dinamika ini, negara-negara Barat tidak dapat mengekang globalisasi dan peradaban Revolusi Islam di level internasional. Sebaliknya, revolusi Islam dalam delapan tahun Pertahanan Suci mampu menjadi sumber inspirasi dan penciptaan nilai serta gerakan kemanusiaan yang unik dalam sejarah politik kontemporer.

Barat mencoba beralih dari gagasan nasionalisme ke arah regionalisme, bahkan trans-regionalisme dalam pengalaman sejarah perang saudara. Terbentuknya Uni Eropa merupakan produk dari sebuah proses sejarah yang perhatian pertamanya terbentuk dari perang agama di Eropa dan kekhawatiran selanjutnya dari Perang Dunia Pertama dan Kedua.

Bahkan saat ini, Barat mengetahui bahwa peradaban sebagaimana disampaikan Pemimpin Besar Revolusi Islam berarti penyatuan negara-negara Muslim dan, di luar identifikasi ini, dan pembentukan lebih banyak lagi front yang membebaskan dan mencari keadilan di seluruh dunia melawan model globalisasi kapitalisme Barat.

Ritual haji tahun ini telah dan mempunyai arti penting yang unik dalam beberapa tahun terakhir. Pentingnya hal ini disebabkan oleh terjadinya peristiwa penting di Asia Barat, yaitu penumpasan teroris Daesh, dan semakin pendeknya tangan Amerika di kawasan, serta melemahnya kekuatan rezim Zionis setelah operasi penyerangan Badai Al-Aqsa dan Vadeh Sadiq pada tanggal 7 Oktober.

Tidak diragukan lagi, ibadah haji tahun ini menjadi keistimewaan dan kehormatan serta dapat menjadi simbol dan puncak peradaban Islam dan Islam global yang diusung oleh Revolusi Islam.(PH)

Tags