Anda Bukan Atlet! Pandangan Jijik atas Kehadiran Israel di Olimpiade Paris
(last modified Mon, 05 Aug 2024 09:47:01 GMT )
Aug 05, 2024 16:47 Asia/Jakarta
  • Atlet rezim Israel pembunuh anak-anak
    Atlet rezim Israel pembunuh anak-anak

Parstoday - Olimpiade Paris 2024 diprotes banyak budaya dan masyarakat karena tayangannya yang keji. Tentu saja, ini bukan satu-satunya keburukan Olimpiade kali ini. Keburukan terbesarnya adalah kehadiran tentara-atlet Israel, yang kehadirannya masih diprotes.

Pemerintah Prancis, seperti yang telah ditunjukkan, tidak mengizinkan reaksi dan protes terhadap kehadiran konvoi rezim Zionis di Olimpiade Paris.

Menurut Pars Today, Paris telah mengumumkan bahwa pasukan keamanan Prancis akan menjaga konvoi rezim Zionis 24 jam sehari.

Yang pasti saat ini Zionis sedang mengalami masa-masa sulit di Olimpiade 2024. Dalam setiap pertandingan yang menghadirkan atlet dari rezim Zionis, para penonton hadir di aula pertandingan mengibarkan bendera Palestina untuk “mencemooh” atlet Zionis tersebut.

Sementara itu, perilaku protes para atlet pun tak kalah pentingnya.

Massoud Ridwan Idris, judoka Aljazair mengundurkan diri dari kompetisi dengan perwakilan Israel sebagai protes atas kejahatan Zionis terhadap rakyat Gaza. Zeinab Norouz, atlet dayung Iran juga tampil mendukung rakyat Palestina yang tertindas dengan bendera solidaritas antara Iran dan Palestina.

Judoka Tajikistan Nurali Emomali menolak berjabat tangan dengan perwakilan rezim Israel usai berlaga di putaran ke-16 Olimpiade Paris 2024. Sebelum meninggalkan tatami, judoka Tajikistan ini menunjuk keagungan Tuhan dengan mengacungkan jari telunjuknya.

Kejadian seperti ini tidak berakhir di situ. Di luar stadion dan meskipun ada ketegangan dengan otoritas keamanan Paris, seruan protes masyarakat dan anggota parlemen terhadap kehadiran karavan olahraga Israel terdengar keras, seperti yang dikatakan oleh Thomas Portes, seorang anggota parlemen Prancis, dalam pawai di Paris:

“Atlet Israel di Olimpiade tidak boleh dipuji. Komite Olimpiade Internasional harus ditekan untuk melarang bendera dan lagu kebangsaan Israel, seperti yang dilakukan terhadap Rusia.”

Di sisi lain, bahkan jaringan yang berafiliasi dengan Israel mengakui kebencian masyarakat dunia terhadap atlet Zionis, seperti yang dikatakan Babak Ishaghi, reporter jaringan anti-Iran “Iran-International” yang berafiliasi dengan Kantor Perdana Menteri Israel.

Dalam sebuah laporan yang disampaikannya baru-baru ia mengakui betapa dibencinya perwakilan Israel yang hadir di Olimpiade di antara negara-negara dan masyarakat yang mendukung Palestina. Dirinya menilai penyebab kebencian tersebut adalah kampanye kesadaran yang dilakukan oleh Iran.

Pada faktanya, Olimpiade Paris 2024 menunjukkan bahwa ajang internasional ini, dengan mengizinkan partisipasi para atlet rezim Israel, telah meninggalkan tujuan utamanya, yaitu menyebarkan dan mempromosikan prinsip-prinsip Olimpiade ke seluruh dunia.

Otoritas Olimpiade 2024 mengizinkan sebuah rezim untuk berpartisipasi dalam periode ini, yang telah menewaskan banyak atlet Palestina sejak awal operasi Badai Al-Aqsa.

Statistik menunjukkan, sejak 7 Oktober 2023, 350 atlet, wasit, dan ofisial olahraga Palestina serta 250 pemain sepak bola Palestina gugur syahid akibat kejahatan Israel.(sl)

Tags