Akar Masalah Muslim Saat Ini, Tidak Berlepas Tangan pada Musuh Islam
Jun 02, 2025 22:04 Asia/Jakarta
Pars Today – Baraat adalah konsep yang ada dalam Al Quran, yang berarti kebencian dan pemutusan hubungan dengan orang-orang musyrik serta musuh Islam.
Meskipun pengumuman baraat terhadap musyrik sudah ada di umat-umat terdahulu tapi dengan kemunculan Islam, dan pengangkatan Nabi Muhammad SAW, masalah ini mencapai puncaknya dalam agama Islam.
Ayat-Ayat Baraat
Di ayat 3 Surat At Taubah, Allah SWT berfirman, وَأَذَانٌ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ ۙ وَرَسُولُهُ “Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.”
Di ayat 29 Surat Fath, Allah SWT berfirman, مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”
Di ayat 51 Surat Al Maidah, Allah SWT berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
Di ayat 114 Surat At Taubah, Allah SWT berfirman, فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِّلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ “Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya.”
Di ayat 4 Surat Al Mumtahina, Allah SWT berfirman, قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.”
Pengumuman Baraat
Pengumuman baraat atau berlepas tangan dari orang-orang musyrik, dan hukumnya dalam sejarah Islam, untuk pertama kalinya ditetapkan setelah pelanggaran orang-orang musyrik pada Fath Mekah tahun 8 Hijriah Qamariah atas perjanjian tidak menyerah dan bermusuhan dengan Nabi Muhammad SAW. Imam Ali bin Abi Thalib as pengganti Nabi Muhammad SAW mengumumkan baraat atas orang-orang musyrik pada 10 Dzulhijjah di tahun yang sama di Mina, dalam khutbahnya, kemudian melantunkan ayat baraat.
Mengapa Haji?
Karena baraat terhadap orang-orang musyrik pertama kali diumumkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan karena Sunnah serta teladan Rasulullah SAW abadi, maka Sunnah ini dijalankan pada saat haji. Meskipun pengumuman baraat terhadap orang musyrik tidak mengenal waktu atau musim, dan setiap Muslim dalam seluruh hidupnya menyampaikan baraat serta kebencian atas musyrik.
Menghidupkan Sunnah Baraat
Menghidupkan Sunnah baraat terhadap musyrik dan menjelaskan landasannya di masa sekarang ini, kembali ke Imam Khomeini, Pendiri Republik Islam Islam. Beliau menganggap landasan utama baraat terhadap musyrik adalah ajaran tentang tawali dan tabbari, dan dengan memperluas konsep tersebut ke ayat Al Quran, di Surat At Taubah, menilai penghancuran berhala-berhala Kabah atas perintah Nabi Muhammad SAW termasuk dari baraat terhadap orang musyrik, dan beliau percaya bahwa unsur aslinya adalah menolak penyembahan berhala, dan mengumumkan kebencian pada musyrik, dan musuh Islam, serta mengecam kebijakan-kebijakan konspiratif dan menindas. Muslim harus mengenal berhala-berhala terkini, dan menghancurkannya. Maka dari itu baraat tidak terbatas pada waktu dan tempat, dan Imam Khomeini menegaskan bahwa baraat mesti terus diulang-ulang setiap tahun.
Membela Muslim
Hasil lain dari perluasan makna baraat dalam pandangan Imam Khomeini adalah membela umat Islam, di hadapan penjajah. Dari sudut pandang Imam Khomeini, perhatian jemaah haji pada dimensi politik dan sosial haji akan memutus tangan penindas, dan membuka kesempatan dicapainya kemerdekaan hakiki. Dalam pandangan itu, haji tanpa baraat terhadap musyrik dianggap cacat dan tidak bernilai. Menurut keyakinan Imam Khomeini, baraat menjadikan Kabah pusat permanen Tauhid dan pengumuman kebencian pada musyrik dan penindasan, dan sebagian amalan haji seperti lempar batu ke symbol setan, dilakukan di jalan ini. (HS)
Tags