Eksodus Golongan Terpelajar Muslim dari Prancis karena Islamfobia
(last modified Thu, 11 Jul 2024 13:19:19 GMT )
Jul 11, 2024 20:19 Asia/Jakarta
  • Eksodus Golongan Terpelajar Muslim dari Prancis karena Islamfobia

Parstoday – Meningkatnya fenomena Islamfobia di Prancis, telah menyebabkan peningkatan eksodus golongan terpelajar Muslim, dari negara itu.

Meskipun Prancis, adalah negara Eropa, dengan jumlah umat Islam, terbanyak, namun diskriminasi dan memburuknya Islamfobia, di negara itu telah memaksa komunitas Muslim, bermigrasi.
 
Berdasarkan sebuah penelitian baru, dari setiap 10 warga Muslim terpelajar di Prancis, yang bermigrasi, minimal tujuh orang di antaranya mengaku didorong oleh meningkatnya Islamfobia.
 
Dalam penelitian yang dilakukan Universitas Lille, yang dipimpin oleh Profesor Olivier Esteves, disebutkan bahwa sejumlah banyak Muslim, dengan pendidikan tinggi di Prancis, bermigrasi ke Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Emirat Arab.
 
Yasser Louati, aktivis hak asasi manusia dan kebebasan sipil asal Prancis, dalam wawancara dengan kantor berita Anadolu mengatakan, tidak adanya kebebasan beragama menjadi alasan keluarnya golongan terpelajar Muslim dari Prancis.
 
Fenomena Islamfobia, dan bertambahnya tekanan terhadap umat Islam, di Prancis, dalam beberapa tahun terakhir terjadi semakin keras. 
 
Di masa Presiden Emmanuel Macron, kelompok sayap kanan moderat Prancis, menerapkan berbagai pembatasan terhadap Muslim, selain mengesahkan banyak undang-undang yang mengekang mereka.
 
Kebijakan tersebut telah membuat kehidupan warga Muslim, dan pusat-pusat kegiatan Islam, di Prancis, semakin sulit lebih dari sebelumnya.
 
Pemerintah Prancis, pada Februari 2022 mengumumkan berdirinya Forum Islam Prancis (FORIF) dengan dalih untuk menyesuaikan umat Islam, negara ini dengan kebudayaan dan masyarakat Prancis, serta untuk melawan ekstremisme.
 
Bersamaan dengan beroperasinya Forum Islam Prancis, yang merupakan bagian dari upaya luas Macron, untuk memperlemah Islam, di negara itu, lembaga yang telah berdiri sebelumnya yaitu Dewan Iman Muslim Prancis, dibubarkan.
 
Strategi dan langkah Macron, bertumpu pada "sekularisme agresif" yang menuntut perlawanan aktif terhadap agama di arena sosial. Pada dasarnya pemerintah Prancis, tidak punya pandangan positif terhadap Islam.
 
Oleh karena itu pemerintah Prancis, melakukan langkah apa pun yang sejalan dengan Islamfobia, termasuk pelarangan hijab Islami, di sekolah-sekolah, dan sekarang pelarangan hijab di pertandingan olimpiade internasional. (HS)